eduNitas.com
Read too :  Waivers Tuition Request    Job Vacancy    Online Tuition Programs in the Best 168 PTS   . . . . see more
Toll-free service = 0800 1234 000
BITUNG
COLLECTION OF WORLD ENCYCLOPEDIA
Chemistry   ⍃ Jabodetabek   ⍃ Movies   ⍃ Muara Beliti Baru   ⍃ Panama   ⍃ Plant   ⍃ Puppet   ⍃ Table of Content
Binjai City
(Previous)
Bukittinggi City
(After this article)

Kota Bitung

Kota Baru Bitung
Simbol Kota Bitung
Simbol Kota Baru Bitung


Lokasi Sulawesi Utara Kota Bitung.svg
Peta lokasi Kota Baru Bitung
Koordinat: 1o23'23"-1o35'39"LU dan 125o1'43"-125o18'13"BT
ProvinsiSulawesi Utara
Landasan hukumUndang-undang Nomor 7 Tahun 1990
Tanggal15 Agustus 1990
Pemerintahan
 - WalikotaHanny Sondakh
 - DAURp. 421.672.562.000.-(2013)[1]
Lapang304 km2
Populasi
 - Total175.137 jiwa (2010)[2]
 - Kepadatan576,11 jiwa/km2
Demografi
 - Suku bangsaSangir, Minahasa, Tionghoa, Jawa
 - AgamaKristen Protestan, Islam, Katolik, Konghucu, Buddha
 - BahasaBahasa Indonesia, Bahasa Manado, Bahasa Sangihe
 - Zona waktuWITA
Pembagian administratif
 - Kecamatan8
 - Situs webhttp://www.bitung.go.id


Kota Bitung yaitu salah satu kota di provinsi Sulawesi Utara. Kota ini memiliki perkembangan yang cepat karena terdapat pelabuhan laut yang menyorongkan percepatan pembangunan. Kota Bitung terletak di timur laut Tanah Minahasa. Wilayah Kota Bitung terdiri dari wilayah daratan yang tidak kekurangan di kaki gunung Duasudara dan sebuah pulau yang bernama Lembeh. Banyak rakyat Kota Bitung yang berasal dari suku Sangir, sehingga kebudayaan yang benar di Bitung tidak lepas dari kebudayaan yang benar di wilayah Nusa Utara tersebut. Kota Bitung merupakan kota industri, khususnya industri perikanan.

Daftar inti

Sejarah

Menurut cerita sejarah, nama Bitung diambil dari nama sebuah pohon yang banyak tumbuh di daerah utara Jazirah Pulau Sulawesi. Rakyat yang pertama yang memberikan nama Bitung yaitu Dotu Hermanus Sompotan yang dalam bahasa daerah dinamakan dengan Tundu'an atau pemimpin. Dotu Hermanus Sompotan tidak sendirian tetapi pada masa itu dia masuk bersama dengan Dotu Rotti, Dotu Wullur, Dotu Ganda, Dotu Katuuk, Dotu Lengkong. Pengertian ucap Dotu yaitu orang yang dituakan atau juga bisa dinamakan sebagai gelar kepemimpinan pada masa itu, sama seperti penggunaan ucap Datuk untuk orang-orang yang benar di Sumatera. Mereka semua dikenal dengan sebutan 6 Dotu Tumani Bitung, mereka membuka serta menggarap daerah tersebut agar dijadikan daerah yang layak untuk ditempati, mereka semua berasal dari Suku Minahasa, etnis Tonsea.

Daerah pantai yang baru ini ternyata banyak menarik minat orang untuk masuk dan tinggal menetap sehingga lama kelamaan rakyat Bitung mulai bertambah. Sebelum dijadikan kota, Bitung hanyalah sebuah kelurahan yang dipandu oleh Arklaus Sompotan sebagai Hukum Tua (Lurah) pertama kelurahan Bitung dan memimpin selama kurang bertambah 25 tahun, yang pada masa itu Kelurahan Bitung yaitu termasuk dalam Kecamatan Kauditan.

