Surat Paulus kepada Jemaat di Roma

Rasul Paulus ditangkap di Roma

Surat Paulus Kepada Jemaat di Roma adalah salah satu surat yang terdapat di Alkitab Akad Baru yang sangat diyakini sebagai tulisan asli Paulus.[1][2] Dalam surat ini terkesan bahwa tugas Paulus di kawasan Timur kekaisaran Romawi, antara lain untuk mengumpulkan dana bagi jemaat di Yerusalem, telah selesai.[3] Nampaknya surat ini merupakan surat terakhir Paulus yang ditulisnya di daerah Yunani.[2] Tidak kekurangan anggapan bahwa surat ini adalah sebuah ringkasan komprehensif dari seluruh teologi Paulus.[4] Hal ini disebabkan kondisi jiwa Paulus yang bertambah reflektif ketika menulis surat ini daripada surat Galatia atau surat Korintus.[4] Surat Paulus kepada jemaat di Roma ini ditulis untuk mempersiapkan mereka terhadap kunjungan Paulus kepada mereka, dan selain itu, Paulus juga sedang memperhalus beberapa aspek konsepnya yang ternyata disalahtafsirkan, sehingga hal ini dijadikan prioritas Paulus kala itu.[4]

Ayat-ayat terkenal

  • Roma 3:23-24: Sebab semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma sebab penebusan dalam Kristus Yesus.
  • Roma 6:23: Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang tidak dihabisi dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.
  • Roma 8:28: Kita tahu sekarang, bahwa Allah datang bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.

Pengarang

Pengarang surat ini adalah rasul Paulus, yang memperkenalkan dirinya di awal surat (Roma 1:1) dengan namanya ("Paulus"), identitasnya ("hamba"/budak (doulos) Yesus Kristus), tugas panggilannya ("rasul" atau apostolos) dan tujuan pekerjaannya ("dikuduskan untuk memberitakan Injil Allah").[5] Surat ini sendiri tidak ditulis tangan oleh Paulus, melainkan menggunakan tingkah laku baik seorang sekretaris bernama Tertius, yang mengatakan dirinya pada ayat Roma 16:22. Paulus bukanlah pendiri jemaat di Roma, sehingga ia tidak mengetahui langsung kondisi jemaat ini, tetapi ia mendapat informasi dari orang-orang Kristen yang datang dari Roma ke Korintus, tempat ia membuat surat ini.[2] Sudah sejak lama Paulus ingin mengunjungi orang-orang Kristen di Roma, dan sangat ingin menyampaikan Injil di sana, tetapi keinginannya tersebut selalu terhalang, padahal sewaktu di Efesus, Paulus merencanakan untuk pergi melalui Akhaya dan Makedonia.[6] Keinginan Paulus bertambah besar ketika ia mengalami kesulitan di Yerusalem dan ia merasa kehidupannya seolah-olah akan segera selesai, kala itu ia memperoleh penglihatan bahwa Tuhan berdiri di sampingnya dan menguatkannya untuk dapat terus menguatkan hati sehingga Paulus dapat bersaksi juga di Roma.[6]

Sebutan Paulus untuk dirinya sendiri, yaitu sebagai orang bawahan atau budak sahaya (doulos) Yesus Kristus dan juga sebagai "rasul" (apostolos) sama seperti di surat-suratnya lainnya.[7] Paulus merasa dirinya dijadikan seorang orang bawahan bukan sebab keinginan dirinya sendiri tetapi sebab kuasa Kristus Yesus.[2]

Tujuan surat

Surat Paulus ini sudah pasti ditujukan kepada jemaat di Roma.[6] Jemaat Roma pada kala itu sedang mendapat banyak tekanan baik dari orang Yahudi maupun orang-orang Roma sendiri dan selain itu di dalam tubuh jemaat Roma sendiri sedang terjadi konflik.[2] Oleh karena itu Paulus mengirimkan surat ini untuk menasihati jemaat di Roma, bagaimana seharusnya bersikap terhadap kondisi mereka dan bagaimana sikap mereka kepada pemerintah.[2] Paulus menulis surat ini untuk menjelaskan pengertiannya tentang agama Kristen dan tuntutan-tuntutannya yang praktis untuk kehidupan orang-orang Kristen.[8] Sepanjang surat ini, Paulus menekankan bahwa hukum Taurat tidak lagi mengikat sebagai hukum, sebab Taurat tersebut tidak lagi berlanjut, kecuali sebagai sejarah kudus yang mengatakan bagaimana umat bisa sampai pada kondisi sekarang ini.[8]

