Kota Salatiga![Simbol Kota Salatiga.png](https://kategori-antropologi.pts-ptn.net/_sepakbola/_baca_image.php?td=6&kodegb=120px-Lambang_Kota_Salatiga.jpg) Simbol Kota Salatiga Motto: Çrir Astu Swasti Prajabhyah
|
![Locator kota salatiga.gif](https://kategori-antropologi.pts-ptn.net/_sepakbola/_baca_image.php?td=6&kodegb=Locator_kota_salatiga.gif) Peta lokasi Kota Salatiga Koordinat: 110 ° 28' 37.79" - 110o 32' 39.79" BT |
Provinsi | Jawa Tengah |
Landasan hukum | UU No. 13/1950 |
Tanggal | - |
Pemerintahan |
- Walikota | Yulianto |
- DAU | Rp. 358.331.867.000.-(2013)[1] |
Lebar | 56,781 kilometer2 |
Populasi |
- Total | 177,088 jiwa (2011) |
- Kepadatan | 3,12 jiwa/km2 |
Demografi |
- Kode lahan telepon | 0298 |
Pembagian administratif |
- Disktrik | 4 |
- Kelurahan | 22 |
- Situs web | http://www.pemkot-salatiga.go.id |
Kota Salatiga, yaitu sebuah kota di Provinsi Jawa Tengah. Kota ini berbatasan sepenuhnya dengan Kabupaten Semarang. Salatiga terletak 49 kilometer sebelah selatan Kota Semarang atau 52 kilometer sebelah utara Kota Surakarta, dan sah di jalan negara yang menghubungan Semarang-Surakarta. Salatiga terdiri atas 4 disktrik, yakni Argomulyo, Tingkir, Sidomukti, dan Sidorejo. Kota ini sah di lereng timur Gunung Merbabu, sehingga menciptakan kota ini berudara cukup sejuk.
Sejarah
Sah beberapa sumber yang terjadi landasan untuk mengungkap asal-usul Salatiga, yaitu yang bersumber dari tuturan penduduk, prasasti maupun penelitian dan kajian yang cukup detail. Dari beberapa sumber tersebut Prasasti Plumpungan-lah yang terjadi landasan asal-usul Kota Salatiga. Berdasarkan prasasti ini Hari Jadi Kota Salatiga dibakukan, yakni tanggal 24 Juli 750 yang diambil keputusan dengan Peraturan Daerah Tingkat II Kota Salatiga Nomor 15 Tahun 1995 tentang Hari Jadi Kota Salatiga.
Prasasti Plumpungan
![](https://kategori-antropologi.pts-ptn.net/_sepakbola/_baca_image.php?td=6&kodegb=220px-Plumpungan_inscription.jpg)
Prasasti Plumpungan
Prasasti Plumpungan, cikal bakal kelahirannya Salatiga, tertulis dalam batu akbar berjenis andesit mempunyai ukuran panjang 170cm, lebar 160cm dengan garis lingkar 5 meter yang seterusnya dinamakan Prasasti Plumpungan.
Berdasar prasasti di Dukuh Plumpungan, Kampong Kauman Kidul, Disktrik Sidorejo, maka Salatiga sudah sah sejak tahun 750 Masehi, pada waktu itu Salatiga adalah perdikan.
Perdikan berarti suatu daerah dalam wilayah kerajaan tertentu. Daerah ini diberi keleluasaan dari segala kewajiban pajak atau upeti karena daerah tersebut mempunyai kekhususan tertentu, daerah tersebut harus dipergunakan sesuai dengan kekhususan yang dipunyai. Wilayah perdikan diberikan oleh Raja Bhanu mencakup Salatiga dan sekitarnya.
Menurut sejarahnya, di dalam Prasasti Plumpungan berisi kepastian hukum, yaitu suatu kepastian status tanah perdikan atau swantantra bagi Kampong Hampra. Pada zamannya, peresmian ketentuan Prasasti Plumpungan ini adalah kejadian yang sangat penting, khususnya bagi warga di daerah Hampra. Peresmian prasasti adalah titik tolak berdirinya daerah Hampra secara resmi sebagai daerah perdikan atau swantantra. Kampong Hampra tempat prasasti itu sah, sekarang datang wilayah administrasi Kota Salatiga. Dengan demikian daerah Hampra yang diberi status sebagai daerah perdikan yang lepas sama sekali pajak pada zaman ronde, cara, perbuatan berproduksi prasasti itu yaitu daerah Salatiga sekarang ini.
