Kubis

Kubis
"Kepala"/krop kubis dan belahan melintangnya
"Kepala"/krop kubis dan belahan melintangnya
Spesies/Jenis
Brassica oleracea
Kumpulan budidaya
Kumpulan Capitata
Tanah asal
pesisir Laut Tengah anggota timur, zaman pertama Masehi
Anggota kumpulan kultivar
Lihat teks

Kubis, kol, kobis, atau kobis bulat yaitu nama yang diberikan untuk tumbuhan sayuran daun yang populer. Tumbuhan dengan nama ilmiah Brassica oleracea L. Kumpulan Capitata ini dimanfaatkan daunnya untuk dimakan. Daun ini tersusun sangat rapat membuat bulatan atau bulatan pipih, yang disebut krop, kop atau kepala (capitata berarti "berkepala"). Kubis berasal dari Eropa Selatan dan Eropa Barat dan, walaupun tidak tidak kekurangan bukti tertulis atau peninggalan arkeologi yang kuat, dianggap sebagai hasil pemuliaan terhadap kubis liar B. oleracea var. sylvestris.

Nama "kubis" diambil dari bahasa Perancis, chou cabus (harafiah berarti "kubis kepala"), yang dikenalkan oleh beberapa orang Eropa yang tinggal di Hindia-Belanda. Nama "kol" diambil dari bahasa Belanda kool.

Pertumbuhan

Kubis ada ciri khas membuat krop. Pertumbuhan awal ditandai dengan pembentukan daun secara normal. Namun semakin dewasa daun-daunnya mulai melengkung ke atas sampai pengahabisannya tumbuh sangat rapat. Pada kondisi ini petani biasanya menutup krop dengan daun-daun di bawahnya supaya warna krop makin pucat. Apabila ukuran krop telah mencukupi maka siap kubis siap dipanen. Dalam budidaya, kubis yaitu komoditi semusim. Secara biologi, tumbuhan ini yaitu dwimusim (biennial) dan memerlukan vernalisasi untuk pembungaan. Apabila tidak mendapat suhu dingin, tumbuhan ini hendak terus tumbuh tanpa berbunga. Setelah berbunga, tumbuhan mati.

Macam-macam kubis

Warna sayuran ini yang umum yaitu hijau sangat pucat sehingga disebut forma alba ("putih"). Namun demikian terdapat pula kubis dengan warna hijau (forma viridis) dan ungu kemerahan (forma rubra). Dari wujud kropnya dikenal tidak kekurangan dua jenis kubis: kol bulat dan kol gepeng (bulat persangkaan pipih). Perdagangan komoditi kubis di Indonesia membedakan dua wujud ini.

Terdapat jenis persangkaan khas dari kubis, yang dikenal sebagai Kumpulan Sabauda, yang dalam perdagangan dikenal sebagai kubis Savoy. Kumpulan ini juga mampu dibawa masuk dalam Capitata.

Budidaya

Kubis menyukai tanah yang sarang dan tidak becek. Meskipun relatif tahan terhadap suhu tinggi, produk kubis ditanam di daerah pegunungan (400m dpl ke atas) di daerah tropik. Di dataran rendah, ukuran krop mengecil dan tanaman sangat rentan terhadap ulat pemakan daun Plutella.

Karena penampilan kubis menetapkan harga jual, kerap dijumpai petani (Indonesia) melakukan penyemprotan tanaman dengan insektisida dalam jumlah banyak sekali supaya kubis tidak berlubang-lubang dampak dimakan ulat. Konsumen perlu memperhatikan hal ini dan disarankan selalu mencuci kubis yang baru dibeli.

Kandungan gizi dan arti

Kubis segar mengandung banyak vitamin (A, beberapa B, C, dan E). Kandungan Vitamin C cukup tinggi untuk mencegah skorbut (sariawan akut). Mineral yang banyak dikandung yaitu kalium, kalsium, fosfor, natrium, dan besi. Kubis segar juga mengandung sejumlah senyawa yang merangsang pembentukan glutation, zat yang diperlukan untuk menonaktifkan zat beracun dalam tubuh manusia.

Antigizi

Sebagaimana suku kubis-kubisan lain, kubis mengandung sejumlah senyawa yang mampu merangsang pembentukan gas dalam lambung sehingga menimbulkan rasa kembung (zat-zat goiterogen). Daun kubis juga mengandung kumpulan glukosinolat yang menyebabkan rasa persangkaan pahit.

Pengolahan

Kubis mampu dimakan segar sebagai lalapan maupun diproses. Sebagai lalapan, kubis yang dilengkapi sambal biasa meyertai menu gorengan atau bakar seperti ayam atau lele. Kubis diproses untuk membuat orak-arik atau capcay. Daun kubis yang direbus dijadikan lunak, tipis, dan transparan. Perebusan ini mampu dijumpi dalam bermacam sup dan sayur. Di Korea kubis dijadikan komponen utama masakan khas bangsa ini: kimchi. Jerman tersohor dengan sauerkraut, kubis yang dipotong-potong kecil dan diawetkan dalam cuka.

Referensi



Sumber :
diskusi.biz, kategori-antropologi.gilland-group.com, wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, dan sebagainya.