Kekristenan

Agama Kristen adalah sebuah kepercayaan yang berdasar pada ajaran, hidup, sengsara, berpulang alam dan kebangkitan Yesus Kristus. Agama ini meyakini Yesus Kristus adalah Tuhan dan Mesias, juru selamat bagi seluruh umat manusia, yang menebus manusia dari dosa. Mereka beribadah di gereja dan Kitab Suci mereka adalah Alkitab. Murid-murid Yesus Kristus pertama kali dipanggil Kristen di Antiokhia (Kisah Para Rasul 11: 26b).

Cerminan umum agama Kristen

Dasar-dasar Iman

Crucifixion, menggambarkan kematian Yesus di kayu salib, lukisan dari D. Velázquez, pada 100 tahun ke 17.

Agama Kristen termasuk salah satu dari agama Abrahamik yang berdasarkan hidup, ajaran, kematian dengan penyaliban, kebangkitan, dan kenaikan Yesus dari Nazaret ke surga, sebagaimana diterangkan dalam Perjanjian Baru, umat Kristen meyakini bahwa Yesus adalah Mesias yang dinubuatkan dalam dari Perjanjian Lama (atau Kitab suci Yahudi). Kekristenan adalah monoteisme, yang percaya akan tiga pribadi (secara teknis dalam bahasa Yunani hypostasis) Tuhan atau Tritunggal. Tritunggal diperjelas pertama kali pada Konsili Nicea Pertama (325) yang dihimpun oleh Kaisar Romawi Konstantin I.

Pemeluk agama Kristen mengimani bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan dan Juru Selamat, dan memegang ajaran yang diantarkan Yesus Kristus. Dalam kepercayaan Kristen, Yesus Kristus adalah pendiri jemaat (gereja) dan kepemimpinan gereja yang kekal (Injil Matius 16: 18-19)

Umat Kristen juga percaya bahwa Yesus Kristus akan masuk untuk kedua kalinya sebagai Raja dan Hakim akan alam ini. Sebagaimana agama Yahudi, mereka menjunjung ajaran moral yang tertulis dalam Sepuluh Perintah Tuhan.

Sebutan Kristen sendiri mempunyai arti "pengikut Kristus atau "pengikut Yesus". Murid-murid Yesus Kristus untuk pertama kalinya dinamakan Kristen ketika mereka berkumpul di Antiokia (Kisah Para Rasul 11: 26b).

Gerakan

Sepeninggal Yesus, kepemimpinan orang Kristen dilangsungkan berdasarkan penunjukan Petrus oleh Yesus. Sehabis Petrus berpulang alam kepemimpinan dilangsungkan oleh para uskup yang diketuai oleh uskup Roma. Pengakuan iman mereka menyebutkan kepercayaan akan Allah Tritunggal yang Mahakudus, yakni Bapa, Anak (Yesus Kristus), Roh kudus, Gereja yang satu, kudus, katolik, apostolik; pengampunan dosa, kebangkitan badan, kehidupan kekal.

Sehabis itu, Gereja Kristen mengalami dua kali perpecahan yang besar: yang pertama terjadi pada tahun 1054 antara Gereja Barat yang berpusat di Roma (Gereja Katolik Roma) dengan Gereja Timur (Gereja Ortodoks Timur) yang berpusat di Konstantinopel (sekarang Turki). Yang kedua terjadi antara Gereja Katolik dengan Gereja Protestan pada tahun 1517 ketika Martin Luther memprotes ajaran Gereja yang dianggapnya telah menyimpang dari kebenaran.

Banyak denominasi Gereja sekarang menyadari bahwa perpecahan itu justru menyimpang dari pesan Yesus yang mendoakan kesatuan di antara para pengikutnya.

"Dan bukan untuk mereka ini saja Diri sendiri berdoa, tetapi juga untuk orang-orang, yang percaya kepada-Ku oleh pemberitaan mereka; agar mereka semua dijadikan satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Diri sendiri dan Diri sendiri di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, agar alam percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku."
 
Injil Yohanes 17:20-21

Doa ini kemudian dijadikan landasan dari gerakan ekumenisme yang dimulai pada awal 100 tahun ke-20.

Ibadah

Contoh benda-benda yang dipakai umat Kristen dan Katolik untuk beribadah—Alkitab, sebuah Salib, and sebuah Rosario.

