Surat Paulus untuk Titus

Halaman pertama surat untuk Titus

Surat Paulus untuk Titus adalah salah satu surat surat-surat Paulus yang terdapat di dalam Janji Baru di Alkitab Kristen.[1] Bersama dengan surat Timotius, surat ini dikategorikan sebagai surat-surat Pastoral.[2] Dikategorikan surat pastoral karena surat-surat ini ditujukan untuk Titus dan Timotius yang menjalankan tugas sebagai seorang pastor.[2] Dengan perkara garis akbar surat ini mengandung petunjuk-petunjuk untuk menjalani hidup sekaligus untuk menanggulangi nasihat sesat.[3] Titus sendiri adalah teman sekerja Paulus dalam pekerjaannya.[1]

Konteks

Penulis

Rasul Paulus sedang menulis surat-suratnya

Dengan perkara tradisional diterima bahwa surat ini ditulis oleh rasul Paulus, seperti yang tertera dalam kata-kata pembuka surat ini.[4]

Perdebatan mengenai penulis

Tidak sewenang-wenang peneliti Janji Baru yang meragukan apakah penulis surat ini yaitu Paulus,[5] karena mereka menganggap surat-surat pastoral seperti ini hanyalah bersifat tulisan-tulisan Yahudi yang tanpa termasuk di dalam Janji Lama dan biasanya dipakai untuk memberi informasi penting terhadap latar belakangan Janji Baru.[5] Surat ini sangat berbeda dari surat Paulus lainnya sehingga tidak sewenang-wenang dugaan tanpa mungkin Paulus yang menulis surat ini.[1]

Alasan-alasan yang meragukan bahwa surat ini ditulis oleh Paulus selang lain:

  • Situasi historis yang digambarkan dalam surat ini tanpa sesuai dengan data-data yang tidak sewenang-wenang di Kisah Para Rasul maupun situasi yang melatarbelakangi surat-surat Paulus yang asli.[5]
  • Surat-surat pastoral seperti surat Titus ini menggambarkan masalah-masalah yang dihadapi oleh generasi Kristen ketiga.[5] Organisasi gereja pada kala itu sudah lebih berkembang daripada ratus tahun Paulus.[5] Gereja-gereja rumah seperti pada ratus tahun Paulus sudah dijadikan landasan berdirinya jemaat setempat.[5]
  • Gaya tulisan yang dipakai sangat khas dan berbeda dengan surat-surat Paulus yang asli.[5]
  • Gagasan-gagasan teologi yang berbeda dengan surat-surat Paulus seperti argumen mengenai perempuan.[6]
  • Pemahaman tentang gereja yang berbeda selang surat-surat pastoral dengan surat-surat asli Paulus.[2]

Oleh karena alasan-alasan tersebut di atas, jika bukan oleh oleh Paulus karenanya surat ini diduga ditulis oleh seseorang yang tanpa dikenal, namun beraliran Paulus.[5] Tidak sewenang-wenang argumen bahwa warga yang menulis surat ini yaitu seorang Yahudi Hellenis.[5]

Biasanya alasan-alasan tersebut tanpa tidak sewenang-wenang landasan yang cukup kuat, sehingga biasanya hanya dipakai sebagai bahan dialog.[7]

Tujuan surat

Surat ini ditujukan untuk Titus yang adalah teman sekerja Paulus.[2] Titus adalah seorang non Yahudi yang dijadikan Kristen dan kemudian mengikuti rombongan Paulus.[2] Paulus juga mengutusnya untuk menolong pelayanannya di Korintus.[4] Dalam surat ini, Titus digambarkan sebagai warga yang sangat setia.[4] Oleh karena kesetiaannya, Paulus meletakkan kepercayaan yang akbar untuk Titus.[4] Dalam pergerakan, Paulus melepaskan Titus di Kreta dan diberi tugas untuk membina jemaat-jemaat baru di sana.[3] Selain ditujukan untuk Titus, surat ini juga ditujukan untuk semua bagian jemaat.[4]

Tempat penulisan

Tempat dan waktu penulisan surat ini sulit untuk ditentukan.[2] Tidak sewenang-wenang argumen bahwa surat ini ditulis ketika Paulus singgah di Nikopolis.[3] Argumen lain menyebut bahwa surat ini ditulis di Roma,[2] atau Efesus.[6]

Waktu penulisan

Jika berpatokan pada persinggahan Paulus di Nikopolis karenanya diperkirakan bahwa surat ini ditulis selang tahun 60-64 M,[2] walaupun pandai yang memperkirakan bahwa surat ini ditulis di Efesus memberi anggaran lebih kurang tahun 100 M.[6] Robinson meyakini bahwa surat ini ditulis pada kesudahan musim semi (bulan Mei-Juni) tahun 57 M.[8] Argumen lain memberi anggaran tahun 50-60.[9]

