eduNitas.com
Read too :  Scholarship Request    Job Vacancy    Online Tuition in the Best 168 PTS   . . . . see more
Toll-free service = 0800 1234 000
I ' BAHA
COLLECTION OF WORLD ENCYCLOPEDIA
Important Info : Animals   ⍃ Asia   ⍃ Chemistry   ⍃ Europe   ⍃ Music   ⍃ Politics   ⍃ Sports
Collection of World Encyclopedia
B C D 
Bagong
(Beforehand)
Baha'i
(After this article)

Baha'i

Rumah ibadah Bahá'í di New Delhi, India.
Taman Gantung di Sekitar Makam Sang Báb di Haifa, Israel

Agama Bahá’í dimulai di Iran pada masa seratus tahun 19. Pendirinya bernama Bahá’u’lláh. Pada awal masa seratus tahun kedua puluh satu, jumlah pengikut Bahá’í sekitar enam juta orang yang berdiam di lebih dari dua ratus negeri di seluruh alam.

Dalam nasihat Bahá’í, sejarah keagamaan dipandang sebagai suatu pengolahan proses mendidik bagi umat manusia menempuh para utusan Tuhan, yang dinamakan para "Perwujudan Tuhan". Bahá’u’lláh dianggap sebagai Perwujudan Tuhan yang terbaru. Dia mengaku sebagai pendidik Ilahi yang telah dijanjikan bagi semua umat dan yang dinubuatkan dalam agama Kristen, Islam, Buddha, dan agama-agama berlainannya. Dia menyebutkan bahwa misinya adalah untuk meletakkan pondasi bagi persatuan seluruh alam, serta memulai suatu masa seratus tahun perdamaian dan keadilan, yang dipercayai umat Bahá’í pasti akan datang.

Mendasari nasihat Bahá’í adalah asas-asas keesaan Tuhan, kesatuan agama, dan persatuan umat manusia. Pengaruh dari asas-asas hakiki ini dapat ditonton pada semua nasihat kerohanian dan sosial berlainannya dalam agama Bahá’í. Misalnya, orang-orang Bahá’í tidak menganggap "persatuan" sebagai suatu tujuan kemudian yang hanya akan dicapai setelah banyak masalah berlainannya didudukkan lebih dahulu, tetapi sebaliknya mereka memandang persatuan sebagai langkah pertama untuk memecahkan masalah-masalah itu. Hal ini kelihatan dalam nasihat sosial Bahá’í yang menganjurkan supaya semua masalah masyarakat didudukkan menempuh pengolahan musyawarah. Sebagaimana dinyatakan Bahá’u’lláh: "Begitu kuatnya cahaya persatuan, sehingga dapat menerangi seluruh bumi." Iman Baha'i adalah agama Abrahamik.

Daftar inti

Nasihat

Tuhan

Para pengikut agama Bahá’í beriman untuk Tuhan Yang Esa, dan Bahá’u’lláh menegaskan bahwa semua percobaan untuk mengerti atau mengisyaratkan Realitas Ilahi dalam pernyataan mana pun, tidak berlainan hanyalah penipuan diri: "Bagi mereka yang berilmu dan hatinya diterangi, telah terbukti bahwa Tuhan, Hakikat yang tak dapat dikenal, Keberadaan Suci, sangatlah dimuliakan melebihi segala sifat manusia, seperti keberadaan jasmani, naik dan turun, maju dan mundur. Jauhlah dari kemuliaan-Nya bahwa lidah manusia dapat memberitahukan pujian yang cukup bagi-Nya, atau hati manusia mengerti rahasia-Nya yang tak terkira." Menurut nasihat Bahá’í, alat yang dipakai oleh Pencipta segala makhluk untuk berinteraksi dengan ciptaan-Nya yang terus berevolusi adalah timbulnya Sosok-sosok kerasulan yang mewujudkan sifat-sifat dari Ketuhanan Yang tak dapat dijangkau itu: "Oleh karena pintu ilmu Sang Purba ditutup sedemikian rupa di depan wajah semua makhluk, maka Sumber kemuliaan yang tak terhingga … telah menyebabkan para Permata Kesucian timbul dari alam rohani, dalam nyata agung badan manusia dan dijelmakan untuk seluruh umat manusia, supaya mereka membagikan rahasia Tuhan … untuk alam, dan mengabarkan tentang kehalusan Hakikat-Nya yang kekal." Menurut Bahá’u’lláh, apa yang dimaksud dengan "mengenal Tuhan", adalah mengenal para Perwujudan yang menyebutkan kehendak-Nya dan sifat-sifat-Nya, dan justru di sinilah jiwa menjadi dekat dengan Pencipta Yang melebihi bahasa maupun pengertian.