Dari Sekitar tahun 1940-an, para pengusaha perikanan yang mengusahakan Laut Sulawesi tertarik dengan keberadaan Bitung dibandingkan Kema (di wilayah Kabupaten Minahasa Utara sekarang) yang dulunya merupakan pelabuhan perdagangan, karena menurut pandangan mereka Bitung bertambah strategis dan bisa dijadikan pelabuhan pengganti Kema.

Seiring dengan perkembangan Bitung sebagai suatu kawasan yang strategis serta banyak rakyat yang semakin bertambah dengan pesatnya maka Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 1975 tanggal 10 April 1975 Bitung disahkan sebagai Kota Administratif pertama di Indonesia.

Sejarah Bitung Versi Dotu Tunggal Nicodemus Sompotan

Sejarah Kota Bitung berasal dari nama Pohon Witung yang banyak terdapat di pesisir pantai di Bitung,Timani Bitung (timani adalah : dalam hal ini sebagai penjaga kebun/tanah yang dimiliki oleh pemerintah belanda pada masa itu, yang sekarang telah dijadikan kebun/tanah milik pemerintah Indonesia) yaitu Nicodemus Sompotan dan istrinya Sabina Lontoh.Inilah yang dinamakan Dotu Tunggal Tumani Bitung ini terjadi di tahun 1800an.Nicodemus Sompotan mempunyai enam orang anak yaitu : 1. Elias Lontoh Sompotan 2. Betsi Betti Sompotan 3. Luisa Sompotan 4. Marthin Sompotan 5. Getroida Frida Sompotan 6. Esau Ningka Sompotan Pada tahun 1921 anak pertama Nicodemus Sompotan dijadikan Hukum Tua pertama kelurahan Bitung yaitu Elias Lontoh Sompotan,dari Elias Lontoh Sompotan timbul Emor Sompotan dan dari Emor timbul John Ivan Sompotan ( Bung John ).Kediaman dari Elias Lontoh Sompotan itulah taman Bangsa Masa ini.

Berkembangnya Bitung sampai dengan hari ini,pastinya tidak lepas dari peran awal dari keluarga kami yang dipercayakan oleh Belanda untuk melindungi tanah/kebun milik pemerintah Belanda, dimana dalam perjalanan waktu tanah/kebun tersebut telah dikembalikan ke pemerintah Indonesia setelah kemerdekaan tahun 1945.

Dengan berkembangnya kota Bitung ternyata sangat banyak kejadian-kejadian yang diluar dugaan kami, ternyata begitu banyak persoalan tanah dikota Bitung yang sebenarnya tidak perlu terjadi, jika semua mengetahui bahwa tanah/kebun yang benar dibitung bukan milik para dotu tetapi murni milik pemerintah, dotu sebagaimana dinamakan sebut sebenarnya hanya untuk berugas meregristrasi rakyat, mencatat hasil kebun milik pemerintah Belanda.Demikian dituturkan oleh Enggelin Sabina Sompotan anak dari Esau Ningka Sompotan.

Kenapa berbedaan pengertiannya dengan SEJARAH diatas (Menurut cerita sejarah, nama Bitung diambil dari nama sebuah pohon yang banyak tumbuh di daerah utara Jazirah Pulau Sulawesi. Rakyat yang pertama yang memberikan nama Bitung yaitu Dotu Hermanus Sompotan yang dalam bahasa daerah dinamakan dengan Tundu'an atau pemimpin. Dotu Hermanus Sompotan tidak sendirian tetapi pada masa itu dia masuk bersama dengan Dotu Rotti, Dotu Wullur, Dotu Ganda, Dotu Katuuk, Dotu Lengkong. Pengertian ucap Dotu yaitu orang yang dituakan atau juga bisa dinamakan sebagai gelar kepemimpinan pada masa itu, sama seperti penggunaan ucap Datuk untuk orang-orang yang benar di Sumatera. Mereka semua dikenal dengan sebutan 6 Dotu Tumani Bitung, mereka membuka serta menggarap daerah tersebut agar dijadikan daerah yang layak untuk ditempati, mereka semua berasal dari Suku Minahasa, etnis Tonsea.)

