Gorontalo

Gorontalo
—  Provinsi  —
Simbol Gorontalo
Simbol
Slogan: "Duluo Limo Lo Pohalaa"
Peta lokasi Gorontalo
NegaraIndonesia
Hari jadi16 Februari 2001 (hari jadi)
Ibu kotaKota Gorontalo
Pemerintahan
 • GubernurRusli Habibie[1]
Luas
 • Total11.967.64 km2 (4,620.73 mil²)
Populasi (2010)[2]
 • Total1.040.164
 • Kepadatan92/km2 (240/sq mi)
Demografi
 • Suku bangsaGorontalo (90%) , Suku Suwawa, Suku Bone, Suku Atinggola, Mongondow
 • AgamaIslam (97.81%), Protestan (1.59%), Hindu (0.35%), Katolik (0.07%), Buddha (0.09%, Lain-Beda (0,08%)[3]
 • BahasaBahasa Gorontalo, Bahasa Suwawa, Bahasa Atinggola, Bahasa Indonesia
Zona waktuWITA
Kabupaten5
Kota1
Lagu daerahHulonthalo Lipuu
Situs webwww.gorontaloprov.go.id

Gorontalo yaitu provinsi yang ke-32 di Indonesia. Sebelumnya Gorontalo yaitu wilayah Kabupaten Gorontalo dan Kota Madya Gorontalo di Sulawesi Utara. Seiring dengan timbulnya pemekaran wilayah berkenaan dengan otonomi daerah, provinsi ini akhir dibuat berlandaskan Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2000, tertanggal 22 Desember 2000.

Provinsi Gorontalo terletak di Pulau Sulawesi babak utara atau di babak barat Sulawesi Utara. Luas wilayah provinsi ini 11.967,64 km² dengan jumlah rakyat sebanyak 1.040.164 jiwa (berdasarkan Sensus Rakyat 2010), dengan tingkat kepadatan rakyat 85 jiwa/km². Penjabat Gubernur Gorontalo yang pertama yaitu Drs. H. Tursandi Alwi yang dilantik pada peresmian Provinsi Gorontalo pada tanggal 16 Februari 2001. Tanggal ini akhir, sekalipun masih kontroversial, diperingati sebagai Hari Ulang Tahun Provinsi Gorontalo hingga sekarang (2011).

Sampai dengan September 2011, wilayah adminitrasi Provinsi Gorontalo mencakup 5 kabuapten (Kabupaten Boalemo, Bone Bolango, Gorontalo, Gorontalo Utara, dan Pohuwato), 1 kota (Kota Gorontalo), 75 disktrik, 532 kelurahan, dan 69 kelurahan. Data ini terus mengalami perubahan seiring dengan benarnya babak pemekaran kabupaten/ kota, disktrik, kelurahan, atau kelurahan yang benar di Provinsi Gorontalo hingga sekarang.

Kedudukan Geografis

Provinsi Gorontalo terletak pada babak utara Pulau Sulawesi, tepatnya pada 0,19’ – 1,15‘ LU dan 121,23’ –123,43’ BT. Kedudukannya sangatlah strategis, karena diapit oleh dua perairan (Teluk Tomini di selatan dan Laut Sulawesi di utara).

Kependudukan

Hasil Sensus Rakyat 2010 pendduduk Provinsi Gorontalo berjumlah 1.040.164 jiwa yang terdiri atas 521.914 jiwa laki-laki dan 518.250 perempuan. Laju pertumbuhan rakyat Gorontalo tahun 2010 mencapai 2,28 persen/tahun. Kepadatan rakyat terbanyak benar di Kota Gorontalo dengan kepadatan rakyat 2.719 jiwa/km² sedangkan kepadatan rakyat terkecil benar di Kabupaten Pohuwato yang hanya sekitar 30 jiwa/km².


Batas Wilayah

Berlandaskan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2000 tentang Pembentukan Provinsi Gorontalo[7], batas wilayah Provinsi Gorontalo yaitu sebagai berikut:

Pemerintahan

Kantor Gubernur Gorontalo (2011).

Kabupaten dan Kota

Provinsi Gorontalo pada awal berdirinya hanya terdiri dari 2 kabupaten dan 1 kota. Namun, setelah benarnya pemekaran, Provinsi Gorontalo sekarang terdiri dari 5 kabupaten dan 1 kota, yaitu sebagai berikut.

