coral reefs
Change to impressions  M1, 2 Laptop Mobile
Antarctica   ⛤ Astronomy   ⛤ Economics   ⛤ Kabanjahe   ⛤ Military   ⛤ Philosophy   ⛤ Society   ⛤ Table of Content
Search in Collection of World Encyclopedia   
tunnel  (Before this)(After thisCanal Boats

Terumbu karang

Simbiosis mutualisme alga dengan terumbu karang di pulau Endenbury.
Terumbu Karang di Kepulauan Seribu

Terumbu karang yaitu sekumpulan hewan karang yang bersimbiosis dengan sejenis tumbuhan alga yang disebut zooxanhellae.[1] Terumbu karang termasuk dalam jenis filum Cnidaria kelas Anthozoa yang mempunyai tentakel.[1] Kelas Anthozoa tersebut terdiri dari dua Subkelas yaitu Hexacorallia (atau Zoantharia) dan Octocorallia, yang keduanya dibedakan secara asal-usul, Morfologi dan Fisiologi.[2]

Koloni karang dibuat oleh ribuan hewan kecil yang disebut Polip.[3] Dalam bentuk sederhananya, karang terdiri dari satu polip saja yang berpotongan tubuh seperti tabung dengan mulut yang terletak di anggota atas dan dibeliti oleh Tentakel.[3] Namun pada banyakan Spesies, satu individu polip karang akan berkembang menjadi jumlah individu yang disebut koloni.[4] Hewan ini mempunyai bentuk unik dan warna beraneka rupa serta bisa berproduksi CaCO3.[1] Terumbu karang merupakan habitat bagi bermacam spesies tumbuhan laut, hewan laut, dan mikroorganisme laut yang lain yang belum diketahui.[1]

Daftar konten

Sebutan

Terumbu karang secara umum bisa dinisbatkan kepada struktur fisik beserta ekosistem yang menyertainya yang secara aktif membuat bentuk sedimen kalsium karbonat belakang suatu peristiwa cara biologi (biogenik) yang berlanjut di bawah permukaan laut.[1] Bagi pakar geologi, terumbu karang merupakan struktur batuan sedimen dari kapur (kalsium karbonat) di dalam laut, atau disebut singkat dengan terumbu.[1] Bagi pakar biologi terumbu karang merupakan suatu ekosistem yang dibuat dan didominasi oleh komunitas koral.[1]

Dalam peristilahan 'terumbu karang', "karang" yang dimaksud yaitu koral, sekelompok hewan dari ordo Scleractinia yang berproduksi kapur sebagai pembentuk utama terumbu.[5] Terumbu yaitu batuan sedimen kapur di laut, yang juga meliputi karang hidup dan karang mati yang menempel pada batuan kapur tersebut.[5] Sedimentasi kapur di terumbu bisa bermula dari karang maupun dari alga.[5] Secara fisik terumbu karang yaitu terumbu yang dapat dibentuk dari kapur yang dihasilkan oleh karang.[5] Di Indonesia semua terumbu bermula dari kapur yang sebagian agung dihasilkan koral.[5] Kerangka karang merasakan erosi dan terakumulasi menempel di dasar terumbu.[5]

Habitat

Terumbu karang biasanya hidup di pinggir pantai atau daerah yang masih terkena cahaya matahari belum cukup lebih 50 m di bawah permukaan laut.[1] Sebagian tipe terumbu karang bisa hidup jauh di dalam laut dan tidak memerlukan cahaya, namun terumbu karang tersebut tidak bersimbiosis dengan zooxanhellae dan tidak membuat bentuk karang.[1]

Ekosistem terumbu karang sebagian agung terdapat di perairan tropis, sangat sensitif terhadap perubahan lingkungan hidupnya terutama suhu, salinitas, sedimentasi, Eutrofikasi dan memerlukan kualitas perairan alami (pristine).[2] Demikian halnya dengan perubahan suhu lingkungan belakang suatu peristiwa pemanasan global yang melanda perairan tropis di tahun 1998 telah menyebabkan pemutihan karang (coral bleaching) yang didatangi dengan kematian massal mencapai 90-95%.[2] Selagi peristiwa pemutihan tersebut, rata-rata suhu permukaan air di perairan Indonesia yaitu 2-3 °C di atas suhu normal.[2]