Agama Bahá’í menganggap para "Perwujudan Tuhan" itu, yang telah menjadi pendiri agama-agama akbar di alam, sebagai wakil Tuhan di bumi dan pembimbing utama umat manusia. Menurut nasihat Bahá’u’lláh, semua perbedaan dan pembatasan yang berkaitan dengan wahyu mereka masing-masing telah ditentukan oleh Tuhan sesuai dengan kebutuhan misinya. Oleh karenanya, orang-orang Bahá’í tidak meninggikan salah satu Perwujudan di atas lainnyanya, tetapi menganggap, dalam kata-kata Bahá’u’lláh, bahwa mereka semua "berdiam dalam kemah yang sama, membubung di langit yang sama, duduk di atas takhta yang sama, mengucapkan sabda yang sama, serta mengumumkan Agama yang sama".

Agama

Menurut Bahá’u’lláh: "Agama adalah sarana terbesar untuk membuat tata tertib di alam dan kebahagiaan yang sentosa bagi semua yang berdiam di dalamnya.” Mengenai kemunduran atau penyelewengan agama, dia menulis: "Bila lampu agama meredup, maka keributan dan kekacauan akan terjadi, cahaya-cahaya kejujuran, keadilan, ketenangan dan kedamaian, akan habis bersinar.” Jadi, peran agama dinilai sangat penting. Sebagaimana telah ditulis oleh Bahá’u’lláh: “Agama Tuhan adalah untuk kasih dan persatuan; janganlah membuatnya penyebab kebencian dan perselisihan.”

Dalam pandangan Bahá’í, agama memiliki dua aspek, yaitu aspek hakiki dan aspek sementara. Aspek hakiki adalah ajaran-ajaran kerohanian yang tidak berubah, sedangkan aspek sementara adalah peraturan-peraturan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan masa seratus tahunnya. Tulisan Bahá’í mengumpamakan para Perwujudan Tuhan dengan seorang dokter, yang tugasnya adalah “menyembuhkan umat manusia yang terpecah-belah dari penyakitnya.” Obat yang diberikan pada suatu masa seratus tahun tidak akan sama dengan obat yang diberikan pada masa seratus tahun berikutnya. Oleh karenanya, agama-agama akbar di alam kelihatannya berbeda-beda. Tapi sebenarnya, menurut nasihat Bahá’í, semua agama itu tunggal dan berasal dari Sumber yang sama.

Menurut nasihat Bahá’í, agama Tuhan sesuai dengan ilmu ilmu. Kepercayaan yang tidak sesuai dengan ilmu ilmu bukanlah iman tetapi ketakhayulan belaka.

Manusia

Nasihat sosial yang paling utama dari agama Bahá’í adalah kesatuan umat manusia dan persatuan alam. Dalam kata-kata Bahá’u’lláh: “Kemah kesatuan telah ditegakkan; janganlah engkau memandang satu sama berlainan sebagai orang asing. Engkau adalah buah-buah dari satu pohon dan daun-daun dari satu dahan.” “Bumi hanyalah satu tanah air dan umat manusia warganya.” Pada tingkat individu dan masyarakat, orang-orang Bahá’í dianjurkan untuk menghapus segala jenis prasangka buruk yang berdasarkan ras, agama, atau kelas sosial. Dan sebagai umat gemar sekali terhadap benda sangat memuja-muja, orang-orang Bahá’í didorong untuk berasosiasi dan bekerja bersama dengan semua agama berlainannya. Istilah Bahá’u’lláh: “Bergaullah dengan para peserta semua agama dengan penuh keramah-tamahan dan persahabatan.”

