Kabupaten Bandung
![]() Simbol Kabupaten Bandung Moto: Repeh Rapih Kerta Raharja | |
![]() Peta lokasi Kabupaten Bandung Koordinat: 6°41`-7°19` LS; 107°22`-108°5` BT | |
Provinsi | Jawa Barat |
Ibu kota | Soreang |
Pemerintahan | |
- Bupati | H. Dadang M. Nasser |
- Wakil Bupati | H. Deden Rukman Rumaji |
- DAU | Rp. 1.730.063.709.000.-(2013)[1] |
Luas | 1.762,39 kilometer2 [2] |
Populasi | |
- Total | 3.178.543 jiwa (2010) |
- Kepadatan | 1.803,54 jiwa/km2 |
Demografi | |
- Kode area telepon | 022 |
Pembagian administratif | |
- Kecamatan | 31 |
- Kampong | 278 |
- Situs web | www.bandungkab.go.id |
Kabupaten Bandung, yaitu sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Ibukotanya yaitu Soreang.
Daftar pokok
Batas wilayah
Utara | Kabupaten Bandung Barat, Kota Bandung, Kota Cimahi, dan Kabupaten Sumedang |
Selatan | Kabupaten Garut dan Kabupaten Cianjur |
Barat | Kabupaten Cianjur |
Timur | Kabupaten Garut |
Topografi
Sebagian mulia wilayah Kabupaten Bandung yaitu pegunungan. Di antara puncak-puncaknya adalah: Sebelah utara terdapat Gunung Bukittunggul (2.200 m), Gunung Tangkubanperahu (2.076 m) di perbatasan dengan Kabupaten Purwakarta. (keduanya kini termasuk dalam wilayah Kabupaten Bandung Barat). Sedangkan di selatan terdapat Gunung Patuha (2.334 m), Gunung Malabar (2.321 m), serta Gunung Papandayan (2.262 m) dan Gunung Guntur (2.249 m), kedua-duanya di perbatasan dengan Kabupaten Garut.
Sejarah
![](https://kategori-antropologi.pts-ptn.net/_sepakbola/_baca_image.php?td=3&kodegb=300px-COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Grafhuis_met_de_graven_van_rege.jpg)
Kabupaten Bandung lahir melalui Piagam Sultan Mulia Mataram, yaitu pada tanggal 9 bulan Muharram tahun Alif atau sama dengan hari sabtu tanggal 20 April 1641 Masehi. Bupati pertamanya yaitu Tumenggung Wiraangunangun (1641-1681 M). Dari bukti sejarah tersebut ditetapkan bahwa 20 April sebagai Hari Aci Kabupaten Bandung. Kedudukan bupati pengahabisan diubahkan oleh Tumenggung Nyili salah seorang putranya. Namun Nyili tanpa lama menjabat tersebut karena memasuki Sultan Banten. Kedudukan bupati pengahabisan dilanjutkan oleh Tumenggung Ardikusumah, seorang Dalem Tenjolaya (Timbanganten) pada tahun 1681-1704.
Pengahabisan kedudukan Bupati Kabupaten Bandung dari R. Ardikusumah diserahkan kepada putranya R. Ardisuta yang diangkatkan tahun 1704 sehabis Pemerintah Hindia Belanda mengadakan pertemuan dengan para bupati se-Priangan di Cirebon. R. Ardisuta (1704-1747) terkenal dengan nama Tumenggung Anggadiredja I sehabis wafat dia sering dinamakan Dalem Gordah. sebagai pengalihnya diangkatkan putra tertuanya Demang Hatapradja yang bergelar Anggadiredja II (1707-1747).
Pada masa Pemerintahan Anggadiredja III (1763-1794) Kabupaten Bandung disatukan dengan Timbanganten, bahkan pada tahun 1786 dia memasukkan Batulayang ke dalam pemerintahannya. Juga pada masa Pemerintahan Adipati Wiranatakusumah II (1794-1829) inilah ibu kota Kabupaten Bandung dipindahkan dari Karapyak (Dayeuhkolot) ke tepi sungai Cikapundung atau alun-alun Kota Bandung sekarang. Pemindahan ibu kota itu atas dasar perintah dari Gubernur Jenderal Hindia Belanda Daendels tanggal 25 Mei 1810, dengan alasan daerah baru tersebut dinilai hendak memberikan prospek yang bertambah baik terhadap perkembangan wilayah tersebut.
![](https://kategori-antropologi.pts-ptn.net/_sepakbola/_baca_image.php?td=3&kodegb=300px-COLLECTIE_TROPENMUSEUM_De_regent_van_Bandoeng_met_zijn.jpg)
.