Keadaan optimum

Untuk bisa bertumbuh dan berkembang biak secara baik, terumbu karang memerlukan keadaan lingkungan hidup yang optimal, yaitu pada suhu hangat sekeliling di atas 20oC.[1] Terumbu karang juga memilih hidup pada lingkungan perairan yang jernih dan tidak berpolusi.[1] Hal ini bisa berpengaruh pada penetrasi cahaya oleh terumbu karang.[1]

Sebagian terumbu karang memerlukan cahaya matahari untuk menerapkan cara fotosintesis.[1] Polip-polip penyusun terumbu karang yang terletak pada anggota atas terumbu karang bisa menangkap konsumsi yang terbawa arus laut dan juga menerapkan fotosintesis.[1] Oleh karena itu, oksigen-oksigen hasil fotosintesis yang terlarut dalam air bisa dimanfaatkan oleh spesies laut yang lain.[1] Hewan karang sebagai pembangun utama terumbu yaitu organisme laut yang efisien karena bisa tumbuh subur dalam lingkungan lebih kurang nutrien (oligotrofik).[2]

Fotosintesis

Anggota fotosintesis oleh alga menyebabkan bertambahnya produksi kalsium karbonat dengan menghilangkan karbon dioksida dan merangsang reaksi kimia sebagai berikut[6]:

Ca(HCO3) CaCO3 + H2CO3 H2O + CO2

Fotosintesis oleh algae yang bersimbiosis menciptakan karang pembentuk terumbu berproduksi deposit cangkang yang terbuat dari kalsium karbonat, anggar-anggar 10 kali lebih cepat daripada karang yang tidak membuat bentuk terumbu (ahermatipik) dan tidak bersimbiose dengan zooxanthellae.[3]

Di Indonesia dan Indo Pasifik

Terumbu karang merupakan salah satu komponen utama sumber daya pesisir dan laut, disamping hutan bakau atau hutan mangrove dan padang lamun.[7] Terumbu karang dan segala kehidupan yang benar didalamnya merupakan salah satu kekayaan dunia yang dimiliki bangsa Indonesia yang tak ternilai harganya.[7] Diperkirakan luas terumbu karang yang terdapat di perairan Indonesia yaitu lebih dari 60.000 kilometer2, yang tersebar luas dari perairan Kawasan Barat Indonesia mencapai Kawasan Timur Indonesia.[7] Contohnya yaitu ekosistem terumbu karang di perairan Keliruku dan Nusa Tenggara.[5]

Indonesia merupakan tempat bagi sekeliling 1/8 dari terumbu karang Dunia dan merupakan negara yang kaya akan keanekaragaman biota perairan dibanding dengan negara-negara Asia Tenggara yang lain.[7]

Bentangan terumbu karang yang terbesar dan terkaya dalam hal jumlah spesies karang, ikan, dan moluska terdapat pada regional Indo-Pasifik yang terbentang mulai dari Indonesia mencapai ke Polinesia dan Australia lalu ke anggota barat yaitu Samudera Pasifik mencapai Afrika Timur.[8]

Manfaat

karang sebagai tempat hidup ikan

Terumbu karang mengandung bermacam manfaat yang sangat agung dan beragam, baik secara ekologi maupun ekonomi.[9] Estimasi jenis manfaat yang terkandung dalam terumbu karang bisa diidentifikasi menjadi dua yaitu manfaat langsung dan manfaat tidak langsung.[7]

Manfaat dari terumbu karang yang langsung bisa dimanfaatkan oleh manusia yaitu[3]:

  • sebagai tempat hidup ikan yang jumlah dibutuhkan manusia dalam bidang pangan, seperti ikan kerapu, ikan baronang, ikan ekor kuning), batu karang,
  • pariwisata, wisata bahari melihat keindahan bentuk dan warnanya.
  • penelitian dan pemanfaatan biota perairan yang lain yang terkandung di dalamnya.

Sedangkan yang termasuk dalam pemanfaatan tidak langsung yaitu sebagai penahan abrasi pantai yang dikarenakan gelombang dan ombak laut, serta sebagai sumber keanekaragaman hayati.[9].