Pada tingkat global, Bahá’u’lláh telah memberikan beberapa nasihat berkaitan dengan masalah perdamaian internasional. Dia menyeru untuk para pemimpin alam supaya mengadakan suatu pertemuan akbar yang akan melahirkan landasan dari hukum internasional yang dapat membereskan masalah-masalah antarnegara. Dia menganjurkan prinsip keadaan aman kolektif pada skala sedunia: “Masanya pasti tiba, tatkala semua orang menyadari kebutuhan yang sangat penting untuk mengadakan pertemuan akbar yang mencakup seluruh umat manusia. Para penguasa dan raja-raja di alam harus menghadirinya, dan mereka—dengan berpartisipasi dalam musyawarahnya—harus mempertimbangkan cara-cara dan sarana-sarana untuk meletakkan landasan Perdamaian Besar sedunia di antara sesama manusia. Perdamaian semacam itu menuntut supaya negara-negara yang paling akbar dan berkuasa bertekad untuk mewujudkan kerukunan sepenuhnya di antara mereka sendiri demi ketenteraman semua bangsa di alam. Seandainya hadir seorang raja mengangkat senjata memerangi raja berlainannya, maka semua harus melakukan usaha dan mencegahnya bersama-sama. Bila hal ini diterapkan, negara-negara di alam tak akan kembali membutuhkan persenjataan, selain untuk tujuan mengawal keadaan aman dan memelihara ketertiban dalam negeri di wilayah mereka masing-masing.”

Agama Bahá’í mengajarkan persamaan hak kaum wanita dengan kaum pria. Tulisan Bahá’í menyatakan: “Alam kemanusiaan memiliki dua sayap—yang satu kaum wanita dan yang satu kembali kaum pria. Burung itu tidak dapat terbang ketika belum kedua sayapnya itu mengembang ke tingkat yang sama.” Kemajuan kaum wanita juga dianggap sebagai prasyarat bagi tercapainya perdamaian alam.

Salah satu nasihat yang diberi tekanan khusus dalam agama Bahá’í adalah pengolahan mendidik. Bahá’u’lláh berkata: “Anggaplah manusia sebagai tambang yang kaya dengan permata-permata yang tak terhingga harganya. Hanya pendidikanlah yang dapat membuat menjadi dapat ditonton kekayaannya itu dan memungkinkan umat manusia mendapatkan keuntungan darinya.” Pengolahan mendidik universal adalah asas Bahá’í dan semua keluarga Bahá’í dianjurkan untuk mendidik anak-anaknya. Dan apabila dalam suatu keluarga dana tidak tersedia untuk mendidik semua anak, maka diusulkan supaya prioritas diberikan untuk anak perempuan, karena anak perempuanlah yang nantinya akan menjadi ibu, dan ibu adalah pendidik pertama dari generasi baru.

Statistik

Sumber-sumber Bahá’í biasanya memperkirakan jumlah pengikut Bahá’í di atas 5 juta. Biasanya sumber berlainan memperkirakan antara 5-6 juta.

Menurut The World Almanac and Book of Facts 2004, Biasanya pengikut Bahá’í hidup di Asia (3,6 juta), Afrika (1,8 juta), dan Amerika Latin (900.000). Menurut beberapa anggaran, masyarakat Bahá’í yang terbesar di alam adalah India, dengan 2,2 juta orang Bahá’í, kemudian Iran, dengan 350.000, dan Amerika Serikat, dengan 150.000. Berlainan daripada negara-negara itu, jumlah pengikut sangat berbeda-beda. Pada masa ini, belum hadir negara yang mayoritasnya gemar sekali terhadap benda sangat memuja-muja Bahá’í. Guyana adalah negara dengan persentase warga negara yang gemar sekali terhadap benda sangat memuja-muja Bahá’í yang paling akbar (7,0%).

Encyclopedia Britannica Book of the Year (1992-kini) memberikan informasi sebagai berikut:

  • Agama Bahá’í adalah agama paling tersebar di alam setelah agama Nasrani menurut jumlah negeri di mana para pengikut tinggal.
  • Agama Bahá’í hadir di 247 negeri di seluruh alam.
  • Anggota-anggotanya berasal dari lebih dari 2.100 suku, ras, dan suku bangsa.
  • Tulisan suci Bahá’í telah dirumuskan ke dalam lebih dari 800 bahasa.

