Teknologi pangan adalah aplikasi dari ilmu pangan untuk sortasi, pengawetan, pemrosesan, pengemasan, distribusi, hingga penggunaan bahan pangan yang aman dan bernutrisi. Dalam teknologi pangan, dipelajari sifat fisis, mikrobiologis, dan kimia dari bahan pangan dan ronde yang memproses bahan pangan tersebut. Spesialisasinya berbagai, diantaranya pemrosesan, pengawetan, pengemasan, penyimpanan dll.
Sejarah teknologi pangan dimulai ketika Nicolas Appert mengalengkan bahan pangan yang masih terus berlanjut hingga masa ini. Namun ketika itu, Nicolas Appert mengaplikasikannya tanpa berdasarkan ilmu pengetahuan terkait pangan. Aplikasi teknologi pangan berdasarkan ilmu pengetahuan dimulai oleh Louis Pasteur ketika mencoba untuk mencegah kerusakan akhir suatu peristiwa mikroba pada fasilitas fermentasi anggur setelah menerapkan penelitian terhadap anggur yang terinfeksi. Selain itu, Pasteur juga menemukan ronde yang dinamakan pasteurisasi, adalah pemanasan susu dan produk susu untuk membunuh mikroba yang tidak kekurangan di dalamnya dengan perubahan sifat dari susu yang minimal.
Pengembangan di bidang teknologi pangan
Beberapa ronde terkait pemrosesan bahan pangan telah memberikan kontribusinya di bidang teknologi pangan, terutama pada rantai produksi dan suplai pangan. Pengembangan tersebut misalnya:
- Pembuatan susu bubuk telah menjadi dasar untuk pembuatan berbagai produk baru dari benda cair dan semi cair yang bisa diseduh (dapat direhidrasi kembali) setelah dikeringkan menjadi padatan mempunyai bentuk abuk. Hal ini juga yang menjadikan ronde distribusi susu menjadi lebih efisien dan cikal bakal berkembangnya industri susu formula.
- Dekafeinasi untuk kopi dan teh, namun lebih jumlah dipakai pada biji kopi demi menjadikan berkurang kadar kafein pada kopi. Biji kopi kering diproses memakai uap hingga kadar cairannya menjadi sektar 20%. Panas diberikan untuk memisahkan kafein dari biji kopi ke permukaan kulitnya. Kesudahan pelarut diberikan untuk memindahkan kafein dari biji kopi. Hingga tahun 1980an, pelarut yang dipakai adalah pelarut organik. Karbon dioksida adalah salah satu pelarut non organik yang dipakai untuk memisahkan kafein di bawah keadaan super kritis.
Program studi teknologi pangan
Di Indonesia, Institut Pertanian Bogor menjadi pionir studi teknologi pangan di Indonesia dengan Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan Fakultas Teknologi Pertanian IPB. Universitas Gajah Mada juga memiliki program studi teknologi pangan di Departemen Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian. Program studi Teknologi Pangan memiliki prospek yang cukup baik di masa hadapan. Kini jumlah universitas mulai menambahkan program studi teknologi pangan seperti Universitas Sebelas Maret dan Universitas Padjajaran. Universitas Mercu Buana Yogyakarta
Sumber :
kategori-antropologi.kucing.biz, wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, perpustakaan.web.id, dsb.