Liturgi

Justin Martyr menggambarkan liturgi [1] (tata agenda urutan ibadah) Kristen di First Apology (c. 150) kepada Penguasa Antoninus Pius pada 100 tahun ke-2, dan penggambarannya masih relevan untuk menggambarkan struktur landasan dari liturgi ibadah Kristen. Justin menggambarkan, orang Kristen berkumpul untuk ibadah bersama pada hari Minggu, yaitu hari Yesus bangkit dari kubur. Pembacaan Firman Tuhan diambil dari Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, tapi terutama dari Injil. Pada belakang dari liturgi ibadah, diadakan Perjamuan Kudus, untuk mengingatkan pengorbanan Yesus. [1]

Namun gereja pada saat ini juga hadir yang mengadakan ibadah selain hari Minggu. Gereja Advent Hari Ketujuh berkumpul pada hari Sabtu. Gereja Pentakosta atau Karismatik mengikuti "tuntunan Roh Kudus" dan tanpa mempunyai liturgi yang tertulis, walaupun hadir susunan agenda urutan umum kebiasaan ibadah yang biasanya dari minggu ke minggu mirip. Gereja Evangelical menggabungkan Pop dan Rock ke dalam ibadahnya, sementara beberapa Gereja lainnya melarang sama sekali penggunaan alat musik dalam ibadah, seperti Gereja Ortodoks.

Ibadah mampu divariasikan untuk acara-acara khusus, seperti baptisan, pernikahan, atau hari raya Kristen seperti Natal dan Paskah. Hadir pula ibadah untuk anak-anak, yang biasanya dinamakan Sekolah Minggu atau Ibadah Anak.

Sakramen

Sakramen adalah ritus Agama Kristen yang dijadikan perantara (menyalurkan) rahmat ilahi. Sebutan 'sakramen' berasal dari Bahasa Latin sacramentum yang dengan agenda harfiah berarti "menjadikan suci". Salah satu contoh penggunaan sebutan sacramentum adalah sebagai sebutan untuk sumpah bakti yang diikrarkan para prajurit Romawi; sebutan ini kemudian dipakai oleh Gereja dalam pengertian harfiahnya dan bukan dalam pengertian sumpah tadi. [2]

Kalender Liturgis

Komunitas Katolik Roma, Anglikan, dan Kristen Protestan menertibkan ibadah dalam jadwal kalender liturgis. Hal ini termasuk hari-hari suci, misalnya Hari Perenungan yang mengingatkan sebuah peristiwa di dalam hidup Yesus Kristus, hari-hari puasa, atau perayaan-perayaan biasa seperti hari mengingatkan orang-orang kudus. Komunitas Kristen yang tanpa mengikuti tradisi kalender liturgis biasanya masih tetap merayakan perayaan-perayaan tertentu, seperti Natal, Paskah, dan Kenaikan Yesus ke Surga. Beberapa Gereja sama sekali tanpa memakai kalender liturgis. [3]

Simbol

Salib, yang saat ini adalah simbol Kekristenan yang paling gampang dikenali di seluruh alam, telah dipakai sebagai simbol Kristen pada zaman sangat awal. [4] Simbol ikan juga nampaknya hadir di urutan teratas simbol favorit sehabis salib. Simbol ikan dipakai oleh karena kemiripan 5 huruf konsonan yang mewujudkan sebutan ikan (Ichthys), yang mana mampu dipakai sebagai singkatan untuk menggambarkan Yesus: Iesous Christos Theou Yios Soter, berarti Yesus Kristus, Anak Allah, Penyelamat. [5]

Orang Kristen awal mula suka untuk menghiasi makam-makam mereka dengan ukir-ukiran dan gambar mengenai Yesus, orang-orang kudus, peristiwa dari Alkitab, dan perlambang-perlambang lainnya. Orang-orang Kristen awal tanpa mempunyai pemikiran negatif menganai gambar, ukiran, maupun patung. [6] Simbol-simbol lainnya meliputi burung merpati (simbol Roh Kudus), anak domba (simbol pengorbanan Yesus), pohon anggur beserta ranting-rantingnya (simbol bahwa orang Kristen harus mempunyai hubungan dengan agenda pribadi dengan Yesus) dan banyak lainnya. Semua ini diambil dari ayat-ayat Alkitab Perjanjian Baru. [7]

Lukisan The Baptism of Christ oleh Francesco Albani.

