Brāhmī |
---|
Aksara Brahmi dan turunannya |
|
Brahmik Selatan - Tamil Brahmi
-
- Tamil
- Pallawa Grantha
- Malayalam
- Tulu
- Sinhala
- Dhives Akuru
- Saurashtra
- Khmer
-
- Cham
- Kawi Kuna
-
- Mon
- Kalinga
- Aksara Bhattiprolu
- Tai Le
- Ahom
|
Aksara Kawi atau Aksara Jawa Kuno adalah bentuk aksara yang dipakai untuk menuliskan Bahasa Jawa Kuno atau Bahasa Kawi dan berkembang di Nusantara pada 100 tahun VIII – XVI.
Asal-usul
Aksara Jawa Kuno berasal dari Aksara Pallawa yang mengalami penyederhanaan bentuk huruf pada sekira 100 tahun VIII. Aksara Pallawa itu sendiri adalah turunan Aksara Brahmi dan berasal dari daerah India bagian selatan. Aksara Pallawa dijadikan induk semua aksara daerah di Asia Tenggara (e.g. Aksara Thai, Aksara Batak, Aksara Burma).
Perbedaan terpenting antara Aksara Pallawa dengan Aksara Jawa Kuno diantaranya adalah :
- Aksara Jawa Kuno mempunyai vokal e pepet dan vokal e pepet panjang, sedangkan Aksara Pallawa tanpa mempunyai vokal e pepet atau vokal e pepet panjang.
- Aksara Jawa Kuno cukup sering menggunakan tanda virama untuk menghilangkan vokal pada huruf konsonan, sedangkan Aksara Pallawa biasanya hanya menggunakan virama di belakang kalimat atau di belakang bait.
Penulisan
Aksara Jawa Kuno meliputi 33 huruf konsonan (sama dengan konsonan pada Aksara Pallawa) dan 16 huruf vokal (vokal pada Aksara Pallawa ditambah dua vokal e pepet). Huruf-huruf Aksara Kawi dituliskan dari kiri ke kanan dan dari atas ke bawah.
Sebagaimana halnya dengan semua keturunan Aksara Brahmi maka Aksara Jawa Kuno adalah macam aksara abugida atau aksara alpha-sylable. Macam aksara ini huruf konsonannya mempunyai vokal a yang melekat pada huruf konsonan itu dan bunyi vokalnya bisa diganti dengan menggunakan tanda vokal lain. Vokal a yang melekat pada satu huruf konsonan mampu dihilangkan dengan memberi tanda virama pada huruf konsonan tersebut. Cluster dua konsonan dibuat dengan menaruh huruf konsonan kedua mempunyai ukuran kecil di bawah huruf konsonan pertama (e.g. cluster untuk ka, kha, ga) atau menyambung bagian kiri konsonan kedua dengan bagian kanan huruf konsonan pertama (e.g. cluster untuk pa, pha, sa).
Sistem penomoran pada Aksara Jawa Kuno sama dengan sistem penomoran Hindu-Arab yang menggunakan 10 digit angka dan berdasarkan perhitungan basis 10. Beberapa tanda baca yang sudah umum dipakai di antara turunan Aksara Brahmi di India juga dipakai dalam Aksara Jawa Kuno.
Periodisasi
J. G. de Casparis (1975) menggolongkan beberapa tahap perkembangan Aksara Jawa Kuno, yaitu :
- Aksara Jawa Kuno Awal / Aksara Kawi Awal (sekira antara 750 – 925 M)
- Bentuk Kuno : Misalnya terdapat pada Prasasti Dinoyo dari Malang, Prasasti Sangkhara dari Sragen, dan Prasasti Plumpungan dari Salatiga.
- Bentuk Standar : Misalnya terdapat pada prasasti-prasasti dari masa pemerintahan Rakai Kayuwangi dan Rakai Balitung; misalnya Prasasti Rukam dari Temanggung, Prasasti Munduan dari Temanggung, dan Prasasti Rumwiga dari Bantul.
- Aksara Jawa Kuno Belakang / Aksara Kawi Belakang (sekira antara 925 – 1250 M) : Misalnya terdapat pada prasasti-prasasti dari zaman Kerajaan Mataram di Jawa Timur dan Kerajaan Kediri; misalnya Prasasti Lemahabang dari Lamongan, Prasasti Cibadak dari Sukabumi, dan Prasasti Ngantang dari Malang.
- Aksara Majapahit (sekira antara 1250 – 1450 M) : Misalnya terdapat pada prasasti-prasasti dari zaman Kerajaan Majapahit; misalnya Prasasti Kudadu dari Mojokerto, Prasasti Adan-adan dari Bojonegoro, dan Prasasti Singhasari dari Malang.
Perkembangan
Aksara Jawa Kuno adalah induk semua aksara daerah di Nusantara – kecuali mungkin aksara daerah di Pulau Sumatera (e.g. Aksara Batak, Aksara Kerinci, Aksara Lampung). Hal ini diakibatkan di Pulau Sumatera bentuk peralihan dari Aksara Pallawa ke aksara daerah tanpa bisa diasumsikan sama dengan Aksara Jawa Kuno. Biasanya bentuk peralihan ini dinamakan dengan nama Aksara Proto-Sumatera atau Aksara Sumatera Kuno (Damais, 1955 & 1995).
Seiring perubahan agenda penulisan dan media penulisan maka sejak 100 tahun XVI – XVII Aksara Jawa Kuno berkembang dijadikan beberapa aksara daerah, antara lain :
Tabel Aksara
Tabel Aksara Jawa Kuno di bawah adalah tabel dengan bentuk huruf berdasarkan bentuk huruf standar dari 100 tahun VIII - X. Perbandingan bentuk huruf selama perkembangan Aksara Jawa Kuno, mampu dilihat di Tabel van Oud en Nieuw Indische Alphabetten (Holle, 1882).
Rujukan
- De Casparis, J. G., 1975, Indonesian Palaeography : A History of Writing in Indonesia from the beginnings to c. AD 1500, Leiden & Koln.
- Holle, K. F., 1882, Tabel van Oud en Nieuw Indische Alphabetten : Bijdrage tot de Palaeographie van Nederlansch Indie, Batavia.
Lihat juga
Aksara Nusantara
|
---|
| | | |
---|
| | | Lainnya | Stenografi silabis Boyd · Warga asli Kanada · Ge'ez · Aksara braille Jepang · Kharoṣṭhī · Meroe · Stenografi Pitman · Aksara Pollard · Sorang Sompeng · Tāna · Stenografi alami Thomas |
---|
|
|
|
|
|
|
---|
| Aztek · Blissymbol · DanceWriting · Dongba · Míkmaq · New Epoch Notation Painting · SignWriting |
|
|
|
|
|
|
|