Klasifikasi

Sesuai daya memproduksi kapur

Karang hermatipik

Karang hermatifik yaitu karang yang bisa membuat bentuk bangunan karang yang dikenal berproduksi terumbu dan penyebarannya hanya ditemukan di daerah tropis.[10]

Karang hermatipik bersimbiosis mutualisme dengan zooxanthellae, yaitu sejenis algae uniseluler (Dinoflagellata unisuler), seperti Gymnodinium microadriatum, yang terdapat di jaringan-jaringan polip binatang karang dan menerapkan Fotosintesis.[6] Dalam simbiosis, zooxanthellae berproduksi oksigen dan senyawa organik melintas fotosintesis yang akan dimanfaatkan oleh karang, sedangkan karang berproduksi komponen inorganik berupa nitrat, fosfat dan karbon dioksida untuk kebutuhan hidup zooxanthellae[2]. Hasil samping dari cara ini yaitu endapan kalsium karbonat yang struktur dan bentuk bangunannya khas.[8] Ciri ini penghabisannya digunakan untuk menentukan jenis atau spesies binatang karang.[8]

Karang hermatipik mempunyai sifat yang unik yaitu perpaduan selang sifat hewan dan tumbuhan sehingga arah pertumbuhannya selalu bersifat Fototropik positif.[8] Umumnya jenis karang ini hidup di perairan pantai /laut yang cukup dangkal dimana penetrasi cahaya matahari masih mencapai ke dasar perairan tersebut.[8] Disamping itu untuk hidup binatang karang memerlukan suhu air yang hangat berkisar selang 25-32 °C.[8].

Karang ahermatipik

Karang ahermatipik tidak berproduksi terumbu dan ini merupakan gugusan yang tersebar luas diseluruh dunia.[10]

Sesuai bentuk dan tempat tumbuh

Terumbu (reef)

Endapan masif batu kapur (limestone), terutama kalsium karbonat (CaCO3), yang utamanya dihasilkan oleh hewan karang dan biota-biota lain, seperti alga berkapur, yang mensekresi kapur, seperti alga berkapur dan Mollusca.[10] Konstruksi batu kapur biogenis yang menjadi struktur dasar suatu ekosistem pesisir.[8] Dalam dunia navigasi laut, terumbu yaitu punggungan laut yang dapat dibentuk oleh batuan kapur (termasuk karang yang masuh hidup)di laut dangkal.[8]

Karang (koral)

Disebut juga karang batu (stony coral), yaitu hewan dari Ordo Scleractinia, yang bisa mensekresi CaCO3.[8] Karang batu termasuk ke dalam Kelas Anthozoa yaitu anggota Filum Coelenterata yang hanya mempunyai stadium polip.[2] Dalam anggota perwujudan terumbu karang maka karang batu (Scleratina) merupakan penyusun yang paling penting atau hewan karang pembangun terumbu.[10] Karang yaitu hewan klonal yang tersusun atas puluhan atau jutaan individu yang disebut polip.[8] Contoh makhluk klonal yaitu tebu atau bambu yang terdiri atas jumlah ruas.[8]

Karang terumbu

Pembangun utama struktur terumbu, biasanya disebut juga sebagai karang hermatipik (hermatypic coral) atau karang yang berproduksi kapur.[8] Karang terumbu berbeda dari karang lunak yang tidak berproduksi kapur, berbeda dengan batu karang (rock) yang merupakan batu cadas atau batuan vulkanik.[8]

Terumbu karang

Ekosistem di dasar laut tropis bangunan terutama oleh biota laut penghasil kapur (CaCO3) khususnya jenis­-jenis karang batu dan alga berkapur, bersama-sama dengan biota yang hidup di dasar yang lain seperti jenis­-jenis moluska, Krustasea, Echinodermata, Polikhaeta, Porifera, dan Tunikata serta biota-biota lain yang hidup bebas sama sekali di perairan sekelilingnya, termasuk jenis-jenis Plankton dan jenis-jenis nekton.[6]

Sesuai letak[1]

Terumbu karang tepi

Terumbu karang tepi atau karang penerus atau fringing reefs yaitu jenis terumbu karang paling sederhana dan paling jumlah ditemui di pinggir pantai yang terletak di daerah tropis. Terumbu karang tepi berkembang di mayoritas pesisir pantai dari pulau-pulau agung. Perkembangannya bisa mencapai kedalaman 40 meter dengan pertumbuhan ke atas dan ke arah luar menuju laut lolos. Dalam anggota perkembangannya, terumbu ini berpotongan melingkar yang ditandai dengan benarnya bentukan ban atau anggota endapan karang mati yang mengelilingi pulau. Pada pantai yang curam, pertumbuhan terumbu jelas mengarah secara vertikal.