Baptisan

Baptisan adalah sebuah ritual dan sakramen menggunakan air, yang menandakan seseorang berkomitmen dijadikan seorang Kristen dan tergabung dijadikan bagian Gereja. Hadir gereja yang memperbolehkan baptisan dengan air yang dipercikkan (misalnya Gereja Kristen Protestan, Gereja Katolik dan Ortodoks), hadir gereja yang mengharuskan baptisan diterapkan dengan diselamkan ke dalam air seperti Yesus (misalnya Gereja Pantekosta dan Karismatik).

Doa

Proses mengajarkan Yesus tentang doa pada Khotbah di Bukit menggambarkan bahwa doa dengan agenda Kristiani hanya memakai sedikit faktor eksternal, atau tanpa hadir sama sekali, seperti misalnya harus menggambar simbol-simbol tertentu atau harus menyembelih hewan-hewan tertentu terlebih dahulu sebelum berdoa. Dalam doa dengan agenda Kristiani, semua perilaku-perilaku yang menekankan kepada "teknik-teknik berdoa" yang menggunakan faktor eksternal seperti yang tadi diistilahkan biasanya dituduh sebagai "pagan" (paganisme, penyembahan berhala). Karena itu, dalam doa dengan agenda Kristiani, yang ditekankan adalah cukup hanya perlu percaya kepada kebaikan Tuhan ketika berdoa. [8] Di seluruh Perjanjian Baru, penekanan terhadap kebebasan untuk masuk kepada Tuhan ini pun ditekankan. [9] Keyakinan ini harus dilihat dari sudut pandang kepercayaan Kristen terhadap hubungan yang unik antara orang percaya dengan Yesus, lewat Roh Kudus. [10]

Dalam tradisi lanjutan, beberapa gerakan sebelum berdoa dianjurkan, seperti misalnya membuat tanda salib, berlutut, atau membungkuk. Kebiasaan melipat tangan, menyatukan kedua tangan di depan dada, atau mengangkat tangan pun terkadang sering diterapkan untuk meningkatkan konsentrasi ketika berdoa dan mengekspresikan isi doa.

Sejarah agama Kristen

Lahirnya Agama Kristen

Adoration of the Shepherds, lukisan oleh Guido Reni, pada 100 tahun ke 17.

Agama Kristen berasal dari proses mengajarkan Yesus Kristus sebagai tokoh utama agama ini. Yesus lahir di kota Betlehem yang terletak di Palestina kira-kira tahun 4-8 SM, pada masa kekuasaan raja Herodes. Yesus lahir dari rahim seorang wanita perawan, Maria, yang dikandung oleh Roh Kudus. Sejak usia tiga puluh tahun, selama tiga tahun Yesus berkhotbah dan berbuat mukjizat pada banyak orang, bersama keduabelas rasulnya. Yesus yang lebih populer dibenci oleh orang-orang Farisi, yang kemudian berkomplot untuk menyalibkan Yesus. Yesus berpulang alam di salib pada usia 33 tahun dan bangkit dari kubur pada hari yang ketiga sehabis kematiannya. Sehabis kebangkitannya, Yesus masih tinggal di alam kira-kira empat puluh hari lamanya, sebelum kemudian naik ke surga.

Gereja mula-mula

Sehabis naiknya Yesus Kristus ke surga, rasul-rasul mulai menyebarkan ajaran Yesus ke mana-mana, dan sebagai hasilnya, jemaat pertama Kristen, sejumlah kira-kira tiga ribu orang, dibaptis. Namun, pada masa-masa awal berdirinya, agama Kristen cenderung dianggap sebagai ancaman hingga bertali-tali dikejar dan dianiaya oleh pemerintah Romawi saat itu. Banyak bapa Gereja yang dijadikan korban kekezaman kekaisaran Romawi dengan dijadikan martir, yaitu rela disiksa maupun dihukum mati demi mempertahankan imannya, salah satu contohnya adalah Ignatius dari Antiokia yang dihukum mati dengan dijadikan makanan singa.

Saat itu, kepercayaan yang berkembang di Romawi adalah paganisme, di mana terdapat pemikiran ‘balas kelakuan baik langsung’. Namun dengan gencarnya para rasul menyebarkan ajaran Kristen, perlahan agama ini mulai berkembang jumlahnya, sehingga pemerintah Romawi lebih terancam oleh keberadaan agama Kristen. Romawi pun berusaha menekan, dan bahkan melarang agama Kristen, karena umat Kristen saat itu tanpa mau menyembah Kaisar, dan hal ini menyulitkan kekuasaan Romawi. Selain itu, paganisme dan ramalan-ramalan yang sejak zaman Republik sudah dipakai sebagai alat-alat propaganda dan pembenaran segala tingkah laku penguasa atau argumen kegagalan penguasa, sudah tanpa efektif lagi dengan keberadaan agama Kristen. Maka, pada masa-masa ini, banyak umat Kristen yang dibunuh sebagai usaha pemerintah Romawi untuk menumpas agama Kristen. Penyebar utama agama Kristen pada masa itu adalah Rasul Paulus, yang paling gencar menyebarkan ajaran Kristen ke berbagai pelosok alam.

