Perjamuan Kudus

Lukisan Yesus yang memegang roti perjamuan kudus, oleh Joan de Joanes, masa ratus tahun ke-16

Perjamuan Kudus, Perjamuan Suci, Perjamuan Paskah, atau Sakramen Ekaristi adalah salah satu sakramen yang diadakan Kristus menurut Alkitab.[1] Istilah "ekaristi" yang bersumber dari bahasa Yunani ευχαριστω, yang berarti berterima kasih atau bergembira, lebih acap dipergunakan oleh gereja Katolik, Anglikan, Ortodoks Timur, dan Lutheran, sedangkan istilah perjamuan kudus (bahasa Inggris: holy communion) dipergunakan oleh gereja Protestan.[1] Perjamuan Kudus didasari pada perjamuan makan malam yang lazim di Israel Kuno.[2]

Makna Perjamuan Kudus

Biasanya orang Kristen percaya bahwa mereka diperintahkan Yesus untuk mengulangi kejadian perjamuan ini untuk memperingatinya ("... perbuatlah ini terjadi teguran memperingatkan akan Aku!" - 1 Kor. 11:24, 25).[3] Namun beragam aliran Gereja Kristen memberikan pengertian yang berbeda-beda pula terhadap sakramen ini.[4] Gereja Katolik Roma menekankan arti perjamuan kudus sebagai sarana keselamatan bagi umat.[4] Gereja-gereja Protestan umumnya lebih menekankan perjamuan sebagai teguran memperingatkan akan kematian dan pengorbanan Yesus bagi umat manusia.[5]. Lebih dalam ketika perjamuan kudus, Gereja Katholik membagikan tubuh Kristus dalam rupa roti yang disebut KOMUNI. Makna sambutan komuni adalah merujuk kepada parsitipasi umat dalam kejadian karya penebusan Tuhan yag didatangkan pada waktu Doa Syukur Agung yang diperlihatkan oleh Imam. Komuni atau Hosti Suci yang umat terima akan menghubungkan dan mengisi umat kedalam karya penebusan Tuhan itu.

Elemen Perjamuan

Perjamuan Terakhir (1498), dilukis di Milano

Seperti perihalnya pada perjamuan Yesus yang terakhir sebelum Dia disalibkan, umat Katholik bersama-sama memakan roti dan meminum angggur setiap periode khususnya pada saat Perayaan Misa Kudus.[3] Di kalangan Gereja Katolik Roma, roti yang dipergunakan dibuat khusus tanpa ragi (hosti), sementara anggur biasanya tidak diberikan kepada umat.[3].

Roti yang dipergunakan untuk Perayaan Ekaristi harus tidak beragi, masih baru, belum basi, dan seluruhnya dibuat dari dari gandum tanpa campuran apapun dari bahan lain, namun tentu saja memanfaatkan cairan untuk ronde pengolahannya.

Anggur yang dipergunakan untuk Perayaan Ekaristi haruslah anggur yang masih alamiah, bersumber dari buah anggur murni, tidak masam, dan tidak bercampur dengan bahan lain. Ditekankan secara jelas oleh Gereja Katholik bahwa dengan syarat-syarat tersebut, maka anggur obat atau anggur apa pun yang dijual di toko-toko umum tidak boleh dipergunakan untuk Perayaan Ekaristi

Guna dari sakramen Perjamuan Kudus

Sebagai dorongan bagi kita untuk secara periodik menilai diri (self correction) dalam arti, menyediakan koreksi atas hati dan daya upaya kita, karena syarat untuk dapat turut dalam perjamuan kudus ialah bahwa kita harus membersihkan hati dan daya upaya kita sedemikian rupa sehingga keikutan kita makan roti dan minum anggur dari cawan Perjamuan Kudus itu adalah dalam kondisi rohani yang layak dan iman yang tidak ragu-ragu (1 Korintus 11:28-29).[6]

Referensi

  1. ^ a b Adolf Heuken SJ. 2005. Ensiklopedi Gereja jilid V. Jakarta: Yayasan Cipta Loka Caraka. Hlm.233-235.
  2. ^ (Indonesia) C.J. Den Heyer. 1997. Perjamuan Tuhan. Jakarta: BPK Gunung Mulia. Hlm.18-19.
  3. ^ a b c A. Lukasik SCJ. 1990. Segala sesuatu yang diajarkan Perayaan Ekaristi. Yogyakarta: Kanisius. Hlm. 86-88.
  4. ^ a b Raniero Cantalamessa. 1994. Ekaristi gaya Pengudusan Kita. Flores: Nusa Indah. Hlm. 20-24.
  5. ^ Rasid Rachman. 2001. Hari Raya Liturgi. Hari Raya Liturgi. Jakarta: BPK Gunung Mulia. Hlm. 80-81.
  6. ^ (Inggris) Donald Brdige & David Phypers. 1981. The Meal that Unites? USA: Harold Shaw Publisher. Hlm.27.

Lihat juga

Pranala luar

Sakramen Gereja Katolik
 
Pembaptisan • Penguatan • Ekaristi • Rekonsiliasi • Pengurapan orang sakit • Imamat • Pernikahan
 
Lihat pula: Sakramen (Katolik)



Sumber :
kategori-antropologi.kurikulum.org, wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, informasi.web.id, dsb.