Disktrik dan Kelurahan/Kelurahan

Wilayah administrasi Provinsi Gorontalo terdiri atas 75 disktrik dan 637 kelurahan/kelurahan yang tersebar di semua kabupaten/kota sebagai berikut.

Kabupaten/KotaJumlah DisktrikJumlah Desa/Kelurahan
Kabupaten Boalemo784
Kabupaten Bone Bolango17157
Kabupaten Gorontalo18205
Kabupaten Gorontalo Utara656
Kabupaten Pohuwato13105
Kota Gorontalo649
Total66619

Rencana pemekaran daerah otonom baru

Sekarang ini, Provinsi Gorontalo sedang merencanakan pembentukan daerah otonom baru yang nantinya hendak berstatus sebagai kota madya, yaitu: disktrik Marisa di kabupaten Pohuwato, dan disktrik Anggrek di Kabupaten Gorontalo Utara. Kedua daerah ini hendak diusahakan dijadikan daerah otonom baru karena memiliki potensi yang akbar untuk dijadikan daerah otonom baru di Provinsi Gorontalo. Disktrik Marisa yang memiliki kegiatan ekonomi rakyat yang maju, juga Disktrik Anggrek yang didukung dengan benarnya pelabuhan yang hendak dijadikan pelabuhan andalan di pulau sulawesi ini, membuat kedua daerah ini sudah layak untuk dijadikan kota madya (daerah otonom baru) di Provinsi Gorontalo.

Daftar Gubernur


Ekonomi

Gorontalo yaitu salah satu jalur perdagangan di Indonesia sejak zaman dahulu. Setelah zaman itu Gorontalo telah tertinggal dari daerah beda, karena perekonomian yang berjalan lambat.

Gorontalo sudah dijadikan salah satu wilayah yang dijadikan jalur perdagangan di Indonesia sejak zaman dahulu. Potret keaktifan perdagangan di pelabuhan Provinsi Gorontalo pada zaman dahulu.

Perekonomian Provinsi Gorontalo sekarang ini yaitu salah satu perekonomian yang berkembang di Indonesia. Sektor pertanian dan jasa yaitu sektor yang di andalkan di Provinsi ini karena memiliki konstribusi yang akbar dalam pembentukan pendapat Provinsi. Selain itu Provinsi ini memiliki banyak potensi termasuk parawisata. Provinsi ini memiliki Taman laut Olele, Pulau Saronde, Pulau Bitila, Taman nasional Bogani Nani Wartabone, dan lain-lain yang benar keindahan alam yang begitu memukau, benar keanekaragaman hayati dan hewani dan tak kalah dengan keindahan dan keberagaman hayati dan hewani di Bunaken, Sulawesi Utara, Togean di Selawesi Tengah, ataupun Wakatobi di Sulawesi Tenggara. Provinsi Gorontalo pula memiliki beberapa BUMD yang mengolah SDA yang benar di Provinsi ini.

Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo, senantiasa mengadakan pembangunan sehingga perekonomian dapat tumbuh dengan cepat. Proyek pembangunan yang diutamakan yaitu, pembangunan infrastruktur seperti jalan dan fasilitas bedanya seperti Rumah Sakit, Bandara, dan Pelabuhan yang berstandar Internasional. Hal ini diterapkan untuk mewujudkan cita - cita Provinsi Gorontalo dijadikan sebuah provinsi yang maju, dan dapat berdiri sendiri di Indonesia.

Provinsi Gorontalo memiliki kedudukan geografi yang strategis untuk perekonomian nasional, kerana memiliki jalur perdagangan yang langsung berhadapan dengan negara Hongkong, Taiwan, Jepang, dan Korea Selatan. Selain itu Provinsi Gorontalo juga yaitu salah satu daerah yang dijadikan jalur mulut perdagangan dari benua Amerika ke negara - negara di Asia Pasifik, seperti Brunei Darussalam, Singapura, dan Malaysia. Maka dari itu Provinsi Grorntalo meminta supaya Pemerintah Pusat dapat memanfaatkan kedudukan geografi yang strategis ini dengan membantu Provinsi Gorontalo untuk melakukan pembangunan sehingga banyak investor yang turut dan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah maupun nasional.