Masa kegelapan

Pada masa inilah, masuk masa-masa kegelapan (192-284), mulai dari Kaisar Commodus hingga Kaisar Diocletian. Pada masa inilah orang-orang masa itu kehilangan kepercayaan terhadap pemikiran balas kelakuan baik langsung yang dianut di Paganisme, sehingga agama Kristen pun lebih diminati. Hingga belakangnya pada tahun 313, Kaisar Konstantinus melegalkan agama Kristen dan bahkan minta untuk dipermandikan, dan 80 tahun sehabisnya, Kaisar Theodosius melarang segala susunan paganisme dan meresmikan agama Kristen sebagai agama negara.

Sebagai agama resmi negara Kekristenan menyebar dengan sangat cepat. Namun Gereja juga mulai terpecah-pecah dengan timbulnya berbagai aliran (bidaah). Salah satu upaya untuk menekan bidaah adalah dengan diadakannya Konsili Nicea yang pertama pada tahun 325 M. Konsili Nicea mencetuskan pengakuan iman umat Kristen keseluruhan pertama kali, sebagai tanda persatuan Kristen universal yang dibedakan dari umat-umat Kristen yang bidaah. Salah satu contohnya adalah bidaah Arianisme, yang adalah salah satu krisis bidaah terbesar saat itu yang dijadikan argumen utama diadakannya Konsili Nicea yang pertama.

Ketika Kerajaan Romawi runtuh dan tercerai-berai, Gereja Kristen tetap bertahan. Pada 100 tahun ke-11 terjadilah Perang Salib, di mana kekezaman prajurit perang salib dijadikan sejarah kelam Kristen yang hingga sekarang masih banyak disesali. Perang Salib adalah perang agama antara Kristen dan Islam. Dicetuskan pertama kali oleh Paus Urbanus II, Perang Salib I bertujuan menguasai pulang kota suci Yerusalem dari kekuasaan Islam, yang adalah tempat penting umat Kristen sebagai tujuan ziarah saat itu.

Sementara itu, bagian timur dari Kerajaan Romawi, bertahan sebagai Gereja yang dinamakan Yunani atau Ortodoks, yang mewartakan kabar gembira di Rusia dan memisahkan diri dari belahan barat yang hadir di bawah pimpinan Gereja Roma. Pemisahan ini terjadi pada tahun 1054.

Sementara itu, pada tahun 1460 penemuan percetakan oleh Gutenberg membuat Kitab Suci terjangkau bagi semua orang. Sebelumnya, Kitab Suci dibatasi oleh Gereja kepada umat dengan tujuan untuk menekan bidaah yang adalah salah satu krisis agung dalam tubuh Gereja saat itu. Kitab Suci hanya dibacakan di Gereja dan dijadikan sumber kotbah.

Saat itu, banyak pihak-pihak tanpa bertanggungjawab memanfaatkan jabatan di dalam Gereja Barat (Katolik) sebagai sumber kekuasaan, sehingga dengan agenda tanpa langsung mencoreng nama baik Gereja. Pejabat-pejabat tinggi di dalam Gereja lebih terpengaruh untuk mementingkan kepentingan duniawi sehingga lebih menyeleweng dari ajaran landasan Gereja Katolik. Banyak oknum yang menguasai jabatan penting di dalam Gereja menggunakan kekuasaannya dengan agenda semena-mena sehingga merugikan banyak umat saat itu. Hal ini membuat banyak umat Kristen kecewa dan memprotes serta menuntut pembaharuan. Banyak umat yang berpikir bahwa salah satu agenda mendatangkan pembaharuan di dalam Gereja ialah dengan memberikan Kitab Suci kepada semua orang.

Perpecahan

Pembukaan dari 95 dalil Luther.