Konon, para pakar telah memastikan bahwa penulisan Prasasti Plumpungan dilaksanakan oleh seorang citralekha (penulis) disertai para pendeta (resi). Raja Bhanu yang disebut-sebut dalam prasasti tersebut yaitu seorang raja akbar pada zamannya yang banyak memperhatikan nasib penduduknya.
Konten Prasasti Plumpungan ditulis dalam Bahasa Jawa Kuno dan bahasa Sanskerta. Tulisannya ditatah dalam petak persegi empat bergaris ganda yang menjorok ke dalam dan keluar pada setiap sudutnya.
Dengan demikian, pemberian tanah perdikan adalah kejadian yang sangat istimewa dan langka, karena hanya diberikan untuk desa-desa yang benar-benar berbuat perbuatan baik untuk raja. Untuk mengabadikan kejadian itu maka raja menulis dalam Prasasti Plumpungan Srir Astu Swasti Prajabhyah, yang artinya: "Mudah-mudahan Bahagia, Selamatlah Penduduk Sekalian". Ditulis pada hari Jumat, tanggal 24 Juli tahun 750 Masehi.
Zaman kolonial
![](https://kategori-antropologi.pts-ptn.net/_sepakbola/_baca_image.php?td=6&kodegb=300px-COLLECTIE_TROPENMUSEUM_De_Toetangsche_weg_te_Salatiga_.jpg)
Pemandangan jalan di Salatiga pada tahun 1918
Salatiga pada saat kolonial tercatat sebagai tempat ditandatanganinya kontrak selang Pangeran Sambernyawa atau Raden Mas Said (kelak terjadi KGPAA Mangkunegara I) di satu pihak dan Kasunanan Surakarta dan VOC di pihak lain. Kontrak ini terjadi landasan hukum berdirinya Kadipaten Mangkunegaran.
Pada zaman pendudukan Belanda telah cukup jelas batas dan status Kota Salatiga, berdasarkan Staatsblad 1917 No. 266 Mulai 1 Juli 1917 didirikan Stadsgemeente Salatiga yang daerahnya terdiri dari 8 kampong.
Karena dukungan faktor geografis, udara sejuk dan letak yang sangat strategis, maka Salatiga cukup diketahui keindahannya di saat pendudukan Belanda, bahkan sempat memperoleh julukan "Kota Salatiga yang Terindah di Jawa Tengah".
Zaman kemerdekaan
Kotamadya Daerah Tingkat II Salatiga yaitu bekas stadsgemeente yang dibentuk berdasarkan Staatsblad 1929 No. 393 yang seterusnya dicabut dengan Undang-undang Nomor 17 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kecil Dalam Lingkungan Provinsi Jawa Timur, Jawa Tengah dan Jawa Barat.
Geografi
Salatiga terletak di ketinggian 750-850 mdpl, dan terletak di lereng timur Gunung Merbabu yang menciptakan daerah Salatiga terjadi lebih sejuk. Pemandangan Gunung Merbabu, Gunung Ungaran, Gunung Telomoyo, dan Rawa Pening yang indah menciptakan Salatiga terjadi daerah yang indah dan spektakuler. Seluruh Wilayah Salatiga dibatasi oleh Kabupaten Semarang, selang lain di anggota utara berbatasan dengan Disktrik Tuntang dan Disktrik Pabelan, di anggota selatan berbatasan dengan Disktrik Tengaran, di anggota barat berbatasan dengan Disktrik Tuntang dan Disktrik Getasan, di anggota timur berbatasan dengan Disktrik Tengaran dan Disktrik Pabelan.