Arti Simbol Daerah[11]

Arti Simbol

  • Model pohon kelapa yang melengkung: gerak dinamis dan tidak diam, tetapi selalu berbuat untuk masa depan.
  • Sayap maleo yang mengembang: dinamika siap untuk tinggal landas dan siap berlomba serta berjumlah 16 helai menandakan tanggal lahir Provinsi Gorontalo (16 Februari 2000).
  • Buku yang terbuka: keinginan rakyat untuk untuk siap meraih prestasi dalam Ilmu Pengetahuan dan Teknologi serta Iman dan Taqwa dengan cara terus menerus.
  • Bintang: cita-cita yang tinggi dan simbol keagamaan.
  • Pita: keinginan masyrakat Gorontalo untuk menyerap, merekam, dan memiliki ilmu pengetahuan dan teknologi.
  • Padi dan Kapas: kemakmuran dan kesejahteraan (seperti pada Pancasila).
  • Rantai: pengakuan persatuan dan kesatuan dalam kerangka Bhineka Tunggal Ika serta berjumlah 23 butir melambangkan tanggal 23 Januari.
  • Kapas yang berjumlah 19 buah dan padi berjumlah 42 butir melambangkan tahun 1942.

Arti Warna

  • Biru keunguan: tenang, setia, dan selalu ingin mempertahankan kebenaran dan harapan masa depan yang cerah.
  • Hijau: Ceria.
  • Kuning: keagungan dan kemuliaan.
  • Putih: kesucian dan keluhuran.
  • Merah: keberanian dan perjuangan.

Bahasa daerah

Sebenarnya benar banyak bahasa daerah di Gorontalo. Namun hanya tiga bahasa yang cukup dikenal rakyat di wilayah ini, yaitu Bahasa Gorontalo, Bahasa Suwawa, dan Bahasa Atinggola. Dalam babak perkembangannya Bahasa Gorontalo semakin dominan sehingga dilebihkan dikenal oleh rakyat di seantero Gorontalo. Kala ini Bahasa Gorontalo telah dipengaruhi oleh Bahasa Indonesia, sehingga kemurnian bahasanya sedikit sulit diperoleh di Gorontalo.

Media

Media cetak

Hingga kala ini benar 2 buah TV lokal yaitu GOTV dan MIMOZA TV dan 2 buah harian/surat kabar yang terbit di Gorontalo, yaitu Gorontalo Post dan Tribun Gorontalo. Beberapa waktu lewat sempat juga terbit Limboto Express, media milik Pemerintah Kabupaten Gorontalo yang akhir sudah tidak terbit lagi. Selain itu juga pernah terbit Koran Gorontalo yang juga tidak berumur panjang.

Rumah adat

Dulohupa.jpg
  • Bandayo Po Boide
  • Dulohupa

Senjata tradisional

  • Somala/Sabele/Parang/Lilang

Sejarah

Menurut sejarah, Jazirah Gorontalo terbentuk tidak cukup semakin 400 tahun lewat dan yaitu salah satu kota tua di Sulawesi selain Kota Makassar, Parepare dan Manado. Gorontalo pada kala itu dijadikan salah satu pusat penyebaran agama Islam di Indonesia Timur yaitu dari Ternate, Gorontalo, Bone. Seiring dengan penyebaran agama tersebut Gorontalo dijadikan pusat babak memberi latihan dan perdagangan rakyat di wilayah sekitar seperti Bolaang Mongondow (Sulut), Buol Toli-Toli, Luwuk Banggai, Donggala (Sulteng) bahkan sampai ke Sulawesi Tenggara.Gorontalo dijadikan pusat babak memberi latihan dan perdagangan karena kedudukannya yang strategis menghadap Teluk Tomini (bagian selatan) dan Laut Sulawesi (bagian utara).

Peta Gorontalo

Peta GtloPeta GorontaloKedudukan Kota Kerajaan Gorontalo mulanya benar di Kelurahan Hulawa Disktrik Telaga sekarang, tepatnya di pinggiran sungai Bolango. Menurut Penelitian, pada tahun 1024 H, kota Kerajaan ini dialihkan dari Keluruhan Hulawa ke Dungingi Kelurahan Tuladenggi Disktrik Kota Barat sekarang. Akhir dimasa Pemerintahan Sultan Botutihe kota Kerajaan ini dialihkan dari Dungingi di pinggiran sungai Bolango, ke satu lokasi yang terletak selang dua kelurahan yaitu Kelurahan Biawao dan Kelurahan Limba B. Dengan kedudukannya yang stategis yang dijadikan pusat babak memberi latihan dan perdagangan serta penyebaran agama islam maka pengaruh Gorontalo sangat akbar pada wilayah sekitar, bahkan dijadikan pusat pemerintahan yang dinamakan dengan Kepala Daerah Sulawesi Utara Afdeling Gorontalo yang meliputi Gorontalo dan wilayah sekitarnya seperti Buol ToliToli dan, Donggala dan Bolaang Mongondow.