Puncak dari penyalahgunaan ajaran Gereja diawali dengan jual beli surat indulgensia. Praktik ini sendiri sesungguhnya bertentangan dengan ajaran iman Gereja Katolik. Martin Luther, seorang rahib, memutuskan untuk melaksanakan pembaharuan dengan melaksanakan pemberontakan terhadap Gereja Katolik dengan memakukan 95 dalil Luther di pintu Gereja Kastil di Wittenberg, Jerman, 31 Oktober 1517, dan membangun gereja tandingan baru. Sedangkan Ignatius Loyola, pendiri ordo Jesuit dalam Gereja Katolik, berusaha melaksanakan pembaharuan dari dalam, salah satunya adalah dengan memberikan proses mengedukasi teologi Kristen yang sempit kepada para klerus, terutama dalam kepatuhan penuh pada otoritas dan ajaran Gereja, agar praktek korup dalam Gereja berkurang dan tanpa menjadi-jadi. Konsili Trente adalah konsili yang diadakan sebagai reaksi dari reformasi Martin Luther, di mana reformasi Martin Luther dianggap oleh Gereja Katolik sebagai tindakan yang memperparah kondisi kekristenan. Dalam Konsili Trente-lah ajaran iman Gereja Katolik diperjelas (termasuk kanonisasi terakhir Alkitab Katolik) demi menekan dan menjadikan berkurang berbagai macam penyalahgunaan yang sewenang-wenang dalam tubuh Gereja.

Ketika Martin Luther mengalihbahasakan Kitab Suci dijadikan bahasa Jerman, pengikut-pengikutnya mulai mempunyai orientasi yang beda akan Kitab Suci tersebut, kemudian terjadilah pertentangan penafsiran antara umat satu dengan lainnya, salah satu kasusnya adalah pertentangan antara denominasi protestan reformed-nya Zwingli dan denominasi anabaptis, reformed-nya Calvinis dengan Arminian, dan masih banyak lagi. Inilah yang membuat agama Kristen Protestan sekarang banyak terbagi-bagi lagi dijadikan denominasi-denominasi lagi.

Sejarah agama Kristen di Indonesia

Perkembangan Agama Kristen di Indonesia mampu dibagi dijadikan 3 zona waktu.

  1. Sebelum kolonialisme Belanda
  2. Saat kolonialisme Belanda
  3. Sehabis kolonialisme Belanda

Sebelum kolonialisme Belanda

Agama Katolik untuk pertama kalinya masuk ke Indonesia pada bagian pertama 100 tahun ke-7 di Sumatera Utara. Kota Barus yang dahulu dinamakan sebagai negeri Bancluur/Fansur dan saat ini terletak di dalam Keuskupan Sibolga di Sumatera Utara adalah tempat kediaman umat Katolik tertua di Indonesia.

Saat kolonialisme Belanda

Katedral di Jakarta.

Kristen Katolik tiba di Indonesia saat kedatangan bangsa Portugis, yang kemudian diikuti bangsa Spanyol yang berdagang rempah-rempah, Katolik Roma pertama tiba pada tahun 1534, di kepulauan Maluku melintas orang Portugis yang dikirim untuk eksplorasi. Fransiskus Xaverius, misionaris Katolik Roma dan pendiri Ordo Yesuit bertugas di kepulauan Maluku pada tahun 1546 sampai tahun 1547. [11] Namun ketika Belanda mengalahkan Portugis tahun 1605, Belanda menghalau misionari-misionari Katolik dan memperkenalkan Kristen Protestan (dari aliran Calvinist Dutch Reformed Church), sehingga terpengaruh pada ajaran Calvinisme dan Lutheran. [12]

Perkembangan Kekristenan di Indonesia pada zaman itu cukup lambat. Hal ini disebabkan ajaran Calvinist adalah aliran agama Kristen yang memerlukan pendalaman Alkitab yang mendalam, sementara edisi Alkitab saat itu belum hadir yang berbahasa Indonesia (bahasa Belanda). Lagipula, VOC sebagai kendaraan Belanda untuk masuk dan menguasai Indonesia saat itu adalah sebuah perusahaan sekuler dan bukan perusahaan yang cukup religius, sehingga tanpa mendukung penyebaran agama yang diterapkan oleh misionaris Belanda sendiri. Sehabis pengaruh VOC mulai tenggelam pada tahun 1799, pemerintah Belanda mulai memperbolehkan penyebaran agama dengan lebih leluasa. Orang Kristen aliran Lutheran dari Jerman yang lebih toleran dan tanpa memaksa pemeluknya untuk mempelajari agama Kristen dengan sedemikian dalam, mulai memanfaatkan perijinan tersebut untuk mulai menyebarkan agama di antara orang Batak di Sumatera pada tahun 1861, dan misionari Kristen Belanda dari aliran Rhenish juga menyebarkan agama di Kalimantan Tengah dan Sulawesi Tengah. [12]