Contoh: Bunaken (Sulawesi), Pulau Panaitan (Banten), Nusa Dua (Bali).

Terumbu karang penghalang

Secara umum, terumbu karang penghalang atau barrier reefs menyerupai terumbu karang tepi, hanya saja jenis ini hidup lebih jauh dari pinggir pantai. Terumbu karang ini terletak sekeliling 0.5­2 kilometer ke arah laut lolos dengan dibatasi oleh perairan berkedalaman hingga 75 meter. Adakalanya membuat bentuk lagoon (kolom air) atau celah perairan yang lebarnya mencapai puluhan kilometer. Umumnya karang penghalang tumbuh di sekeliling pulau sangat agung atau benua dan membuat bentuk gugusan pulau karang yang terputus-putus.

Contoh: Batuan Tengah (Bintan, Kepulauan Riau), Spermonde (Sulawesi Selatan), Kepulauan Banggai (Sulawesi Tengah).

Terumbu karang cincin

atolls

Terumbu karang cincin atau attols merupakan terumbu karang yang berpotongan cincin dan mempunyai ukuran sangat agung menyerupai pulau. Atol jumlah ditemukan pada daerah tropis di Samudra Atlantik. Terumbu karang yang berpotongan cincin yang mengelilingi batas dari pulau­-pulau vulkanik yang tenggelam sehingga tidak terdapat batas dengan daratan.

Terumbu karang datar

Terumbu karang datar atau gosong terumbu (patch reefs), kadang-kadang disebut juga sebagai pulau datar (flat island). Terumbu ini tumbuh dari bawah ke atas mencapai ke permukaan dan, dalam kurun waktu geologis, menolong perwujudan pulau datar. Umumnya pulau ini akan berkembang secara horizontal atau vertikal dengan kedalaman relatif dangkal.

Contoh: Kepulauan Seribu (DKI Jakarta), Kepulauan Ujung Batu (Aceh)

Sesuai zonasi

Terumbu yang menghadap angin

Terumbu yang menghadap angin (dalam bahasa Inggris: Windward reef) Windward merupakan sisi yang menghadap arah datangnya angin.[1] Zona ini diawali oleh lereng terumbu yang menghadap ke arah laut lolos.[1] Di lereng terumbu, kehidupan karang melimpah pada kedalaman sekeliling 50 meter dan umumnya didominasi oleh karang lunak.[1] Namun, pada kedalaman sekeliling 15 meter sering terdapat teras terumbu yang mempunyai kelimpahan karang keras yang cukup tinggi dan karang tumbuh dengan subur.[1]

Mengarah ke dataran pulau atau gosong terumbu, di anggota atas teras terumbu terdapat penutupan alga koralin yang cukup luas di punggungan bukit terumbu tempat pengaruh gelombang yang kuat.[1] Daerah ini disebut sebagai pematang alga.[1] Penghabisannya zona windward diakhiri oleh rataan terumbu yang sangat dangkal.[1]

Terumbu yang pergi dari angin

Terumbu yang pergi dari angin (Leeward reef) merupakan sisi yang pergi dari arah datangnya angin.[1] Zona ini umumnya mempunyai hamparan terumbu karang yang lebih sempit daripada windward reef dan mempunyai bentangan goba (lagoon) yang cukup lebar.[1] Kedalaman goba biasanya belum cukup dari 50 meter, namun keadaannya belum cukup ideal untuk pertumbuhan karang karena kombinasi faktor gelombang dan sirkulasi air yang lemah serta sedimentasi yang lebih agung.[1]

Kerusakan terumbu karang

Indonesia merupakan negara yang mempunyai potensi terumbu karang terbesar di dunia.[9] Luas terumbu karang di Indonesia diperkirakan mencapai sekeliling 60.000 kilometer2.[9] Hal tersebut menciptakan Indonesia menjadi negara pengekspor terumbu karang pertama di dunia.[9] Dewasa ini, kerusakan terumbu karang, terutama di Indonesia meningkat secara pesat.[9] Terumbu karang yang masih berkondisi baik hanya sekeliling 6,2%.[9] Kerusakan ini menyebabkan meluasnya tekanan pada ekosistem terumbu karang alami.[9] Meskipun faktanya kuantitas perdagangan terumbu karang terbatas oleh Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora (CITES), laju eksploitasi terumbu karang masih tinggi karena buruknya sistem penanganannya.[3]

