- Untuk artikel mengenai suku Komoro yang berasal dari Papua, lihat Suku Komoro.
Comores
Perserikatan Komoro (bahasa Arab: الاتحاد القمري) hingga 2002 bernama Republik Islam Federal Komoro (bahasa Arab: جمهورية القمر الإتحادية الإسلامية) yaitu sebuah negara kepulauan di Samudra Hindia. Komoro yaitu negara Arab terkecil kedua setelah Bahrain.[1]
Demografi
Daya upaya budi Arab dan Islam sangat melekat di Komoro, bahasa Arab sendiri menjadi salah satu bahasa resmi dari tiga bahasa yang digunakan.[2] Negara ini yaitu anggota negara Liga Arab yang terselatan. Pada 1.862 km2 (719 mil²), [3] (tidak termasuk Mayotte) Komoro yaitu negara ketiga terkecil dari seluruh wilayah Afrika. Dan dengan jumlah penghuni diperkirakan 798.000, hal tersebut merupakan Komoro sebagai negara Afrika keenam terkecil menurut populasi, meskipun Komoro memiliki kepadatan penghuni terpadat di Afrika.
Kepulauan ini terkenal dengan berbagai daya upaya budi dan sejarah, sebagai bangsa yang terwujud di persimpangan benua, negara ini memiliki tiga bahasa resmi, yaitu: Bahasa Komoro (Shikomor), Bahasa Arab dan Bahasa Perancis, tapi di pulau Maori satu-satunya bahasa resmi yang digunakan hanyalah Bahasa Perancis.
Sekitar separuh penghuni Komoro tidak kekurangan di bawah garis kemiskinan dengan pendapatan sekitar US $ 1,25 dalam sehari. [4]
Etimologi
Nama Komoro diambil dari kosakata bahasa Arab yakni qamar (قمر) yang bermakna "bulan".[5]
Geografi
Komoro terletak di penghujung utara Selat Mozambik, di selang Madagaskar and Mozambik. Secara resmi negara Komoro terdiri daripada empat pulau di kepulauan gunung berapi Komoro, yaitu: Maori, Komoro Agung, Anjouan dan Moheli, dan juga jumlah pulau kecil. Ibu kotanya ialah Moroni yang terletak di pulau Komoro Agung. Negara yang luas wilayahnya bertambah kecil dari pulau Alor ini melepaskan diri dari pendudukan Perancis tahun 1975 dan karena perbedaan agama maka sebagian yang sangat memuja-muja Kristen di pulau Maori memilihkan pilihan tanpa berubah bersama Perancis.[6][7]
Pulau Maori atau Mayotte yaitu satu-satunya pulau di kepulauan Komoro yang memilihkan pilihan menentang kemerdekaan dari Perancis untuk menjadi degara Kesatuan Komoro, pulau Maori bertambah memilihkan pilihan untuk tanpa berubah menjadi taklukan Perancis daripada bergabung dengan Komoro. Tapi Komoro masih tanpa berubah mengklaim Maori sebagai anggota dari negara tersebut. PBB telah mengambil keputusan bahwa Maori merupakan anggota dari negara Komoro, tapi Perancis telah memveto resolusi Majelis Keselamatan PBB yang akan meneguhkan kedaulatan Komoro terhadap pulau itu.[8][9] Di samping itu juga, pada 29 Maret 2009 referendum menyatakan bahwa Mayotte menjadi sebuah taklukan luar dari Perancis dan pada tahun 2011 disahkan oleh lebih banyak penghuni Mayotte, tapi Presiden Komoro sendiri mengusir hasil keputusan dari referendum ini.[10]
Sejarah
Sebelum pendudukan
Penghuni pertama yang menempati Kepulauan Komoro diperkirakan yaitu penghuni, nelayan dan pedagang dari Afrika dan Austronesia, yang menjalankan perjalanan dengan memakai perahu. Mereka masuk di Komoro sekitar zaman keenam Masehi, pencatatan sejarah yang paling awal berupa jejak arkeologi yang diketahui ditemukan di Anjouan.[11] Sehingga Komoro ditempati oleh penghuni dari berbagai wilayah di pantai Afrika, Teluk Persia, Indonesia, dan Madagaskar.[2]