Pelabuhan Gorontalo yang selalu ramai

Sebelum masa penjajahan keadaaan daerah Gorontalo benar bangun kerajaan-kerajaan yang diatur menurut hukum adat ketatanegaraan Gorontalo. Kerajaan-kerajaan itu tergabung dalam satu ikatan kekeluargaan yang dinamakan "Pohala'a". Menurut Haga (1931) daerah Gorontalo benar lima pohala'a :

  • Pohala'a Gorontalo
  • Pohala'a Limboto
  • Pohala'a Suwawa
  • Pohala'a Boalemo
  • Pohala'a Atinggola

Dengan hukum adat itu maka Gorontalo termasuk 19 wilayah adat di Indonesia. Selang agama dengan adat di Gorontalo menyatu dengan sebutan "Adat bersendikan Syara' dan Syara' bersendikan Kitabullah". Pohalaa Gorontalo yaitu pohalaa yang paling menonjol di selang kelima pohalaa tersebut. Itulah karenanya Gorontalo semakin banyak dikenal. Asal usul nama Gorontalo terdapat beragam pendapat dan penjelasan selang lain :

  • Berasal dari "Hulontalangio", nama salah satu kerajaan yang dipersingkat dijadikan hulontalo.
  • Berasal dari "Hua Lolontalango" yang berarti orang-orang Gowa yang berjalan lewat lalang.
  • Berasal dari "Hulontalangi" yang berarti semakin mulia.
  • Berasal dari "Hulua Lo Tola" yang berarti tempat berkembangnya ikan Gabus.
  • Berasal dari "Pongolatalo" atau "Puhulatalo" yang berarti tempat menunggu.
  • Berasal dari Gunung Telu yang berarti tiga buah gunung.
  • Berasal dari "Hunto" suatu tempat yang senantiasa digenangi air

Harbour Gorontalopelabuhan gorontalo selalu ramaiJadi asal usul nama Gorontalo (arti katanya) tidak diketahui lagi, namun jelas ucap "hulondalo" hingga sekarang masih hidup dalam kalimat orang Gorontalo dan orang Belanda karena kesulitan dalam mengucapkannya diucapkan dengan Horontalo dan bila ditulis dijadikan Gorontalo.

Pada tahun 1824 daerah Limo Lo Pohalaa telah benar di bawah kekusaan seorang asisten Residen disamping Pemerintahan adati. Pada tahun 1889 sistem pemerintahan kerajaan dialihkan ke pemerintahan langsung yang dikenal dengan sebutan "Rechtatreeks Bestur". Pada tahun 1911 terjadi lagi perubahan dalam bangun pemerintahan Daerah Limo Lo Pohalaa dibagi atas tiga Onder Afdeling yaitu :

  • Onder Afdeling Kwandang
  • Onder Afdeling Boalemo
  • Onder Afdeling Gorontalo

Akhir pada tahun 1920 berganti lagi dijadikan lima distrik yaitu :

  • Distrik Kwandang
  • Distrik Limboto
  • Distrik Bone
  • Distrik Gorontalo
  • Distrik Boalemo

Pada tahun 1922 Gorontalo ditetapkan dijadikan tiga Afdeling yaitu :

  • Afdeling Gorontalo
  • Afdeling Boalemo
  • Afdeling Buol

Sebelum kemerdekaan Republik Indonesia, rakyat Gorontalo dipelopori oleh Bpk H. Nani Wartabone berjuang dan merdeka pada tanggal 23 Januari 1942. Selama tidak cukup semakin dua tahun yaitu sampai tahun 1944 wilayah Gorontalo berdaulat dengan pemerintahan sendiri. Perjuangan patriotik ini dijadikan tonggak kemerdekaan bangsa Indonesia dan memberi imbas dan inspirasi bagi wilayah sekitar bahkan dengan cara nasional. Oleh karenanya Bpk H. Nani Wartabone dikukuhkan oleh Pemerintah RI sebagai pahlawan perintis kemerdekaan.