Sebagian cara manusia yang bisa merusak terumbu karang[11]:

  • membuang sampah ke laut dan pantai yang bisa mencemari air laut
  • membawa balik ataupun menyentuh terumbu karang saat menyelam, satu sentuhan saja bisa membunuh terumbu karang
  • pemborosan air, lebih jumlah air yang digunakan maka lebih jumlah pula limbah air yang dihasilkan dan dibuang ke laut.
  • penggunaan pupuk dan pestisida buatan, seberapapun jauh letak pertanian tersebut dari laut residu kimia dari pupuk dan pestisida buatan pada akhinya akan terbuang ke laut juga.
  • Membuang jangkar pada pesisir pantai secara tidak sengaja akan merusak terumbu karang yang benar di bawahnya.
  • terdapatnya predator terumbu karang, seperti sejenis siput drupella.
  • penambangan
  • pembangunan pemukiman
  • reklamasi pantai
  • polusi
  • penangkapan ikan dengan prosedur yang salah, seperti pemakaian bom ikan

Sumber rujukan

  1. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x y z (Inggris) Castro P & Huber ME. 2005. Marine Biology Ed ke-5. New York: Mc Graw Hill International.Page 119-125.
  2. ^ a b c d e f g (Inggris) Burke IC, Laurenroth WK. 2002. Ecology of the Shortgrass Steppe: A Long-Term Perspective.LTER.Page.56-57.
  3. ^ a b c d e (Inggris) Hutagalung RA. 2005. Lombok frags-the first sustainable coral cultivation on Indonesia for trade and reef conservation. The 9th International Aquarium Fish & Accessories Exhibition & Conference, Aquarama 2005. Singapore.
  4. ^ Hutagalung RA. 2010. Ekologi Dasar. Jakarta.Hlm.21.
  5. ^ a b c d e f g Aryulina D. 2004. Biologi SMA untuk kelas X. Jakarta: Esis. Hlm.212.
  6. ^ a b c (Inggris) Sumich JL, Dudley GH. 1992. Laboratory and field investigations in marine biology. Ed.5. Page. 213
  7. ^ a b c d e (Inggris) Walters GE, et al. 1998. Bottom trawl survey of the eastern Bering Sea continental shelf.Page. 201-203.
  8. ^ a b c d e f g h i j k l m (Inggris) Nybakken JW. 1986. Readings in marine ecology. Ed.2. Page.289-291.
  9. ^ a b c d e f g h Webmaster. 2001. Terumbu karangDiakses pada 5 Apr 2010.
  10. ^ a b c d (Inggris) Zhong Y, Dong W. 1999. Zoological studies. Jilid. 38.Page. 114.
  11. ^ (Inggris) Schumann G. 2009. 10 Ways to protect coral reefsDiakses pada 5 Apr 2010.



Sumber :
id.wikipedia.org, andrafarm.com, kategori-antropologi.pahlawan.web.id, wiki.edunitas.com, dsb.



 Free Tuition Fees
 Information Science Tutorials
 Online College Programs in the Best 168 PTS
 Shalat Schedule
 Free Online Try Out
 Download Brochures / Catalogs
 Job Fairs
Online Register
Scholarship Info
eduNitas.com
Being Successful is Easy
Sites
Executive Tuition Program (Online Lectures)

Profile PTS-PTS
New Student Admission
Department each PTS
Study Program + Career
Our Services
Got Career Baru
Important Info
 ⛤ Animals
 ⛤ Culture
 ⛤ Humanities
 ⛤ Kepulauan Mentawai
 ⛤ Kota Gorontalo
 ⛤ Oceania
 ⛤ Plant
 ⛤ Sudan
Set of Websites Main
Set of Websites Regular Day Tuition
Set of Websites Master Degree
Set of Websites Special Class
Set of Websites Night Lecture
 Waivers Tuition Request
 Various Debate
 Science Center
 Psychotest Tips & Tricks
 Al-Qur'an Online
 Night Lecture Program
 Regular Day Tuition
 Master Degree
 Special Class
 Various Kinds Information
 Online Registration




Special Links
Education
PTS Selected & Prominent
Bachelor, Diploma (D3)

  ⛤