Penguasaan Arab
Pada zaman ke-10, para pedagang Arab yang pertama telah membawa pengaruh Islam ke pulau-pulau di Komoro. Salah satu fakta yang paling kuat yaitu jual beli para budak-budak dari Afrika, dan meningkatkan penyebaran dan dominasi daya upaya budi Arab di penjuru dunia.[2]
Pemukim Arab tinggal bersama penghuni yang berasal dari Indonesia-Malaysia, serta penghuni asli yang bercakap Bantu, Swahili dan bahasa di Afrika Timur.[2]
Di samping jaraknya yang jauh dari pantai Afrika, Komoro terletak di sepanjang selat utama selang Afrika dan Mozambik. Kepulauan Komoro, seperti daerah pesisir lain di daerah itu, merupakan daerah persinggahan yang penting di jalur perdagangan pada saat awal penyebaran agama Islam, jalur ini sering dilalui oleh pedagang-pedagang Persia dan Arab. Untuk penyebaran agama Islam di Komoro, penghuni Arab mendirikan masjid agung.[12]
Pada tahun 933, pengaruh berbahasa Arab Sunni Persia dari Shiraz, Iran, mendominasi pulau-pulau di Komoro. Syirazi berdagang di sepanjang pantai Afrika Timur dan Timur Tengah, mendirikan pemerintahan dan tanah taklukan di kepulauan Komoro.[2]
Selama 3 (tiga) zaman selanjutnya, keempat pulau (Maori, Komoro Agung, Anjouan dan Moheli), dan juga jumlah pulau kecil di Komoro dikuasai oleh bangsa Shiraz. Selama bertahun-tahun dibagi menjadi 11 kesultanan.
Penguasaan Arab di daerah kian meningkat bersamaan ketika Zanzibar jatuh pada kekuasaan bangsa Arab Oman, dan kebudayaan masyarakat Komoro, paling utama sastra, daya upaya budi dan agama juga kian tidak kekurangan di bawah kekuasaan bangsa Arab menukarkan kebudayaan Swahili dan Afrika asli.[13]
Penguasaan Perancis dan Eropa
Para pelaut Portugis berlabuh di Komoro pada awal 1500-an. Perancis mengklaim penguasaan komoro pada tahun 1530, dan Inggris menyatakan klaim mereka pada tahun 1554.[2]
Pada zaman ke-17, bajak laut dari Madagaskar dan Eropa mengincar Komoro dan menjarah kapal-kapal yang berlayar menuju timur Samudra Hindia.[2] Pada tahun 1793, prajurit dari Madagaskar mulai menyerang pulau-pulau dikomoro untuk pertama kali, mereka mengambil penghuni Komoro untuk dibuat bentuk sebagai sebagai budak, dan belakang menetap dan merebut kekuasaan dari bangsa Arab di berbagai wilayah. Di Komoro, diperkirakan pada tahun 1865, sebanyak 40% dari populasi penghuni Komoro terdiri dari para budak.[14] Perancis pertama kali mendirikan kolonial dan aturan di Komoro sekitar tahun 1841. Koloni Perancis terlebih dahdulu menempati Maori, dan Andrian Tsouli, sebagai Raja Malagasi Mayotte, menandatangani Kontrak pada bulan April 1841, yang menyerahkan kekuasaan di pulau Mahori ke otoritas Perancis.[15]
Kemerdekaan
Pada tahun 1973 Komoro mengadakan sebuah kesepakatan dengan Perancis untuk kemerdekaan Komoro pada tahun 1978. Para wakil dari Mayotte abstain. Referendum dilaksanakan di empat pulau utama, tiga pulau sepakat untuk lepas sama sekali, sedangkan pulau Maori/Mayotte memilihkan pilihan untuk tanpa berubah di bawah pemerintahan Perancis.