Foto Kota Bitung

  • Kecamatan Aertembaga
  • Kecamatan Girian
  • Kecamatan Lembeh Selatan
  • Kecamatan Lembeh Utara
  • Kecamatan Madidir
  • Kecamatan Maesa
  • Kecamatan Matuari
  • Kecamatan Ranowulu

Geografi

Kota Bitung terletak pada posisi geografis di selang 1o23'23"-1o35'39"LU dan 125o1'43"-125o18'13"BT dan lapang wilayah daratan 304 km2.

Batas wilayah

Batas wilayah Kota Bitung yaitu sebagai berikut:

UtaraKabupaten Minahasa Utara
SelatanLaut Maluku
BaratKabupaten Minahasa Utara
TimurLaut Maluku


Topografi dan Iklim

Dari aspek topografis, sebagian besar daratan Kota Bitung berombak berbukit 45,06%, bergunung 32,73%, daratan landai 4,18% dan berombak 18,03%. Di anggota timur mulai dari pesisir pantai Aertembaga sampai dengan Tanjung Merah di anggota barat, merupakan daratan yang relatif cukup datar dengan kemiringan 0-150, sehingga secara fisik mampu dikembangkan sebagai wilayah perkotaan, industri, perdagangan dan perbuatan baik.

Di anggota utara keadaan topografi semakin bergelombang dan berbukit-bukit yang merupakan kawasan pertanian, perkebunan, hutan lindung, taman margasatwa dan cagar alam. Di anggota selatan terdapat Pulau Lembeh yang keadaan tanahnya biasanya kasar ditutupi oleh tanaman kelapa, hortikultura dan palawija. Disamping itu memiliki pesisir pantai yang indah sebagai potensi yang mampu dikembangkan dijadikan daerah wisata bahari.

Rakyat

Etnis

Sebagian besar rakyat Kota Bitung berasal dari suku Minahasa dan suku Sangihe. Terdapat juga komunitas etnis Tionghoa yang besar di Bitung. Para pendatang yang berasal dari suku Jawa dan suku Gorontalo juga banyak ditemui di Bitung, dimana sebagian besar dari mereka berprofesi sebagai pedagang.

Agama

Sebagian besar rakyat Kota Bitung memeluk agama Kristen Protestan. Sebagian besar rakyat Kota Bitung yang berasal dari etnis Jawa dan Gorontalo memeluk agama Islam. Agama Katolik juga banyak dianut oleh rakyat Kota Bitung, sementara agama Konghucu dan Buddha banyak dianut oleh rakyat yang berasal dari etnis Tionghoa.

Bahasa

Bahasa yang sering dipakai oleh penghuni Kota Bitung yaitu bahasa Manado sebagai bahasa ibu dari sebagian besar rakyat Kota Bitung. Bahasa Sangihe juga sering dipakai oleh penghuni suku Sangir yang benar di Kota Bitung.

Kebudayaan

Kebudayaan yang benar di Kota Bitung banyak dipengaruhi oleh kebiasaan Sangihe dan Talaud, karena banyaknya rakyat yang berasal dari etnis Sangir. Contoh dari kebiasaan Sangir dan Talaud yang benar di Bitung yaitu Masamper. Masamper merupakan gabungan selang nyanyian dan sedikit tarian yang berisi tentang nasihat, petuah, juga kata-kata pujian untuk Tuhan. Kebiasaan Sangir pautannya yang bisa ditemui di Bitung yaitu TULUDE/Menulude. Tulude berasal dari ucap Suhude yang berarti tolak. Maksud Programa Kebiasaan menulude ialah memuji Duata/Ruata (Tuhan), mengucap syukur atas perlindungan-Nya.