Tempat Penulisan

Informasi dari Surat 1 Korintus, Surat 2 Korintus, Surat Roma ini dan Kisah Para Rasul menunjukkan bahwa surat ini ditulis di Korintus sekitar waktu Paulus mengumpulkan uang untuk membantu jemaat di Yerusalem yang kala itu sangat miskin dan membutuhkan dana dari berbagai jemaat di sekitar Laut Tengah.[9] Ketika surat ini dibuat, Paulus sudah selesai mengumpulkan[10] dan sedang berjaga-jaga untuk membawakan dana kepada jemaat di Yerusalem.[6] Diperkirakan bahwa Paulus menulis surat ini ketika tinggal di rumah Gayus di Korintus.[2] Nampaknya Paulus berpikir-pikir naik kapal langsung dari Korintus ke Yudea. Pada waktu itu juga, Febe, seorang diaken perempuan yang melayani di Kengkrea,[11] akan berangkat dari Korintus ke Roma dan ialah pembawa surat Roma ini, sehingga Paulus berharap jemaat di sana menyambutnya dengan baik.[12]

Waktu Penulisan

Semua pelayaran di Laut Tengah praktis dibubarkan setelah tanggal 11 November, sebab cuaca buruk selama musim dingin, dan baru dimulai lagi tanggal 10 Maret setiap tahunnya, sehingga surat Roma lebih kurangnya ditulis sebelumnya, yaitu pada musim gugur tahun 57 M.[5] Robinson meyakini penulisannya pada musim semi (antara bulan Maret - Juni) tahun 57 M.[13] Argumen lain memberi agak tahun 53-54,[14] atau tahun 53-56.[15]


Rencana Paulus sendiri berubah sebab ancaman orang Yahudi, sehingga Paulus tidak jadi naik kapal dari Korintus, melainkan berjalan kaki ke Makedonia[16] dan berlayar ke Yerusalem dari Filipi pada musim semi tahun berikutnya (58 M).[17]. Paulus baru sampai di [Roma]] setelah ditangkap dan diadili di Yudea.[18]

Susunan

Surat Roma merupakan surat yang menyangkut banyak aspek dan hasil dari penataan yang sangat teliti.[6] Untuk memahaminya, surat ini dapat dibagi dijadikan empat bagian:[6]

  • Pasal 1-8, mengenai masalah kebenaran
  • Pasal 9-11, cakap mengenai masalah bangsa Yahudi
  • Pasal 12-15, mengenai masalah-masalah kehidupan yang praktis
  • Pasal 16, surat pengantar untuk Febe dan daftar nama orang-orang yang dikirimi salam oleh Paulus

Muatan teologis

Injil sebagai daya Allah yang menyelamatkan

Dalam surat Roma ini, Paulus memberikan penjelasan mengenai Injil dengan cara menyeluruh.[2] Ia menegaskan bahwa dirinya dipanggil dan diutus oleh Allah untuk memberitakan Injil dan menuntun bangsa-bangsa agar percaya dan taat kepada Allah.[7] Paulus mendefinisikan Injil (euangelion) sebagai daya Allah.[2] Ungkapan ini menunjukkan ciri Kristologi Paulus.[2] Injil dijadikan daya Allah yang menyelamatkan.[2] Injil dijadikan representasi dari kuasa Allah yang menyelamatkan, bukan hanya sekadar dijadikan informasi tentang ronde menyelamatkan Allah.[2] Tingkah laku yang dibuat ronde menyelamatkan Allah tersebut terjadi di dalam Injil dan bertujuan untuk menyelamatkan setiap manusia.[2] Injil menyelamatkan semua bangsa baik Yahudi maupun non Yahudi.[7]

Kutuk dan pembenaran Allah

Paulus juga cakap mengenai kutuk Allah.[2] Manusia yang hidup tanpa Kristus digambarkan seperti manusia yang hidup di dalam kutuk.[2] Menurut Paulus orang Yahudi maupun non Yahudi telah berdosa dan tidak kekurangan di bawah murka Allah.[2] Mereka gagal mengenal siapa Allah sesungguhnya dan menyembah berhala.[2] Paulus juga memperingati bahwa Hukum Taurat dan sunat memang baik dan suci tetapi tidak dapat dipakai untuk membenarkan manusia di hadapan Allah.[7] Bagi Paulus manusia dibenarkan bukan sebab tingkah lakunya tetapi oleh iman.[2] Pembenaran cuma-cuma datang dari Allah melalui Kristus yang telah mati di kayu salib.[2] Dalam hal ini Paulus tidak setuju dengan pengertian Yahudi yang meyakini bahwa seseorang dapat dibenarkan oleh tingkah laku.[7]