Pada landasannya rakyat Gorontalo benar jiwa nasionalisme yang tinggi. Indikatornya dapat dibuktikan yaitu pada kala "Hari Kemerdekaan Gorontalo" yaitu 23 Januari 1942 dikibarkan bendera merah putih dan dinyanyikan lagu Indonesia Raya. Padahal kala itu Negara Indonesia sendiri masih yaitu mimpi kaum nasionalis tetapi rakyat Gorontalo telah menerangkan kemerdekaan dan dijadikan babak dari Indonesia.

Selain itu pada kala pergolakan PRRI Permesta di Sulawesi Utara rakyat wilayah Gorontalo dan sekitarnya berjuang untuk tetap menyatu dengan Negara Republik Indonesia dengan semboyan "Sekali ke Djogdja tetap ke Djogdja" sebagaimana pernah didengungkan pertama kali oleh Ayuba Wartabone di Parlemen Indonesia Timur ketika Gorontalo dijadikan babak dari Negara Indonesia Timur.

Sistem Pemerintahan

Pemerintahan di daerah Gorontalo pada masa perkembangan kerajaankerajaan yaitu bersifat monarkikonstitusional, yang pada awal mula pembentukan kerajaan-kerajaan tersebut berakar pada kekuasaan rakyat yang menjelmakan diri dalam kekuasaan Linula, yang sesungguhnya menurutkan azas demokrasi. Organisasi pemerintahan dalam kerajaan terbagi atas tiga babak dalam suasana kerjasama yang dinamakan "Buatula Totolu", yaitu :

  • Buatula Bantayo; dipimpin oleh Bate yang bertugas menciptakan peraturan-peraturan dan garis-garis akbar tujuan kerajaan.
  • Buatula Bubato; dipimpin oleh Raja (Olongia) dan bertugas melaksanakan peraturan serta berusaha mensejahterakan rakyat.
  • Buatula Bala; yang pada mulanya dipimpin oleh Pulubala, bertugas dalam bidang pertahanan dan keamanan.

Olongia Lo Lipu (Maha Raja Kerajaan) yaitu kepala pemerintahan tertinggi dalam kerajaan tetapi tidak berkuasa mutlak. Dia dipilih oleh Bantayo Poboide dan dapat dipecat atau di mazulkan juga oleh Bantayo Poboide. Masa jabatannya tidak ditentukan, tergantung dari penilaian Bantayo Poboide. Hal ini membuktikan bahwa kekuasaan tertinggi dlm kerajaan benar dalam tangan Bantayo Poboide sebagai penjelmaan dari pd kekuasaan rakyat.

Jogugu Gorontalo

salah satu jogugu pada tahun 1870 sebagai penguasa tertinggi dalam kerajaan, terdapat pula jabatan tinggi bedanya yaitu "Patila" (Mangku Bumi) akhir dinamakan Jogugu. Wulea Lo Lipu (Marsaoleh) setingkat dengan camat. Disamping Olongia dan pembantu-pembantunya sebagai pelaksana pemerintahan seharihari terdapat suatu Badan Musyawarah Rakyat (Bantayo Poboide) yang dipimpin oleh seorang Bate. Setiap kerajaan benar suatu Bantayo Poboide yang berarti bangsal tempat bermusyawarah. Di dalam bangsal inilah diproses dan dirumuskan beragam persoalan negeri, sehingga tugas Bantayo Poboide dapat diperinci sebagai berikut :

  • Menetapkan adat dan hukum adat.
  • Mendampingi serta mengawal pemerintah.
  • Menggugat Raja.
  • Memilih dan menobatkan Raja dan pembesar-pembesar bedanya.

Bantayo Poboide dalam menetapkan sesuatu, menganut musyawarah dan mufakat untuk menghendaki suatu kebulatan suara dan bersama-sama bertanggung jawab atas setiap keputusan bersama. Demikianlah cerminan singkat tentang sejarah dan pemerintahan pada kerajaan-kerajaan di Daerah Gorontalo yang berlandaskan kekuasaan rakyat atau demokrasi.

Referensi

Pranala luar

Gorontalo
 
Pusat pemerintahan: Kota Gorontalo
 
Kabupaten
 
Kota
 
 
Ibu kota: DKI Jakarta
 
Sumatera
 
Jawa
 
Kalimantan
 
Nusa Tenggara
 
Sulawesi
 
Celaku
 
Papua
 


Sumber :
indonesia-info.net, kategori-antropologi.ptkpt.net, wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, dsb-nya.