Komunikasi adalah "suatu ronde dalam mana seseorang atau beberapa orang, gugusan, organisasi, dan masyarakat menciptakan, dan menggunakan informasi supaya terhubung dengan lingkungan dan orang lain".[1]. Pada umumnya, komunikasi dilangsungkan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Apabila tidak tidak kekurangan bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilangsungkan dengan menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu. Metode seperti ini disebut komunikasi dengan bahasa nonverbal.[2]
![](https://kategori-antropologi.pts-ptn.net/_sepakbola/_baca_image.php?td=6&kodegb=220px-Transactional_comm_model.jpg)
Sebuah model komunikasi transaksional
Komunikasi
Komunikasi adalah suatu ronde penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain. Pada umumnya, komunikasi dilangsungkan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. apabila tidak tidak kekurangan bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilangsungkan dengan menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu. Metode seperti ini disebut komunikasi nonverbal.
Sejarah komunikasi
Komunikasi atau communicaton berasal dari bahasa Latin communis yang berarti 'sama'.[3] Communico, communicatio atau communicare yang berarti membuat sama (make to common).[3] Secara sederhana komuniikasi dapat terjadi apabila tidak kekurangan kesamaan selang penyampaian pesan dan orang yang menerima pesan. [4] Oleh sebab itu, komunikasi bergantung pada kemampuan kita untuk dapat memahami satu dengan yang lainnya (communication depends on our ability to understand one another). [5]
Pada awalnya, komunikasi digunakan untuk mengungkapkan kebutuhan organis.[6] Sinyal-sinyal kimiawi pada organisme awal digunakan untuk reproduksi.[6] Seiring dengan evolusi kehidupan, maka sinyal-sinyal kimiawi primitif yang digunakan dalam mengadakan komunikasi juga ikut berevolusi dan membuka peluang terjadinya perilaku yang bertambah berbelit seperti tarian kawin pada ikan. [6].
Manusia mengadakan komunikasi untuk membagi pengetahuan dan pengalaman.[3] Nyata umum komunikasi manusia termasuk bahasa sinyal, cakap, tulisan, gerakan, dan penyiaran. Komunikasi dapat berupa interaktif, komunikasi transaktif|transaktif, komunikasi bertujuan|bertujuan, atau komunikasi tak bertujuan|tak bertujuan.
Melintas komunikasi, sikap dan perasaan seseorang atau sekelompok orang dapat dipahami oleh pihak lain. Akan tetapi, komunikasi hanya akan efektif apabila pesan yang dikirimkan dapat ditafsirkan sama oleh penerima pesan tersebut.
Walaupun komunikasi sudah dipelajari sejak lama dan termasuk “barang antik”, topik ini menjadi penting khususnya pada zaman 20 karena pertumbuhan komunikasi digambarkan sebagai “penemuan yang revolusioner”, hal ini dikarenakan peningkatan teknologi komunikasi yang pesat seperti radio. Televisi, telepon, satelit dan jaringan komuter seiring dengan industrialisasi bidang usaha yang luhur dan politik yang mendunia. Komunikasi dalam tingkat akademi mungkin telah memiliki departemen sendiri dimana komunikasi dibagi-bagi menjadi komunikasi masa, komunikasi bagi pembawa perkara, humas dan lainnya, namun subyeknya akan tetap. Pekerjaan dalam komunikasi mencerminkan keberagaman komunikasi itu sendiri.
Komponen komunikasi
Komponen komunikasi adalah hal-hal yang harus tidak kekurangan supaya komunikasi bisa berlanjut dengan baik. Menurut Laswell komponen-komponen komunikasi adalah:[7]
- Pengirim atau komunikator (sender) adalah pihak yang mengirimkan pesan kepada pihak lain.
- Pesan (message) adalah konten atau maksud yang akan dikirimkan oleh satu pihak kepada pihak lain.