Asas-asas sosial

Dari banyak nasihat Bahá’í, dua belas asas yang bersifat sosial berikut ini paling sering dikutip:

  • Keesaan Tuhan
  • Kesatuan agama
  • Persatuan umat manusia
  • Persamaan hak antara kaum wanita dan kaum pria
  • Penghapusan segala jenis prasangka buruk
  • Perdamaian alam
  • Persesuaian antara agama dan ilmu ilmu
  • Mencari kebenaran dengan cara merdeka
  • Kebutuhan untuk pengolahan mendidik universal yang harus
  • Kebutuhan untuk bahasa persatuan sedunia
  • Tidak boleh campur tangan dalam politik
  • Penghapusan kemiskinan dan kekayaan yang teramat sangat

Sejarah

Báb

Makam Sang Báb di Haifa, Israel

Pada tahun 1844 Sayyid ‘Alí Muhammad dari Shíráz, Iran, yang lebih dikenal dengan gelarnya Sang Báb (artinya “Pintu” dalam bahasa Arab), mengumumkan bahwa dia adalah pembawa amanat baru dari Tuhan. Dia juga menyebutkan bahwa dia datang untuk membuka jalan bagi wahyu yang lebih akbar kembali, yang dinamakannya “Dia yang akan Tuhan wujudkan”. Antara berlainan, Sang Báb mengajarkan bahwa banyak tanda dan peristiwa yang hadir dalam Kitab-kitab suci harus dipahami dalam makna kias, bukan makna harfiah. Dia melarang perbudakan, juga melarang perkawinan sementara, yang pada waktu itu adalah praktek Syiah Iran.

Agama Báb tumbuh dengan pesat di semua kalangan di Iran, tetapi juga dilawan dengan keras, baik oleh pemerintah maupun para pemimpin agama. Sang Báb dipenjarakan di benteng Máh-Kú di pegunungan Azerbijan, di mana semua warga negara bersuku bangsa Kurdi, yang dikira membenci orang Syiah; tetapi tindakan itu tidak berhasil memadamkan api agamanya, dan mereka pun menjadi sangat ramah terhadap Sang Báb. Kemudian dia dipenjarakan di benteng Chihríq yang lebih terpencil kembali, tetapi itu juga tidak berhasil menjadikan berkurang pengaruhnya. Pada tahun 1850 Sang Báb dihukum mati dan dieksekusi di kota Tabríz. Jenazahnya diambil oleh para pesertanya dengan cara diam-diam, dan akhir-akhirnya dibawa dari Iran ke Bukit Karmel di Palestina (sekarang Israel) dan dikuburkan di suatu tempat yang ditentukan oleh Bahá’u’lláh. Makam Sang Báb sekarang menjadi tempat berziarah yang penting bagi umat Bahá’í.

Bahá’u’lláh

Antara tahun 1848 dan 1852, lebih dari 20.000 pengikut agama Báb telah dibunuh, termasuk hampir semua pemimpinnya. Mírzá Husayn ‘Alí yang lebih dikenal dengan gelarnya Bahá’u’lláh (artinya “Kemuliaan Tuhan” dalam bahasa Arab) adalah seorang bangsawan Iran yang menjadi pendukung utama Sang Báb. Pada tahun 1852, ketika Bahá’u’lláh ditahan di penjara bawah tanah Síyáh-Chál (“lubang hitam”) di kota Teheran, dia menerima awal dari misi Ilahinya sebagai “Dia yang akan Tuhan wujudkan” sebagaimana telah diramalkan oleh Sang Báb. Bahá’u’lláh mengisahkannya sebagai berikut: “Suatu malam dalam mimpi, firman-firman yang luhur ini terdengar dari segenap penjuru: ‘Sesungguhnya, Kami akan memenangkan-Mu menempuh Diri-Mu serta pena-Mu. Janganlah Engkau berduka hati atas apa yang telah menimpa-Mu, dan janganlah takut pula, karena Engkau hadir dalam kondisi selamat. Tak lama kembali, Tuhan akan menggerakkan harta-harta bumi, orang-orang yang akan membantu-Mu menempuh Diri-Mu dan menempuh Nama-Mu, dengan mana Tuhan telah menghidupkan pulang hati mereka yang mengenal Dia.’”