Pada tanggal 6 Juli 1975 parlemen Komoro mengeluarkan resolusi sepihak untuk menyatakan kemerdekaan dari keempat pulau, Ahmed Abdallah memproklamasikan kemerdekaan Komoro menjadi Negara Lepas sama sekali Komoro daulat al qamar (bahasa Arab: دولة القمر) atau État comorien dalam bahasa Perancis, dan ia menjadi presiden pertama Komoro.[2]
Ketika kemerdekaan Komoro diakui oleh PBB, Perancis menarik dukungan ekonomi untuk Komoro sehingga dibuat bentuk menjadinya kekacauan ekonomi dan politik.[2]
Pariwisata
Seperti dilansir oleh Newser pada 31 Maret 2013, komoro termasuk ke dalam 10 negara di dunia yang paling jarang dikunjungi oleh wisatawan asing. Pada tahun 2010 negara ini ini berhasil menarik sebanyak 15.000 wisatawan asing.[16][17]
Komoro diketahui dengan suasana yang tenang, terpencil dan lepas sama sekali dari minuman keras, pulau-pulau di Komoro menawarkan liburan yang magis dan natural bagi wisatawan. Vegetasi di Pulau-pulau Komoro kaya dan beragam: 65% dari esensi parfum dunia berasal dari sini, diproses dari bunga ylang-ylang, melati, dan jeruk. Rempah-rempah, termasuk pala, cengkeh, lada dan vanili, juga jumlah ditemukan di kepulauan ini.[18]
Pulau-pulau di Komoro yaitu pulau vulkanik dan dikitari oleh terumbu karang, dan wisata yang bertambah menantang bisa mengunjungi puncak Gunung Kartala, sebuah gunung berapi aktif di Komoro Agung, atau menikmati bermacam-macam olahraga cairan.[18]
Untuk wisata religi, wisatawan bisa mengunjungi sebagian masjid agung yang tidak kekurangan di Pulau-pulau Komoro, seperti Masjid Agung Ancienne Mosquée du Vendredi atau Masjid Jumat Kuno menjadi tempat wisata andalan di kota Moroni.[19]
Media
Surat kabar
Meskipun negara ini tergabung dalam Liga Arab dan bahasa Arab menjadi salah satu bahasa resminya, surat kabar utama yang tidak kekurangan di negara ini memakai bahasa Perancis, bahasa peninggalan kolonial Perancis.[20]
Media massa yang terdapat di Komoro di selangnya ialah surat kabar utama punya pemerintah Komoro al-Watwan (الوط�) yang diterbitkan di Moroni,[21] surat kabar berbahasa Perancis yang terbit setiap hari pertama ini dipasarkan sejak tahun 1985,[20] kecuali bercakap Perancis surat kabar ini juga mempersiapkan jurnal bercakap Arab yang bisa diunduh di laman resminya.[21]
Surat kabar utama independen yaitu La Gazette des Comores, surat kabar independen bercakap Perancis yang berpusat di Moroni, Komoro Agung. Surat kabar harian ini pertama kali dipasarkan pada tahun 1999.[20]
Kashkazi yaitu surat kabar independen bercakap Perancis yang terbit setiap bulan. Surat kabar ini berbasis di Moroni, Komoro Agung ini pertama kali terbit pada tahun 2005 yang mempersiapkan berita nasional dan internasional, dan juga sebagian artikel investigasi. Surat kabar ini juga memiliki laman web yang berpihak kepada yang aci yang bisa dikunjungi oleh pembaca.[20][22][23]
Tidak kekurangan pula surat kabar Kwezi yang diterbitkan di Mayotte.
Radio
Seperti negara-negara di Afrika lebih banyak, radio yaitu media massa yang paling dominan. Radio punya pemerintah yaitu satu-satunya jaringan radio yang bisa mencakup seluruh kepulauan.[20]
Televisi
Komoro memiliki jaringan televisi yang lemah, dan memiliki persangkaan sekali saluran pribadi.[20]
Lihat juga
- The Comoros Islands: Struggle Against Dependency in the Indian Ocean Malyn Newitt
- Historical Dictionary of the Comoro Islands Martin and Harriet Ottenheimer
- Shinzwani-English/English-Shinzwani Dictionary Harriet Ottenheimer
- Lonely Planet World Guide: Madagascar and Comoros Gemma Pitcher and Patricia C. Wright
Catatan kaki
- ^ Source, unless otherwise specified: Demographic Yearbook—Table 3: Population by sex, rate of population increase, surface area and density (pdf). United Nations Statistics Division. 2008. Diakses 24 September 2010.
Entries in this table giving figures other than the figures given in this source are bracketed by asterisks () in the Notes field, and the rationale for the figure used are explained in the associated Note. - ^ a b c d e f g h i (Inggris) "History of Comoro". Diakses 29-04-2013.
- ^ Dominique and Michelle Frémy (2004).Quid 2005 Editions Robert Laffont. p.1175.
- ^ Human Development Indices, Table 3: Human and income poverty, p. 35. Retrieved on 1 June 2009
- ^ "islands of the moon". Diakses 12-4-30.
- ^ The first UN General Assembly Resolution regarding the matter, "Question of the Comorian island of Mayotte (PDF)," United Nations General Assembly Resolution A/RES/31/4, (21 October 1976) states "the occupation by France of the Comorian island of Mayotte constitutes a flagrant encroachment on the national unity of the Comorian State, a Member of the United Nations," rejecting the French-administered referendums and condemning French presence in Mayotte.