- Saluran (channel) adalah media dimana pesan dikirimkan kepada komunikan. dalam komunikasi antar-pribadi (tatap muka) saluran dapat berupa udara yang mengalirkan getaran nada/suara.
- Penerima atau komunikate (receiver) adalah pihak yang menerima pesan dari pihak lain
- Umpan balik (feedback) adalah tanggapan dari penerimaan pesan atas konten pesan yang dikirimkannya.
- Aturan yang disepakati para pelaku komunikasi tentang bagaimana komunikasi itu akan dijalankan ("Protokol")
Sejarah ilmu komunikasi
ilmu komunikasi secara meluas
Ronde komunikasi
Secara ringkas, ronde berlanjutnya komunikasi bisa digambarkan seperti berikut.
- Komunikator (sender) yang mempunyai maksud mengadakan komunikasi dengan orang lain mengirimkan suatu pesan kepada orang yang dimaksud. Pesan yang dikirimkan itu bisa berupa informasi dalam nyata bahasa ataupun lewat simbol-simbol yang bisa dimengerti kedua pihak.
- Pesan (message) itu dikirimkan atau dibawa melintas suatu media atau saluran baik secara langsung maupun tidak langsung. Contohnya bercakap langsung melintas telepon, surat, e-mail, atau media lainnya.
media (channel) alat yang menjadi penyampai pesan dari komunikator ke komunikan.
- Komunikan (receiver) menerima pesan yang dikirimkan dan mengalihbahasakan konten pesan yang diterimanya ke dalam bahasa yang dimengerti oleh komunikan itu sendiri.
- Komunikan (receiver) memberikan umpan balik (feedback) atau tanggapan atas pesan yang dikirimkan kepadanya, apakah dia petuah atau memahami pesan yang dimaksud oleh si pengirim.
Model-model komunikasi
Dari berbagai model komunikasi yang sudah tidak kekurangan, di sini akan dibahas tiga model paling utama, serta akan dipercakapkan pendekatan yang mendasarinya dan bagaimana komunikasi dikonseptualisasikan dalam perkembangannya.[4]
Model Komunikasi Linear
Model komunikasi ini dikemukakan oleh Claude Shannon dan Warren Weaver pada tahun 1949 dalam buku The Mathematical of Communication.[7] Mereka mendeskripsikan komunikasi sebagai ronde linear karena tertarik pada teknologi radio dan telepon dan ingin mengembangkan suatu model yang dapat menjelaskan bagaimana informasi melewati berbagai saluran (channel). Hasilnya adalah konseptualisasi dari komunikasi linear (linear communication model).[2] Pendekatan ini terdiri atas beberapa elemen kunci: sumber (source), pesan (message) dan penerima (receiver).[4] Model linear berasumsi bahwa seseorang hanyalah pengirim atau penerima. Tentu saja hal ini merupakan orientasi yang sangat ketat terhadap partisipan-partisipan dalam ronde komunikasi.[2]
Model Interaksional
Model interaksional dikembangkan oleh Wilbur Schramm pada tahun 1954 yang menekankan pada ronde komunikasi dua arah di selang para komunikator.[4] Dengan istilah lain, komunikasi berlanjut dua arah: dari pengirim dan kepada penerima dan dari penerima kepada pengirim. Ronde melingkar ini menunjukkan bahwa komunikasi selalu berlanjut. [2] Para peserta komunikasi menurut model interaksional adalah orang-orang yang mengembangkan potensi manusiawinya melintas interaksi sosial, tepatnya melintas pengambilan peran orang lain.[7] Tidak sewenang-wenang dicatat bahwa model ini menyelesaikan sumber dan penerima mempunyai jabatan yang sederajat. [8] Satu elemen yang penting bagi model interkasional adalah umpan balik (feedback), atau tanggapan terhadap suatu pesan.[2]
Model transaksional
Model komunikasi transaksional dikembangkan oleh Barnlund pada tahun 1970.[5] Model ini menggarisbawahi pengiriman dan penerimaan pesan yang berlanjut secara bertali-tali dalam sebuah episode komunikasi. Komunikasi bersifat transaksional adalah ronde kooperatif: pengirim dan penerima sama-sama bertanggungjawab terhadap dampak dan efektivitas komunikasi yang terjadi. [2] Model transaksional berasumsi bahwa saat kita bertali-tali mengirimkan dan menerima pesan, kita berurusan baik dengan elemen verbal dan nonverbal. Dengan istilah lain, peserta komunikasi (komunikator) melalukan ronde negosiasi makna.[4]
Faktor yang mempengaruhi komunikasi
Faktor yang mempengaruhi komunikasi diantaranya :
Latar belakang budaya.