Bahá’u’lláh dibebaskan dari Síyáh-Chál, tetapi dia diasingkan dari Iran ke Baghdad, ‘Iráq. Pada awal mulanya, Bahá’u’lláh tidak mengumumkan misinya untuk para pengikut agama Báb berlainannya di ‘Iráq, yang ada dalam kondisi sangat kacau dan hina. Dia mulai mendidik dan menghidupkan pulang umat itu menempuh tulisannya dan teladannya, dan beberapa Kitab suci Bahá’í yang penting berasal dari masa Baghdad ini, seperti Sapaan Tersembunyi, Tujuh Lembah, dan Kitáb-i-Íqán (“Kitab Keyakinan”). Pada tahun 1863, di sebuah taman yang diberi nama Taman Ridwán, Bahá’u’lláh mengumumkan misinya untuk para peserta Báb yang ada di Baghdad, dan sejak itu agama ini dikenal sebagai agama Bahá’í.

Segera setelah pengumuman itu, Bahá’u’lláh diminta oleh pemerintahan Turki untuk pindah ke Konstantinopel (Istanbul), dan dari sana ke kota Adrianopel (Edirne). Di Adrianopel Bahá’u’lláh mulai mengirimkan “Loh-loh” untuk beragam raja dan pemimpin alam, yang mengumumkan untuk mereka kedatangan Hari Tuhan dan menyerukan supaya mereka berdamai. Misalnya, salah satu loh yang ditujukan untuk para raja dengan cara kolektif, berbunyi: “Wahai raja-raja di bumi! Kami melihat engkau tiap tahun meningkatkan pengeluaranmu, dan membebankannya pada warga negaramu. Ini sesungguhnya, sama sekali dan jelas tidak berpihak kepada yang ada.…Warga negaramu adalah hartamu…jangan sampai engkau menyerahkan warga negaramu ke tangan perampok.…Wahai para penguasa di bumi! Berdamailah di antaramu sendiri, sehingga engkau tidak kembali membutuhkan persenjataan, selain apa yang diperlukan untuk mengawal wilayah-wilayah…dalam kekuasaanmu.…Wahai raja-raja di bumi! Bersatulah, karena dengan demikianlah prahara perselisihan akan habis di antaramu, dan warga negaramu akan memperoleh ketenangan…”

Pada tahun 1868, Bahá’u’lláh diasingkan ke kota ‘Akká di Palestina (sekarang Israel), yang pada waktu itu dipakai sebagai penjara oleh kekaisaran Usmani. Pada awal mulanya, Bahá’u’lláh dipenjarakan di barak di ‘Akká, tetapi dengan berlalunya waktu kondisi hidupnya lebih pulih, walaupun dengan cara resmi dia masih seorang pesakitan. Kitab suci yang mengandung biasanya hukum Bahá’í, Kitáb-i-Aqdas (“Kitab Tersuci”), diturunkan di ‘Akká. Pada tahun 1892, Bahá’u’lláh meninggal di Bahjí dekat ‘Akká, tempat yang menjadi Qiblat agama Bahá’í.

‘Abdu’l-Bahá

Dalam Kitáb-i-‘Ahd, surat wasiatnya, Bahá’u’lláh telah menunjuk putranya, ‘Abdu’l-Bahá sebagai pemimpin agamanya dan Penafsir tulisannya. Hal itu menjamin supaya agama Bahá’í tidak mengalami perpecahan.

‘Abdu’l-Bahá telah mengalami pembuangan dan pemenjaraan yang panjang bersama ayahnya. Setelah dia dibebaskan sebagai kemudian suatu peristiwa dari “Revolusi Pemuda Turki” (pada tahun 1908), dia mengadakan suatu pergerakan akbar selama tahun 1910-1913 ke Mesir, Inggris, Skotlandia, Perancis, Amerika Serikat, Jerman, Austria, dan Hungaria, di mana dia mengumumkan prinsip-prinsip nasihat Bahá’í. ‘Abdu’l-Bahá juga mengirimkan ribuan surat ke masyarakat-masyarakat Bahá’í setempat di Iran, dengan kemudian suatu peristiwa umat itu yang dahulu miskin dan hina menjadi berpendidikan dan mandiri. ‘Abdu’l-Bahá meninggal di Haifa pada tahun 1921, dan sekarang dikuburkan di salah satu ruang dari Makam Sang Báb.