Hidup dalam pengharapan

Paulus menggambarkan orang beriman adalah orang yang mengalami penderitaan dan tetap memiliki pengharapan akan pemenuhan kontrak Allah.[2] Menurut Paulus tidak kekurangan tiga dasar pengharapan bagi orang beriman.[2]

  1. Kematian Kristus. Paulus menegaskan bahwa kematian Kristus merupakan inisiatif Allah untuk memenangkan dan mendamaikan manusia dengan Allah.[2]
  2. Kebangkitan Kristus. Paulus mendasarkan pengharapan orang percaya pada Kristus yang bangkit dan hidup.[2] Meskipun orang percaya akan mati sebab dosa Adam tetapi akan dibangkitkan di masa yang akan datang.[2]
  3. Pemberian Roh Kudus. Pemberian Roh Kudus merupakan tanda kasih Allah kepada orang beriman.[2] Tidak kekurangan jaminan yang diberikan kepada orang beriman bahwa sekalipun mengalami penderitaan, Allah tidak akan mengecewakan mereka.[2]

Di dalam surat ini, Paulus juga melukiskan pengharapan sebagai suatu hasrat yang besar dalam menantikan Allah yang akan mengatakan status orang beriman sebagai anak-anak Allah.[2] Status ini yang akan dinyatakan kepada manusia.[7]

Kesetiaan Allah kepada Israel

Paulus juga membahas persoalan yang kala itu dihadapi yaitu masalah kepercayaan akan Kristus.[2] Banyak yang menganggap bahwa Allah tidak setia kepada umat pilihan-Nya Israel.[2] Paulus mencoba menegaskan hal ini bahwa Allah tetap setia kepada Israel.[2] Meskipun demikian, Allah adalah Allah yang Mahakuasa dan lepas sama sekali menentukan pilihan-Nya.[2] Allah murka kepada orang-orang Yahudi sebab mereka gagal melaksanakan hukum Taurat.[2] Allah memilih orang non-Yahudi dijadikan umat-Nya untuk membuat orang-orang Yahudi iri.[19] Namun demikian, tidak selamanya Allah akan murka kepada mereka.[2] Allah akan tetap setia kepada Israel dan bangsa-bangsa lain jika mereka takut akan Allah.[19] Pada akhirnya, Allah akan tetap menyelamatkan semua orang Israel baik Yahudi maupun non-Yahudi.[19]

Gereja sebagai tubuh Kristus

Dalam surat ini Paulus juga menghimbau jemaat di Roma untuk mempersembahkan tubuh mereka sebagai persembahan yang hidup dan berkenan di hadapan Allah.[20] Untuk mewujudkan hal tersebut, sebagai manusia yang hidup di dalam dunia, Paulus memperingati jemaat di Roma agar tidak serupa dengan dunia ini melainkan harus berubah oleh pembaharuan daya upaya budi.[2] Paulus memperingati bahwa sebagai sebuah persekutuan, jemaat harus hidup dalam kasih, dimana golongan yang kuat haruslah mengasihi golongan yang lemah dan golongan yang lemah harus menerima golongan yang kuat.[7] Kedua golongan yang tidak kekurangan di jemaat Roma kala itu diingatkan oleh Paulus untuk saling menerima dan mengasihi satu sama lain, agar keutuhan persekutuan jemaat sebagai tubuh Kristus dapat dipertahankan.[2]

Kaitan dengan kitab-kitab lain dalam Alkitab

Dalam surat ini, Paulus mengutip sejumlah ayat dari Alkitab Ibrani, termasuk dari Taurat, terutama dari Kitab Kejadian, dan Nevi'im, terutama dari Kitab Yesaya. Kaitan dengan kitab-kitab Injil terlihat jelas dari pengutipan kisah Kematian dan Kebangkitan Yesus. Disebutkan juga kota-kota lain yang pernah dikunjungi oleh Paulus dan dikirimi surat olehnya, seperti Korintus dan Efesus. Tidak terlihat kaitan langsung dengan surat-surat ataupun kitab (Wahyu kepada Yohanes) dari rasul-rasul lain (Yakobus, Simon Petrus, Yohanes, dan Yudas), meskipun sepakat dalam hal muatan iman Kristen.