Ayat-ayat terkenal

  • Titus 3:3-7: Karena dahulu kami juga hidup dalam kejahilan: tanpa taat, sesat, dijadikan hamba berbagai-bagai nafsu dan keinginan, hidup dalam kejahatan dan kedengkian, keji, saling membenci. (3:4) Tetapi ketika kentara kemurahan Allah, Juruselamat kami, dan kasih-Nya untuk manusia, (3:5) pada waktu itu Dia telah menyelamatkan kami, bukan karena akhlak patut yang telah kami lakukan, tetapi karena rahmat-Nya oleh permandian kelahiran pulang dan oleh pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh Kudus, (3:6) yang sudah dilimpahkan-Nya untuk kami oleh Yesus Kristus, Juruselamat kami, (3:7) agar kami, sebagai warga yang dibenarkan oleh kasih karunia-Nya, berhak menerima hidup yang kekal, sesuai dengan pengharapan kami.
  • Titus 3:8: Perkataan ini tidak sewenang-wenang dan diri sendiri mau agar engkau dengan yakin menguatkannya, agar mereka yang sudah percaya untuk Allah sungguh-sungguh berupaya melaksanakan pekerjaan yang patut. Itulah yang patut dan berharga untuk manusia.

Struktur

  • Pembukaan surat (1:1-4)

Bagian ini mengandung catatan mengenai siapa penulis surat ini dan untuk siapa surat ini ditujukan.[10] Selain itu dikirimkan juga oleh penulis surat sebuah salam.[10]

  • Syarat untuk para penatua (1:5-16)

Di perikop ini diuraikan secara jelas bagaimana syarat untuk dijadikan pengajar dan pemimpin yang patut.[10] Selain itu juga diingatkan mengenai pengajar-pengajar palsu yang muncul kala itu.[10]

  • Nasihat untuk kehidupan warga jemaat (2:1-15)

Pada pasal kedua ini, Paulus berupaya memberikan nasihat untuk pengudusan hidup warga jemaat.[3] Nasihat yang dikirimkan Paulus menyangkut perkara berkehidupan dan moral warga jemaat.[10]

  • Panggilan warga Kristen (3:1-11)

Sehabis membahas nasihat-nasihat untuk internal warga jemaat, pada bagian ini Paulus membahas panggilan orang-orang Kristen terhadap pemerintah dan masyarakat.[3]

  • Petunjuk-petunjuk terakhir dan salam penutup (3:12-15)

Paulus mengakhiri suratnya untuk Titus dengan menekankan pulang apa yang telah diberitahukan sebelumnya.[10] Sehabis itu Paulus memberikan salamnya untuk Titus dan orang-orang lain yang lain.[10]

Muatan Teologis

Sebagai surat Pastoral, tidak sewenang-wenang tiga hal yang dikemukakan di dalam surat ini:

Tugas Titus di Kreta

Titus diingatkan mengenai sifat-sifat warga yang boleh dijadikan pemimpin jemaat.[11] Seseorang yang hendak dijadikan penatua maupun pemimpin jemaat haruslah warga yang tanpa bercela atau tanpa bercacat di dalam perkara hidupnya.[11]. Hal ini bukan berarti menuntut seseorang yang sempurna tetapi menuntut seseorang yang perkara hidupnya patut sehingga mampu dijadikan panutan.[11] Syarat kedua yang ditetapkan yaitu tidak sewenang-wenang satu istri saja. [11] Pada kala itu sering terjadi poligami ataupun perzinahan.[3] Oleh karenanya, seorang penatua haruslah mampu menahan nafsunya dan hanya tidak sewenang-wenang satu isteri atau satu suami saja.[3] Kemudian syarat berikutnya yaitu tidak sewenang-wenang anak-anak yang beriman.[3] Seseorang hendaknya mampu membina anaknya dengan patut sebelum membina orang-orang lain atau jemaat.[3] Seorang penatua juga mesti rendah hati, tanpa cepat marah, mampu menguasai diri, mampu mendengar warga lain dan tanpa serakah.[11] Penatua yaitu warga yang mengurus pekerjaan Allah.[11] Oleh karenanya, penatua juga mesti mampu bijak, saleh, dan menyukai hal-hal yang patut.[11] Penatua bepegang untuk firman Tuhan, bercakap tidak sewenang-wenang, dan sanggup menasihati warga berlandaskan nasihat firman Tuhan.[11] Titus butuh mengangkat dan meresmikan syarat-syarat tersebut karena kondisi jemaat di Kreta kala itu banyak yang memberontak dan mengajarkan nasihat palsu.[11]