Interpretasi suatu pesan akan dapat dibentuk dari pola pikir seseorang melintas budayanya, sehingga lebih sama latar belakang budaya selang komunikator dengan komunikan maka komunikasi lebih efektif.[9]
Ikatan gugusan atau group
Nilai-nilai yang dianut oleh suatu gugusan sangat mempengaruhi metode mengamati pesan.[9]
Harapan
Harapan mempengaruhi penerimaan pesan sehingga dapat menerima pesan sesuai dengan yang disandarkan.[9]
Edukasi
Lebih tinggi edukasi akan lebih kompleks sudut pandang dalam menyikapi konten pesan yang dikirimkan.[9]
Situasi
Perilaku manusia dipengaruhi oleh lingkungan/situasi.[9]
Ilmu komunikasi Di Selang Bidang Ilmu Lainnya
Dahulu orang bertambah mudah mengartikan tentang ilmu daripada sekarang. Dulu defenisi ilmu bergantung pada sistem filsafat yang dianutnya. Sekarang ilmu memperoleh jabatan yang lepas sama sekali dan mandiri. Makna ilmu tidak lagi berdasarkan dan dilihat dari filsafatnya, melainkan berdasarkan pada apa yang dilaksanakan oleh ilmu tersebut, serta metodologinya. [8]
Bercakap jabatan Ilmu Komunikasi di selang ilmu-ilmu lainnya, tidak akan terlepas dari akar atau landasan Ilmu Komunikasi itu sendiri, dimana banyak ilmuwan nonkomunikasi memberikan kontribusi untuk lahirnya Ilmu Komunikasi. [2] Pakar politik Harold D. Lasswell. Sosiolog Max Weber, Daniel Lerner dan Everett M. Rogers. Psikolog Carl I. Hoveland dan Paul Lazarsfeld. Pakar bahasa Wilbur Schramm. Shannon dan Weaver adalah pakar matematika. [8]
Sumber rujukan
- ^ Ruben Brent D dan Lea P Stewart. (2006). Communication and Human Behavior. United States: Allyn and Bacon
- ^ a b c d e f g Komala, Lukiati. 2009. Ilmu Komunikasi: Perspektif, Proses, dan Konteks. Bandung: Widya Padjadjaran
- ^ a b c Mulyana, Deddy Prof. Imu Komunikasi Suatu Pengantar. PT Remaja Rosdakarya. 2007
- ^ a b c d e Rohim,Syaiful.2009. Teori Komunikasi: Perspektif,Ragam, & Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta
- ^ a b West, Richard & Lynn H. Turner. 2007. Introducing Communication Theory. Third Edition. Singapore: The McGrow Hill companies.
- ^ a b c (Indonesia) Larry Gonick, Kartun (non) Komunikasi, guna dan salah guna informasi dalam dunia modern. Kepustakaan Populer Gramedia, Juli 2007. (diterjemahkan dari Guide to (non) Communication HarperClollins Publisher, Inc copyright 1993. ISBN 978-979-9100-75-7
- ^ a b c Mulyana, Deddy. 2007. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
- ^ a b c Wiryanto,Dr. 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jilid I. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.
- ^ a b c d e Rochmawati, Lusa. 2009. Faktor yang mempengaruhi komunikasi
Sumber :
kategori-antropologi.kurikulum.org, wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, sepakbola.biz, dsb.