Sehabis kolonialisme Belanda

Pada 100 tahun ke 20 sehabis Belanda menghindar dari Indonesia, agama Kristen dan Katolik mulai berkembang pesat. Hal ini dimulai oleh sebuah kondisi pada tahun 1965, ketika terjadi peralihan kekuasaan Presiden Soekarno kepada Presiden Soeharto. Saat itu, Komunisme (dan Atheisme) adalah hal yang dilarang oleh pemerintah. Semua orang-orang yang tanpa gemar sekali terhadap benda sangat memuja-muja, langsung dicap Atheis, dan dengan demikian sangat gampang untuk dituduh sebagai pengikut Komunis. Saat itu, gereja dari berbagai aliran mengalami pertumbuhan jemaat yang pesat, terutama dari orang-orang (sebagian agung beretnis Tionghoa yang berasal dari Cina, yang adalah negara Komunis) yang merasa tanpa nyaman dengan kebijakan pemerintah mengenai Komunisme dan Atheisme pada saat itu. [12]

Pada belakang 100 tahun ke 20 sampai awal 100 tahun 21, banyak misionaris dari Amerika yang menyebarkan aliran Evangelican dan Pentecostal. Aliran yang sering dinamakan "Karismatik" ini adalah aliran yang dianggap "modern" karena menggabungkan antara Kristen tradisional, dengan pola pikir modern pada zaman ini. [13]

Cabang-cabang utama

Sebuah skema taksonomi denominasional Kristen.

Agama Kristen termasuk banyak tradisi agama yang bervariasi berdasarkan budaya, dan juga kepercayaan dan aliran yang jumlahnya ribuan. Selama dua milenium, Kekristenan telah berkembang dijadikan tiga cabang utama:

Selain itu hadir pula berbagai gerakan baru seperti Bala Keselamatan, Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh, Mormon, Saksi-Saksi Yehuwa, serta berbagai aliran yang timbul pada belakang 100 tahun ke-19 maupun 100 tahun ke-20, dan lain-lain.

Catatan dan sumber acuan

  1. ^ a b "First Apology dari Justin Martyr". earlychristianwritings.com. Diakses 2011-03-02. 
  2. ^ Strong, Systematic Theology, Philadelphia, PA: Judson Press, 1954 hal 930
  3. ^ Hickman. Handbook of the Christian Year.
  4. ^ "ANF04. Fathers of the Third Century: Tertullian, Part Fourth; Minucius Felix; Commodian; Origen, Parts First and Second | Christian Classics Ethereal Library". Ccel.org. 2005-06-01. Diakses 2009-05-05. 
  5. ^ "Catholic Encyclopedia, Symbolism of the Fish". newadvent.org. Diakses 2011-03-02. 
  6. ^ "Catholic Encyclopedia, Veneration of Images". newadvent.org. Diakses 2011-03-02. 
  7. ^ Dilasser. The Symbols of the Church.
  8. ^ Mat. 6:5-15
  9. ^ Filipi 4:6
  10. ^ Alexander, T. D., & Rosner, B. S, ed. (2001). "Prayer". New Dictionary of Biblical Theology. Downers Grove, IL: Intervarsity Press. 
  11. ^ "Francis Xavier and Asia: The Road to Cultural Inventiveness". jmcommunications.com. Diakses 2011-03-02. 
  12. ^ a b c "U.S. Library of Congress' Country Studies of Indonesia". cuntrystudies.us. Diakses 2011-03-02. 
  13. ^ "A History of Christianity in Indonesia". icrs.ugm.ac.id. Diakses 2011-03-02. 

Lihat juga

Pranala luar

Bagian dari seri Kekristenan
 
Yesus Kristus
 
Landasan
 
Alkitab
 
Teologi
 
Sejarah dan
tradisi
 
Denominasi
dan Gerakan
 
Topik
Seni · Kritik · Ekumenisme · Tahun Liturgi · Liturgi · Musik · Agama lainnya · Doa · Khotbah · Simbolisme
 



Sumber :
wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, m.andrafarm.com, kategori-antropologi.program-reguler.co.id, dsb-nya.