Link Foto-foto Tulude di Kota Bitung

Perekonomian

Perekonomian Kota Bitung di dominasi oleh sektor pertanian dan perkebunan. Namun dalam perkembangannya sektor industri ternyata berkembang cukup pesat dan sampai nilai tertinggi. Bertumbuhnya sektor industri sangat menolong perekonomian terutama dengan bertambah luasnya kesempatan kerja. Bertambahnya perusahaan industri juga meningkatkan kesejahteraan rakyat terutama dengan terserapnya tenaga kerja sebanyak 21.755 orang, meningkat dari tahun sebelumnya yang kekuatan serapnya sampai 21.290 tenaga kerja. Begitu juga dari sisi kapital dimana peningkatan banyak perusahaan ini dihadiri pula dengan peningkatan nilai investasi dijadikan 541,67 milyar rupiah atau meningkat 23,47 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Pada Tahun 2004 sektor angkutan dan komunikasi memberikan kontribusi paling besar dalam perekonomian di Kota Bitung. Industri di Kota bitung di dominasi oleh industri perikanan, galangan kapal dan industri minyak kelapa. Disamping itu juga benar industri transportasi laut, makanan, baja, industri menengah dan kecil.

Transportasi

Darat

Sarana tranportasi darat yang benar di Kota Bitung yaitu mikrolet sebagai angkutan kota dan bus sebagai angkutan antar kota, seperti bus trayek Bitung-Manado, Bitung-Tondano, Bitung-Gorontalo, Bitung-Tolitoli dan Bitung-Palu.

Laut

Sebagai kota pelabuhan, sarana transportasi di Kota Bitung cukup memadai. Sarana transportasi laut di Bitung menghubungkan daerah daratan dan Pulau Lembeh. Pelabuhan Bitung terdiri dari pelabuhan penumpang dan pelabuhan peti kemas. Pelabuhan Bitung merupakan satu-satunya pelabuhan di Sulawesi Utara yang disinggahi dan dilabuhi oleh kapal-kapal penumpang antar kota-kota besar di Indonesia.

Media

  • http://www.bitungtimes.com

Sumber referensi

  1. ^ "Perpres No. 10 Tahun 2013". 2013-02-04. Retrieved 2013-02-15. 
  2. ^ Badan Pusat Statistik - Provinsi Sulawesi Utara


  • Wikimedia Commons logo Media yang berkomunikasi dengan Bitung di Wikimedia Commons.
Kota Bitung, Sulawesi Utara
 
Kecamatan
Maesa  • Matuari  • Aertembaga  • Girian  • Madidir  • Ranowulu  • Lembeh Selatan  • Lembeh Utara
 
Pusat pemerintahan: Kota Bitung
 
Kabupaten
 
Kota
Bitung  • Kotamobagu  • Manado  • Tomohon
 


Sumber :
andrafarm.com, kategori-antropologi.gilland-group.com, wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, dsb-nya.



   Psychological Test Questions    S2 Degree    Science Set    Shalat Times    Online Tuition Programs in the Best 168 PTS    Al Quran Online    Regular Morning College Program    Waivers Tuition Request    Various Adsense    Tuition free of charge Program    Computer Science Manual    Night Course    Download Brochures / Catalogs    Various Dialogue    Businessman School    Job Vacancy    Online Try Out Platform    Online Registration


Impressions  M1, 2 Laptop Mobile


Sites
Businessman School (Online Lectures)

Online Registration
Profile
Student Admission
Selection Models
Department
Career Graduates
Our Services
Important Info
 ⍃ Central Africa
 ⍃ Football
 ⍃ Geography
 ⍃ Law
 ⍃ Nabire
 ⍃ Oceania
 ⍃ Paniai
 ⍃ Parts of the World
 ⍃ Peru
 ⍃ Politics
 ⍃ Society


During pregnancy cat, child care cats, etc.
155 types of cats in Indonesia