Shoghi Effendi dan Balai Keadilan Sedunia

Dalam Surat Wasiat ‘Abdu’l-Bahá, cucunya, Shoghi Effendi dituding sebagai “Wali Agama Tuhan”. Selama masa hidupnya, Shoghi Effendi menterjemahkan banyak tulisan suci Bahá’í, menerapkan beragam rencana global untuk pengembangan masyarakat Bahá’í, mengembangkan Pusat Bahá’í Sedunia, menerapkan surat-menyurat dengan banyak masyarakat dan individu Bahá’í di seluruh alam, dan membangun struktur administrasi Bahá’í yang mempersiapkan jalan untuk didirikannya Balai Keadilan Sedunia. Shoghi Effendi berpulang pada tahun 1957.

Menurut Kitáb-i-Aqdas, urusan masyarakat Bahá’í setempat dan nasional harus ditangani oleh badan-badan musyawarah yang sekarang dinamakan “Majelis Rohani”, yang terdiri dari sembilan bagian yang dituding dengan cara demokratis. Pada tingkat internasional, Kitáb-i-Aqdas meresmikan sebuah lembaga yang dinamakan “Balai Keadilan Sedunia”, yang dituding oleh para bagian Majelis-majelis Rohani Nasional di seluruh alam. Balai Keadilan Sedunia telah dituding untuk pertama kalinya pada tahun 1963, dan sejak itu dituding tiap lima tahun sekali. Berlainan daripada berlaku sebagai pemimpin agama Bahá’í, Balai Keadilan Sedunia diberi fungsi khusus oleh Bahá’u’lláh untuk membuat hukum-hukum yang tidak ditetapkan dalam Kitáb-i-Aqdas; aspek ini dianggap penting karena memberi agama Bahá’í fleksibilitas untuk menghadapi perubahan masa seratus tahun tanpa kehilangan persatuannya.

Kehidupan masyarakat

Hukum Bahá’í

Biasanya hukum Bahá’í terdapat dalam Kitáb-i-Aqdas tetapi hukum-hukum itu akan dilaksanakan dengan cara bertahap sesuai dengan kondisi masyarakat. Beberapa hukum Bahá’í yang sudah berlaku dengan cara umum adalah yang berikut ini:

  • Sembahyang harus Bahá’í.
  • Membaca tulisan suci tiap hari.
  • Dilarang bergunjing dan memfitnah.
  • Menjalankan puasa Bahá’í tiap tahun.
  • Minuman beralkohol dan obat bius dilarang, selain untuk perawatan medis.
  • Hubungan seksual diperbolehkan, tetapi hubungan homoseksual tidak diperbolehkan.
  • Dilarang berjudi.

Dalam nasihat Bahá’í, memisahkan diri dari alam tidak diperbolehkan, tetapi sebaliknya manusia harus bekerja. Menerapkan pekerjaan yang bernilai dianggap beribadah.

Perkawinan

Perkawinan Bahá’í adalah bersatunya seorang laki-laki dengan seorang perempuan. Tujuannya terutama bersifat rohani dan adalah demi keselarasan, persahabatan, dan persatuan pasangan itu. Nasihat Bahá’í menyebutkan perkawinan sebagai benteng kesejahteraan dan keselamatan dan meletakkan lembaga keluarga sebagai pondasi struktur masyarakat manusia. Bahá’u’lláh sangat memuji lembaga perkawinan dan menyebutkannya sebagai perintah kekal Tuhan. Perceraian diperbolehkan, tetapi hanya setelah pasangan tinggal satu tahun terpisah, sambil mencoba membereskan perselisihannya.