Sehabis kepala pemerintahan dipegang oleh Bupati Wiranatakusumah IV (1846-1874), ibu kota Kabupaten Bandung berkembang pesat dan dia dikenal sebagai bupati yang progresif. Dialah peletak dasar master plan Kabupaten Bandung, yang dinamakan Negorij Bandoeng. Tahun 1850 dia mendirikan pendopo Kabupaten Bandung dan Mesjid Agung. Pengahabisan dia memprakarsai pembangunan Sekolah Raja (Proses mendidik Guru) dan mendirikan sekolah untuk para menak (Opleiding School Voor Indische Ambtenaaren). Atas jasa-jasanya dalam mendirikan Kabupaten Bandung di segala bidang dia mendapatkan penghargaan dari Pemerintah Hindia Belanda berupa Bintang Jasa, sehingga penduduk menjulukinya dengan sebutan Dalem Bintang.
Di masa pemerintahan R. Adipati Kusumahdilaga, rel kereta api mulai didirikan, tepatnya tanggal 17 Mei 1884. Dengan masuknya rel kereta api ini ibu kota Bandung kian ramai. Penghuninya bukan hanya pribumi, bangsa Eropa, dan Cina pun mulai menetap di ibu kota, dampaknya perekonomian Kota Bandung bertambah maju. Sehabis wafat pengalihnya diangkatkan R.A.A. Martanegara, bupati inipun terkenal sebagai perencana kota yang jempolan. Martanegara juga diasumsikan mampu menggerakkan penghuninya untuk berpartisipasi aktif dalam menyusun wilayah kumuh dijadikan permukiman yang nyaman. Pada masa pemerintahan R.A.A. Martanegara (1893-1918) ini atau tepatnya pada tanggal 21 Februari 1906, Kota Bandung sebagai ibu kota Kabupaten Bandung berubah statusnya dijadikan Gementee (Kotamadya).
![](https://kategori-antropologi.pts-ptn.net/_sepakbola/_baca_image.php?td=3&kodegb=300px-thumbnail.jpg)
Periode pengahabisan Bupati Bandung dijabat oleh Aria Wiranatakusumah V (Dalem Haji) yang menjabat selama 2 periode, pertama tahun 1912-1931 sebagai bupati yang ke-12 dan berikutnya tahun 1935-1945 sebagai bupati yang ke-14. Pada periode tahun 1931-1935 R.T. Sumadipradja menjabat sebagai Bupati ke-13. Pengahabisan bupati ke-15 yaitu R.T.E. Suriaputra (1945-1947) dan pengalihnya yaitu R.T.M. Wiranatakusumah VI alias Aom Male (1948-1956), pengahabisan diganti oleh R. Apandi Wiriadipura sebagai bupati ke-17 yang dijabatnya hanya 1 tahun (1956-1957).
Bupati berikutnya yaitu Letkol. R. Memet Ardiwilaga (1960-1967). Pengahabisan pada masa transisi (Orde Lama ke Orde Baru) dilanjutkan oleh Kolonel Masturi. Pada masa Pimpinan Kolonel R.H. Lily Sumantri tercatat peristiwa penting yaitu rencana pemindahan ibu kota Kabupaten Bandung yang semula telah tersedia di Kotamadya Bandung ke Wilayah Hukum Kabupaten Bandung, yaitu daerah Baleendah. Peletakan batu pertamanya pada tanggal 20 April 1974, yaitu pada kala Hari Aci Kabupaten Bandung yang ke-333. Rencana pemindahan ibu kota tersebut berlangsung hingga kedudukan bupati dipegang oleh Kolonel R. Sani Lupias Abdurachman (1980-1985).
Atas pertimbangan dengan agenda fisik geografis, daerah Baleendah tanpa memungkinkan untuk dijadikan sebagai ibu kota kabupaten, maka ketika kedudukan bupati dipegang oleh Kolonel H.D. Cherman Affendi (1985-1990), ibu kota Kabupaten Bandung pindah ke lokasi baru yaitu Kecamatan Soreang. Di tepi Jalan Raya Soreang, tepatnya di Kampuang Pamekaran inilah didirikan Pusat Pemerintahan Kabupaten Bandung seluas 24 hektare, dengan memamerkan arsitektur khas gaya Priangan. Pembangunan perkantoran yang belum rampung seluruhnya dilanjutkan oleh bupati berikutnya yaitu Kolonel H.U. Djatipermana, sehingga pembangunan tersebut memerlukan waktu sejak tahun 1990 hingga 1992.
Tanggal 5 Desember 2000, Kolonel H. Obar Sobarna, S.I.P. terpilih oleh DPRD Kabupaten Bandung dijadikan Bupati Bandung dengan didampingi oleh Drs. H. Eliyadi Agraraharja sebagai Wakil Bupati. Sejak itu, Soreang betul-betul difungsikan dijadikan pusat pemerintahan. Pada tahun 2003 semua aparat daerah, kecuali Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Perhubungan, Dinas Kebersihan, Kantor BLKD, dan Kantor Diklat, sudah resmi berkantor di kompleks perkantoran Kabupaten Bandung. Pada periode pemerintahan Obar Sobarna, yang pertama didirikan yaitu Stadion Olahraga , yakni Stadion Si Jalak Harupat. Stadion ini merupakan stadion bertaraf internasional yang dijadikan kebanggaan penduduk Kabupaten Bandung. Selain itu, berdasarkan aspirasi penduduk yang diperkuat oleh Undang-Undang Nomor 22 tahun 1999, Kota Administratif Cimahi berubah status dijadikan kota otonom.
