Gereja Lutheran

Protestanisme
ChristianityPUA.svg
Reformasi
Sejarah

Gerakan pra-Reformasi

Albigensis (Per.)
Hussit (Boh.)
Lollard (Ing.)
Waldensis (Per./Ita./Jer.)


Gereja-gereja Reformasi

Anabaptis
Anglikanisme (Inggris)
Calvinisme (Swiss)
Lutheranisme (Jer.)
Reform
Socinianisme (Pol.)
Zwinglianisme (Swi.)


Gerakan pasca-Reformasi

Amish (Ame.)
Baptis (Ing.)
Konggregasional
Mennonit (Bel./Swi./Ame./Kan.)
Metodisme (Ing.)
Pietisme
Presbyterianisme (Skot./Ame.)
Puritanisme (Ing.)
Universalisme


"Kebangunan Besar"

Injili
Pentakosta
Revivalisme


Restorasionisme

Gerakan Restorasi
Advent

Gereja-gereja Lutheran adalah gereja-gereja yang berasaskan petuah Martin Luther, tokoh Reformasi gereja pada zaman ke-16 yang mengkritik petuah dan praktik Gereja pada waktu itu.

Petuah

Segel Luther

Petuah khas Martin Luther yang seringkali juga diakui sebagai ciri khas petuah Reformasi disimpulkan dalam tiga sola, yaitu sola fide, sola gratia, dan sola scriptura, yang berarti "hanya iman", "hanya anugerah", dan "hanya Kitab Suci". Maksudnya, Luther menyatakan bahwa keselamatan manusia hanya diperoleh karena imannya kepada karya anugerah Allah yang dikerjakannya melintas Yesus Kristus, sebagaimana yang disaksikan oleh Kitab Suci. (Efesus 2:8-9 Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah,itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan tidak kekurangan orang yang memegahkan diri.).

Dengan demikian, Luther tidak menerima petuah Gereja saat itu yang menjanjikan keselamatan melintas penjualan surat-surat pengampunan dosa (indulgensia). Luther menyatakan bahwa manusia diselamatkan bukan karena amal atau perbuatannya yang baik, melainkan semata-mata oleh karena anugerah Allah. Hal ini didasarkan pada perkataan Paulus dalam Surat Roma: "Akan tetapi Allah menunjuk kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa." (Roma 5:8)

Sakramen

Gereja Lutheran mengakui dua sakramen: Pembaptisan dan Perjamuan Kudus. Katekismus Lutheran mengajarkan bahwa pembaptisan adalah karya Allah, berdasarkan perkataan dan kontrak Kristus; sehingga dilayankan baik bagi bayi maupun orang matang. Gereja Lutheran percaya bahwa roti dan anggur dalam perjamuan kudus adalah sungguh-sungguh tubuh dan darah Kristus yang dianugerahkan kepada umat Kristiani untuk dimakan dan diminum, yang diperintahkan oleh Kristus sendiri.

Banyak Kaum Lutheran yang melestarikan pendekatan liturgis terhadap Ekaristi. Komuni Kudus (atau Perjamuan Tuhan) dipandang sebagai tingkah laku yang dibuat sentral dari pemujaan Kristiani. Gereja Lutheran percaya bahwa roti dan anggur dalam perjamuan kudus ada bersama dengan tubuh dan darah Yesus, bukannya menukarkan atau melambangkan tubuh dan darah-Nya belaka. Mereka mengaku dalam Apologi dari Pengakuan Augsburg:

"...kami tidak menghapuskan Misa namun secara rohaniah mempertahankan dan membelanya. Di kalangan kami Misa dirayakan setiap Hari Tuhan dan pada hari-hari raya lainnya, bilamana Sakramen itu disediakan bagi penduduk yang hendak mengambil anggota darinya, sehabis mereka diperiksa dan diampuni. Kami juga mempertahankan bentuk-bentuk liturgis tradisional, seperti urut-urutan dalam pembacaan Alkitab, doa-doa, busana liturgi, dan hal-hal serupa lainnya." (Apologi dari Pengakuan Augsburg, Artikel XXIV.1)

Ikonoklasme

Beberapa tokoh reformasi Protestan, khususnya Andreas Karlstadt, Huldrych Zwingli dan Yohanes Calvin mendukung penyingkiran citra-citra religius dengan mendasarkan gagasan mereka pada larangan penyembahan berhala dan pembuatan citra pahatan dari Allah dalam Dekalog (Sepuluh Perintah Allah). Hasilnya, patung-patung dan gambar-gambar dirusak dalam serangan spontan individual maupun huru-hara ikonoklastis yang tidak sah. Meskipun demikian, dalam banyak kasus citra-citra religius disingkirkan secara baik-baik oleh otoritas sipil di kota-kota dan daerah-daerah teritorial Eropa yang baru saja direformasi.

Tidak seperti Gereja-Gereja Protestan lainnya, Gereja-Gereja Lutheran pada umumnya kurang anti terhadap penggunaan citra-citra religius. Ini disebabkan oleh pernyataan Martin Luther sendiri bahwa penduduk Kristen harus lepas sama sekali untuk menggunakan citra-citra selama mereka tidak menyembahnya sebagai tukar Allah.

LutherRose.jpg

Gereja-gereja Lutheran di Indonesia

Selain HKBP (Huria Kristen Batak Protestan), gereja-gereja Lutheran di Indonesia umumnya menyebar di Sumatera Utara, yakni wilayah pelayanan misi RMG (Rheinische Missions-Gesselschaft) dulu. Gereja-gereja tersebut adalah GKPI (Gereja Kristen Protestan Indonesia), GKPS (Gereja Kristen Protestan Simalungun), GKPA (Gereja Kristen Protestan Angkola), GKPPD (Gereja Kristen Protestan Pakpak-Dairi), HKI (Huria Kristen Indonesia), GPKB (Gereja Punguan Kristen Batak), GKLI (Gereja Kristen Luther Indonesia), GPP (Gereja Protestan Persekutuan), GKR (Gereja Kristen Rejang).

Gereja-gereja di Nias dan Kepulauan Mentawai juga tergolong gereja-gereja Lutheran, yaitu BNKP (Banua Niha Keriso Protestan), AMIN (Angowulua Masehi Indonesia Nias), ONKP (Ora Niha Keriso Protestan), BKPN (Banua Keriso Protestan Nias), dan GKPM (Gereja Kristen Protestan Mentawai).

Selain menjadi anggota Federasi Lutheran se-Dunia (LWF), banyak dari gereja-gereja di atas yang juga menjadi anggota PGI.

Pranala luar



Sumber :
kategori-antropologi.kurikulum.org, wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, sepakbola.biz, dsb.