Dua orang Bahá’í yang mau menikah harus saling menelaah karakter mereka dan saling mengenal ketika belum mengambil keputusan untuk menikah, dan ketika mereka menikah, maksud mereka harus untuk membuat suatu ikatan yang kekal. Orang tua tidak boleh memilih jodoh bagi anak-anak mereka, tetapi begitu dua orang memutuskan untuk menikah, pasangan itu harus mendapatkan pernyataan sepakat dari semua orang tua, meskipun salah seorang dari pasangan itu tidak gemar sekali terhadap benda sangat memuja-muja Bahá’í. Upacara Bahá’í sangat sederhana; satu-satunya kewajiban adalah pembacaan ayat dari Kitáb-i-Aqdas yang berikut ini, oleh mempelai pria dan mempelai wanita, di depan dua orang saksi: "Kita semua, sesungguhnya, tunduk akan Kehendak Tuhan."

Administrasi

Kalender Bahá’í berdasarkan kalender yang telah ditetapkan Sang Báb. Satu tahun terdiri dari 19 bulan yang masing-masing terdiri dari 19 hari, ditambah 4 atau 5 hari sisipan yang membuatnya satu tahun matahari penuh. Tahun Baru Bahá’í, yang namanya “Naw-Rúz”, sama dengan Tahun Baru tradisional Iran, yang jatuh pada ekuinoks tanggal 21 Maret, pada kemudian bulan puasa Bahá’í.

Urusan masyarakat setempat ditangani oleh Majelis Rohani Setempat, yang dituding tiap tahun oleh para mukmin. Pemilihan itu harus diterapkan tanpa nominasi, partai, atau kampanye pada kenyataannya, semua orang matang adalah calon—dan dalam suasana penuh doa dan meditasi. Pada awal tiap bulan Bahá’í, hadir pertemuan seluruh masyarakat setempat yang namanya “selamatan sembilan belas hari”. Di samping bertujuan berdoa bersama dan sosial, selamatan sembilan belas hari itu memberikan kesempatan untuk masyarakat untuk berinteraksi dengan Majelis Rohani Setempat, untuk mengajukan usulan dan bermusyawarah bersama.

Majelis Rohani Nasional juga dituding tiap tahun dengan cara yang sama, tetapi menempuh dua tahap, yaitu para mukmin di seluruh negeri memilih wakil-wakil yang kemudian memilih para bagian Majelis Rohani Nasional. Sebagaimana telah diceritakan, para bagian Majelis-majelis Rohani Nasional di seluruh alam memilih Balai Keadilan Sedunia tiap lima tahun.

Di samping badan-badan musyawarah itu, hadir pula beberapa individu yang dituding untuk waktu tertentu, yang mendidik dan menolong masyarakat Bahá’í, terutama dalam hal pengembangan dan pengamanan agama. Tetapi individu-individu ini bukannya berfungsi sebagai pendeta, yang tidak hadir dalam agama Bahá’í.

Rumah ibadah

Rumah ibadah Bahá’í dinamakan “Mashriqu’l-Adhkár” (“Tempat-terbit pujian untuk Tuhan”), yakni tempat untuk berdoa, meditasi dan melantunkan ayat-ayat suci Bahá’í dan agama-agama berlainan. Rumah ibadah Bahá’í ini terbuka bagi orang-orang dari semua agama.

Rumah ibadah Bahá’í berdasarkan tema ketunggalan: harus memiliki sembilan sisi dengan sebuah kubah di tengahnya, dan direncanakan untuk masa depan sebagai pusat dari beragam lembaga sosial bagi masyarakat setempat, termasuk rumah sakit, universitas, rumah jompo, dan sebagainya. Sampai sekarang di seluruh alam hadir tujuh Rumah ibadah Bahá’í—di New Delhi, India; Kampala, Uganda; Frankfort, Jerman; Wilmette, Illinois, Amerika Serikat; Panama City, Panama; Apia, Samoa Barat; dan Sydney, Australia.