Pendidikan
![](https://kategori-antropologi.pts-ptn.net/_sepakbola/_baca_image.php?td=6&kodegb=300px-COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Het_zwembad_van_Kali_Taman_te_S.jpg)
Pemandian Kalitaman di Salatiga di tahun 1928
Di kota ini terdapat Universitas Kristen Satya Wacana, salah satu universitas swasta ternama di Indonesia, yang pernah terkenal pada tahun 80-an karena kekritisan para mahasiswa dan dosennya terhadap Pemerintah Orde Baru. Selain itu terdapat pula STAIN Salatiga, satu-satunya perguruan tinggi Islam di Kota Salatiga yang berdiri berkat dukungan beragam pihak paling penting para ulama dan pengurus Nahdlatul Ulama Jawa Tengah. Seterusnya sah Institut Roncali, Stekom PAT, [Amika], Akbid ArRum, Akbid Bhakti Nusantara, dan sekolah perhotelan [Wahid Hospitality School],sekolah berkuda [Arrowhead] dan STIBA Satya Wacana..
Sekolah-sekolah menengah di Salatiga melintas Internet dihubungkan dalam Jaringan Pendidikan Salatiga. Adapun sekolah-sekolah menengah umum di Salatiga selang lain SMA Negeri 1 Salatiga, SMA Negeri 2 Salatiga, SMA Negeri 3 Salatiga, dan beberapa SMA swasta. Sedangkan untuk sekolah kejuruan sah SMK Negeri 1 Salatiga, SMK Negeri 2 Salatiga, SMK Negeri 3 Salatiga dan beberapa SMK swasta dan sekolah internasional.
Di Salatiga sah 10 SMP Negeri, 1 MTs Negeri dan beberapa SMP swasta seperti SMP Islam Al Azhar 18, SMP Stella Matutina, SMP Kristen 1, SMP Kristen 2, dan SMP Laboratorium Satya Wacana, SMP Raden Paku Blotongan, SMP Islam Sudirman, SMP Darma Lestari, dan lain-lainnya. Adapun beberapa SD Negeri yang tersebar di banyak daerah dan juga swasta yang banyak terpusat diperkotaan dan mulai merambah ke daerah pinggiran.
Sebagai Kota Pendidikan, Salatiga juga mempunyai Perpustakaan Umum Kota Salatiga sebagai wahana pembelajaran sepanjang hayat yang menyediaan sumber informasi dan pengetahuan bagi setiap orang, khususnya bagi warga Salatiga.[2]
Transportasi
Salatiga mempunyai tiga terminal, yang bernama Tingkir yang melayani bis tujuan AKDP Jateng dan AKAP Jateng, seperti Jakarta hingga Denpasar, Bali, Tamansari yang melayani jalur dalam kota,dan terminal Rejosari yang melayani daerah Salatiga Atas ( wilayah Getasan, Kopeng, Ngablak, dan kota Magelang). Untuk transportasi massal, Salatiga mempunyai angkutan kota, bis kota dan armada taksi dengan tujuan beberapa daerah di sekitar kota Salatiga. Sebentar lagi akan diperkeras dengan diungkapkannya kembali jalur rel kereta api di Stasiun Tuntang sampai Kedungjati dan berlanjut sampai stasiun Semarang sehingga lebih mudah sarana transportasi dari dan menuju ke kota Salatiga
Tempat Tamasya
Di Salatiga terdapat beberapa obyek tamasya seperti pemandian Kalitaman, sumber mata cairan Senjoyo, Wahana Waterboom Dreamland, Balai Reservoir Tamasya Pengetahuan Penyakit Duver, Arena Outbond dan berkuda Arrowhead, Kopeng Treetop, Salib Putih, Tamasya Tlogo, Prasasti Plumpungan, Museum Lukisan Kandhang Galeri Raprika Angga, Batik Plumpungan, Outlet souvenir Dekranasda
Referensi
- ^ "Perpres No. 10 Tahun 2013". 2013-02-04. Retrieved 2013-02-15.
- ^ Perpustakaan Umum Kota Salatiga
Pranala luar
- Situs Resmi Pemkot Salatiga
- Kelompok Foto Sejarah Salatiga
- (Belanda) Situs Belanda tentang Kota Salatiga
Sumber :
kategori-antropologi.kurikulum.org, wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, informasi.web.id, dsb.