Lihat pula

Surat Paulus kepada Jemaat di Roma
Sebelumnya:
Kisah Para Rasul
Akad Baru
Alkitab
Digantikan oleh:
Surat 1 Korintus

Sumber acuan

  1. ^ Pengantar Alkitab Lembaga Alkitab Indonesia, 2002
  2. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x y z aa ab ac ad ae af ag ah ai Samuel Benyamin Hakh. 2010, Akad Baru: Sejarah, Pengantar dan Pokok-pokok Teologisnya. Bandung: Bina Media Informasi. hlm. 201-210.
  3. ^ M.E. Duyverman. 1990, Pembimbing ke dalam Akad Baru. Jakarta: BPK Gunung Mulia. hlm. 94-101.
  4. ^ a b c (Indonesia) John Drane. 2005, Memahami Akad Baru. Jakarta: BPK Gunung Mulia. hlm. 369-372.
  5. ^ a b The Nelson Study Bible. Thomas Nelson, Inc. 1997
  6. ^ a b c d e f (Indonesia) William Barclay. 1986, Pengertian Alkitab Setiap Hari - Roma. Jakarta: BPK Gunung Mulia. hlm. 9-21.
  7. ^ a b c d e f g (Inggris) Udo Schnelle. 2005, Apostle Paul, His Life and Theology. Grand Rapids Michigan: Baker Academic. hlm. 306-310.
  8. ^ a b Hadiwiyata, A.S. 2002. Tafsir Alkitab Akad Baru. Yogyakarta: Kanisus.
  9. ^ 1 Korintus 16:1-3; 2 Korintus 8:1-9:1
  10. ^ Roma 15:22-29
  11. ^ Roma 16:1
  12. ^ Roma 16:2
  13. ^ John Arthur Thomas Robinson (1919-1983). "Redating the New Testament". Westminster Press, 1976. 369 halaman. ISBN 10: 1-57910-527-0; ISBN 13: 978-1-57910-527-3
  14. ^ A. Harnack, Geschichte der altchristlichen Litteratur bis Eusehius, Leipzig 1893-7, vol. II.
  15. ^ W. G. Kummel, "Introduction to the New Testament" (Heidelberg i963),ET 1966; 21975.
  16. ^ Kisah Para Rasul 20:3
  17. ^ Kisah Para Rasul 20:6
  18. ^ Kisah Para Rasul 28:17-31
  19. ^ a b c (Inggris) Frank Tielman. 2005, The Theology of the New Testament. Grand Rapids Michigan: Zondervan. hlm. 368-370.
  20. ^ Roma 12:1

Pranala luar

Surat Paulus kepada Jemaat di RomaΕπιστολή προς Ρωμαίους (Epistole pros Romaious)
 
Alkitab
Roma 1 • 2 • 3 • 4 • 5 • 6 • 7 • 8 • 9 • 10 • 11 • 12 • 13 • 14 • 15 • 16
 
Nama tempat/Istilah
AkhayaIlirikum •Kengkrea • MakedoniaRomaSpanyolYerusalem
 
Nama orang
Akwila • Ampliatus • Andronikus • Apeles • Aristobulus • Asinkritus • Epenetus • Erastus • Febe • Filologus • Flegon  • Gayus • Hermas • Hermes • Herodion • Isai • Kwartus • Lukius • Maria dari Roma • Narkisus • Nereus • Olimpas • Patrobas • Paulus • Priskila • Rufus • Sosipater • Stakhis • Tertius • Timotius • Trifena • Trifosa • Urbanus • Yason • Yesaya • Yesus Kristus • Yulia • Yunias
 
Sumber
Teks Yunani • Latin Vulgata • Versi Terjemahan Baru • Versi Wycliffe • Versi King James • Versi American Standard • Versi World English
 
Kitab-kitab dalam Alkitab
 
Akad Lama
 
Akad Baru
 
Lihat pula : Deuterokanonika dan Apokrif
Wikipedia book Wikipedia:Buku/Alkitab - BukuWiki Alkitab


Sumber :
id.wikipedia.org, civitasbook.com (Ensiklopedia), kategori-antropologi.kpt.co.id, wiki.edunitas.com, dll-nya.