Tanggal 5 Desember 2005, Obar Sobarna menjabat Bupati Bandung untuk kali kedua didampingi oleh H. Yadi Srimulyadi sebagai wakil bupati, melalui pengolahan pemilihan langsung. Di masa pemerintahan yang kedua ini, berdasarkan dinamika penduduk dan didukung oleh hasil penelitian dan pengkajian dari 5 perguruan tinggi, dengan agenda yuridis terbentuklah Kabupaten Bandung Barat bersamaan dengan keluarnya Undang-Undang Nomor 12 tahun 2007 tentang Pembentukan Kabupaten Bandung Barat di Provinsi Jawa Barat. Ibu kota Kabupaten Bandung Barat terletak di Kecamatan Ngamprah). Bupati Bandung Barat masa kedudukan 2008-2013 yaitu Abubakar.[3]
Pembagian administratif
Kabupaten Bandung terdiri atas 31 kecamatan, yang dibagi kembali dijadikan 277 kampuang dan kampong (pascapemekaran). Pusat pemerintahan terletak di Kecamatan Soreang.
Potensi wisata
- Udik Kebiasaan Cikondang, di Kecamatan Pangalengan
- Situs Rumah Hitam, di Kecamatan Pangalengan
- Situs Bumi Alit Kabuyutan, di Kecamatan Arjasari
- Situs Makam Bosscha, di Kecamatan Pangalengan
- Situs Gunung Padang, di Kecamatan Ciwidey, (Sebagian mulia termasuk Kecamatan Sindangkerta, Kabupaten Cianjur).
- Situ Patengan, di Kecamatan Rancabali
- Situ Cileunca, di Kecamatan Pangalengan
- Situ Cipanunjang, di Kecamatan Pangalengan
- Situ Cisanti, di Kecamatan Kertasari
- Situ Ciharus, di Kecamatan Paseh
- Kawah Putih, di Kecamatan Rancabali
- Situ Aul, di Kecamatan Pangalengan
- Curug Cinulang, di Kecamatan Cicalengka, (sebagian termasuk Kabupaten Sumedang).
- Curug Malabar, di Kecamatan Pangalengan
- Curug Panganten, di Kecamatan Pangalengan
- Curug Sanghiang, di Kecamatan Pangalengan
- Curug Siliwangi, di Kecamatan Cimaung
- Bumi Perkemahan Gunung Puntang, di Kecamatan Cimaung
- Bumi Perkemahan Rahong, di Kecamatan Pangalengan
- Bumi Perkemahan Ranca Upas, di Kecamatan Rancabali
- eMTe Highland Resort, di Kecamatan Rancabali
- Karang gantungan, di Paseh, Bandung
- Batu Korsi, di Kecamatan Pangalengan
- Perkebunan Teh Malabar, di Kecamatan Pangalengan
- Perkebunan Teh Rancabali, di Kecamatan Rancabali
- Perkebunan Teh Gambung, di Kecamatan Pasirjambu
- Penangkaran Rusa Rancaupas, di Kecamatan Rancabali
- Penangkaran Rusa Kertamanah, di Kecamatan Pangalengan
- Pemandian Cairan Panas Cibolang, di Kecamatan Pangalengan
- Pemandian Cairan Panas Walini, di Kecamatan Rancabali
Klub olah raga
Klub olah raga yang berbasis di Kabupaten Bandung di antaranya yaitu Persikab, yang merupakan singkatan dari Persatuan Sepakbola Indonesia Kabupaten Bandung, yang bersabung di Divisi Utama Liga Indonesia pada musim 2009/2010. Untuk pertandingan kandang, Persikab mempergunakan Stadion Si Jalak Harupat.
Pemekaran Daerah
Kabupaten Bandung Timur
Kecamatan yang mungkin bergabung ke dalam kabupaten ini meliputi :
- Cilengkrang
- Cimenyan
- Cileunyi
- Rancaekek
- Nagreg
- Solokan Jeruk
- Majalaya
- Ibun
- Paseh
- Pacet
- Kertasari
- Ciparay
- Cicalengka
- Cikancung
- Bojongsoang
Ibukotanya yaitu rancaekek
Referensi
- ^ "Perpres No. 10 Tahun 2013". 2013-02-04. Diakses 2013-02-15.
- ^ http://www.bandungkab.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=4&Itemid=6 Geografi Kabupaten Bandung di Situs Resmi Pemerintah Kabupaten Bandung
- ^ "Abubakar Dilantik Aci Bupati Bandung Barat". Suara Karya Online. Diakses 2011-03-24.
Pranala luar
- Situs Web Resmi Pemerintah Kabupaten Bandung
- Situs Informasi Terpadu Kawasan Bandung Utara
- Situs Informasi Terpadu Kawasan Bandung Selatan
wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, ilmu-pendidikan.com, kategori-antropologi.kelas-karyawan.co.id, dsb-nya.