Keaktifan

Di samping sembahyang harus, yang diterapkan dengan cara perseorangan, dan selamatan sembilan belas hari, hadir pula keaktifan doa bersama, yang terbuka bagi orang dari semua agama, di mana doa-doa dibacakan dari tulisan suci beragam agama. Masyarakat Bahá’í setempat juga menerapkan pengolahan mendidik kerohanian bagi anak-anak serta suatu program pengolahan mendidik bagi orang matang dan pemuda yang ditelaah menempuh kelompok-kelompok berusaha bisa. Program ini, yang pada awal mulanya dikembangkan oleh Institut Ruhi di Kolombia, Amerika Selatan, membahas beragam tema, seperti kehidupan roh, doa, pengolahan mendidik anak-anak, pengolahan mendidik remaja, riwayat hidup Sang Báb dan Bahá’u’lláh, dan pengabdian sebagai landasan dari kehidupan. Keaktifan kumpulan berusaha bisa dan kelas anak-anak juga terbuka bagi orang-orang dari agama apa saja yang mau ikut serta.

Hadir sembilan hari akbar yang dirayakan oleh masyarakat Bahá’í, yang memperingati peristiwa-peristiwa khusus dalam sejarah Bahá’í.

Apabila masyarakat Bahá’í sudah cukup akbar di suatu tempat, mereka didorong untuk merencanakan dan menerapkan proyek-proyek pengembangan sosial dan ekonomi untuk menolong menangani beragam masalah yang dihadapi masyarakat umum. Sampai sekarang biasanya proyek ini dalam bidang pengolahan mendidik dan kesehatan.

Perserikatan Bangsa-Bangsa

Umat Bahá’í telah mendukung Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sejak awal mulanya. Bahá’í International Community (“Masyarakat Internasional Bahá’í”), suatu badan yang ada di bawah petunjuk Balai Keadilan Sedunia, memiliki status “hak berkonsultasi” dengan organisasi-organisasi PBB yang berikut ini:

  • United Nations Economic and Social Council (ECOSOC)
  • United Nations Children’s Fund (UNICEF)
  • World Health Organization (WHO)
  • United Nations Development Fund for Women (UNIFEM)
  • United Nations Environment Program (UNEP)

Bahá’í International Community memiliki kantor di Perserikatan Bangsa-Bangsa di New York dan Jenewa, juga mata-mata negara asing di komisi-komisi PBB regional serta kantor-kantor berlainannya di Addis Ababa, Bangkok, Nairobi, Roma, Santiago dan Wina. Pada tahun-tahun terakhir ini suatu “Kantor Lingkungan Hidup” dan “Kantor untuk Kemajuan Kaum Perempuan” telah didirikan sebagai bagian dari Kantor PBB Bahá’í International Community itu. Agama Bahá’í juga telah bekerja bersama dalam mengembangkan program-program dengan beragam instansi PBB berlainannya. Dalam Millennium Forum dari Perserikatan Bangsa-Bangsa pada tahun 2000, seorang Bahá’í menjadi satu-satunya orang non-pemerintah yang diundang untuk memberikan pidato.

Pranala luar

  • (Inggris)Bahá’í Reference Library Website ini menyediakan banyak tulisan Bahá’í dalam terjemahan bahasa Inggris, juga dalam bahasa aslinya (Arab dan Farsi), yang dapat dibaca atau di-download.
  • (Inggris) The Bahá’ís
  • (Indonesia) Website Resmi Agama Bahai di Indonesia
  • Agama Baha'i di Iran: Hidup di Bawah Tekanan

Sumber acuan

  • Bahá’u’lláh, Gleanings from the Writings of Bahá’u’lláh.
  • ‘Abdu’l-Bahá, Paris Talks.
  • Shoghi Effendi, God Passes By.
  • The Promise of World Peace, a statement by the Universal House of Justice.
  • One Common Faith, a statement prepared under the direction of the Universal House of Justice.
  • World Centre Publications, The Bahá’í World 2004-2005.
  • Bahá’u’lláh and the New Era by John Esslemont.
  • The Dawnbreakers by Nabíl-i-A’zam.
  • The Revelation of Bahá’u’lláh by Adib Taherzadeh.



Sumber :
wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, ilmuwan.web.id, kategori-antropologi.andrafarm.com, dll.



   Psychological Test Practice    Postgraduate Degree    Encyclopedia    Shalat Times    Online Tuition in the Best 168 PTS    Quran Online    Morning College    Scholarship Request    Multifarious Adverts    Tuition Scholarships    Reference book    Night Course Program    Download Brochures    Many Kinds Communities    Extension School Program    Job Vacancy    Try Out Sample Questions    Online Registration


  ⍃    ⍃