- ^ As defined by the Organization of African Unity, the Movement of Non-Aligned Countries, the Organisation of the Islamic Conference, and the United Nations General Assembly: the most recent UN General Assembly Resolution regarding the matter, "Question of the Comorian island of Mayotte," United Nations General Assembly Resolution A/RES/49/18, (6 December 1994) states "the results of the referendum of 22 December 1974 were to be considered on a global basis and not island by island,...Reaffirms the sovereignty of the Islamic Federal Republic of the Comoros over the island of Mayotte". Several resolutions expressing similar sentiments were passed between 1977 (31/4) and 1994 (49/18).
- ^ "Subjects of UN Security Council Vetoes". Global Policy Forum. Diakses 2008-03-27.
- ^ "Article 33" (PDF). UN Treaty.
- ^ (Indonesia)"Presiden Komoro Seru Pemimpin Arab Tolak Hasil Referendum Mayotte Berlaku Wilayah Perancis". Diakses 29-04-2013.
- ^ Federal Research Division of the Library of Congress under the Country Studies/Area Handbook Rencana (August 1994). In Ralph K. Benesch. A Country Study: Comoros. Washington, D.C.: US Department of the Army. Diakses January 2007.
- ^ Thomas Spear (2000). "Early Swahili History Reconsidered". The International Journal of African Historical Studies 33 (2): 264–5.
- ^ Thomas Spear (1984). "The Shirazi in Swahili Traditions, Culture, and History". History in Africa 11: 291–305. doi:10.2307/3171638.
- ^ "Comoros – Early Visitors and Settlers". Library of Congress Country Studies
- ^ Ottenheimer, Martin and Ottenheimer, Harriet (1994). Historical Dictionary of the Comoro Islands. African Historical Dictionaries; No. 59. Metuchen, N.J.: Scarecrow Press. hlm. 53–54. ISBN 978-0-585-07021-6.
- ^ (Indonesia) Aceh Online "10 negara peling jarang dikunjungi". Diakses 15-5-2013.
- ^ (Indonesia) lepas sama sekali.com "10 negara peling jarang dikunjungi". Diakses 15-5-2013.
- ^ a b (Inggris) Komoro di Comoros Travel Guide
- ^ (Inggris) Wisata Komoro - A Friday Mosque overlooks Harbor Bay in Moroni, the capital.
- ^ a b c d e f (Inggris) "The Arab Press Network - Comoros". Diakses 20-5-2013.
- ^ a b (Perancis)(Arab) Al-Watwan ' Al-Watwan, quotidien comorien, actualités et informations des Comores'
- ^ (Perancis) "Kashkazi". Diakses 20-5-2013.
- ^ (Inggris) Hot Newspapers"Comoros Newspapers - Kashkazi, Online Newspaper from Comoros". Diakses 20-5-2013.
Pranala luar
Géografi lokal |
---|
| Topik Komoro |
---|
| Sejarah | - Bantu
- Shirazi
- Sultan
- 1979-1989
- Invasi Anjouan
|
---|
| Politik | - Konstitusi
- Ronde pilihan
- Bendera
- Hubungan luar negeri
- HAM
- Hukum
- Militer
- Partai
- Presiden
- Perdana menteri
|
---|
| Geografi | - Kota
- Daerah
- Iklim
- Gunung
- Kehidupan liar
|
---|
| Ekonomi dan infrastruktur | - Agrikultural
- Bandar udara
- Comorian franc
- Komunikasi
- Kesehatan
- Barang tambang
- Pariwisata
- Transportasi
|
---|
| Daya upaya budi dan sosial | - Komunikasi
- Demografi
- Pendidikan
- Kelompok etnis
- Hari libur
- Bahasa
- Media
- Musik
- Olimpiade
- Agama
|
---|
| Index of Comoros-related articles |
|
|
|
Kaanggotaan internasional |
---|
| |
---|
| Anggota | | |
---|
| Dibekukan | |
---|
| Pemantau | |
---|
|
|
---|
| Anggota | | |
---|
| Orang yang mengawasi | |
---|
|
Negara anggota dan orang yang mengawasi La Francophonie |
---|
| Anggota | | |
---|
| Orang yang mengawasi | |
---|
| 1 Associate member |
|
|
|
|
---|
| Anggota | | |
---|
| Orang yang mengawasi | |
---|
|
|
---|
| Anggota | | |
---|
| Dibekukan | |
---|
| Pemantau | |
---|
|
Asal :
id.wikipedia.org, discussion.web.id, kategori-antropologi.gilland-ganesha.com, wiki.edunitas.com, dll.