Pengajaran yang tidak sewenang-wenang

Titus dinasihati mengenai bagaimana pengajaran yang tidak sewenang-wenang.[11] Pokok landasan nasihat yang tidak sewenang-wenang itu yaitu anugerah Allah yang telah diuraikan secara jelas demi menyelamatkan umat manusia.[11] Anugerah inilah yang memampukan umat manusia terutama umat Kristen untuk hidup dengan perkara yang disandarkan oleh Allah sampai kedatangan Yesus pulang.[11] Nasihat-nasihat tersebut selang lain:

  • Orang-orang yang sudah tua hendaknya mampu hidup bijak, hidup sederhana dan hidup dalam ketekunan.[11] Begitu juga perempuan yang sudah tua, dituntut untuk hidup berbakti untuk Allah, tanpa suka memfitnah dan senantiasa mengajarkan hal-hal yang patut.[11] Dengan demikian, mereka mampu mengedukasi para orang-orang muda agar mampu juga hidup dengan patut.[11]
  • Juga untuk kaum-kaum muda, agar mampu bijak, menguasai diri, berkelakuan patut, dan jujur.[11]
  • Hamba-hamba haruslah taat untuk tuannya dalam segala hal yang patut.[3] Seorang hamba mesti setia, taat dan tulus sehingga mereka berkenan pula memuliakan nasihat Allah.[3]

Nasihat tentang perilaku warga Kristen

Titus diajar mengenai bagaimana seharusnya akhlak warga Kristen terhadap pemerintah dan terhadap masyarakat.[11] Warga Kristen haruslah taat untuk pemerintah dalm segala sesuatu hal yang patut.[3] Dengan demikian mereka mampu dipuji oleh masyarakat dan nama Yesus dimuliakan.[3] Warga Kristen dituntut untuk ramah dan suka damai, jangan membenci warga, jangan suka memprlagakan atau menimbulkan perpecahan.[3] Paulus juga mengingatkan bahwa kami diselamatkan bukan semata-mata karena kebaikan kami tetapi karena rahmat Tuhan untuk manusia.[3]

Lihat juga

Surat Paulus untuk Titus
Sebelumnya:
Surat 2 Timotius
Janji Baru
Alkitab
Digantikan oleh:
Surat Filemon

Referensi

  1. ^ a b c (Indonesia) John Drane. 2005, "Faham Janji Baru". Jakarta: BPK Gunung Mulia. hlm. 394.
  2. ^ a b c d e f g h Samuel Benyamin Hakh. 2010, "Janji Baru: Sejarah, Pengantar dan Pokok-pokok Teologisnya". Bandung: Bina Media Informasi. hlm. 242-246.
  3. ^ a b c d e f g h i j k l m n o R. Budiman. 2008, "Tafsiran Alkitab Surat-surat Pastoral I&II Timotius Dan Titus". Jakarta: BPK Gunung Mulia. hlm. 125.
  4. ^ a b c d e (Indonesia) Wesley Brill. 1978, Tafsiran Surat Timotius dan Titus. Bandung: Kalam Hidup. hlm. 105.
  5. ^ a b c d e f g h i Bambang Subandrijo. 2010, Menyingkap Pesan-pesan Janji Baru. Jakarta: Bina Media Informasi. hlm. 179.
  6. ^ a b c (Inggris)Udo Schnelle. 1998, The History and Theology of the New Testament Writings. London: SCM Press hlm. 328-331.
  7. ^ The Nelson Study Bible. Thomas Nelson, Inc. 1997
  8. ^ John Arthur Thomas Robinson (1919-1983). "Redating the New Testament". Westminster Press, 1976. 369 halaman. ISBN 10: 1-57910-527-0; ISBN 13: 978-1-57910-527-3
  9. ^ "New Testament chronology" oleh H. von Soden dalam "Encyclopaedia Biblica", disunting oleh T. K. Cheyne dan J. S. Black, 1899-1903, I, 799-819.
  10. ^ a b c d e f g Dianne Bergant. 2002, Tafsir Alkitab Janji Baru. Yogyakarta: Kanisius, 405.
  11. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q Kareasi H. Tambur, dkk. 2004, Pedoman Penafsiran Alkitab - Surat-surat Paulus untuk Timotius dan untuk Titus. Jakarta: LAI dan Yayasan Karunia Bakti Kebiasaan Indonesia. hlm. 264.


Surat Paulus untuk TitusΕπιστολή προς Τίτον (Epistole pros Titon)
 
Alkitab
Titus 1 • 2 • 3
 
Nama tempat/Istilah
DiakenKreta • Nikopolis • Penilik jemaat • Taurat
 
Nama warga
Apolos • Artemas • PaulusTikhikus • Titus • Yesus Kristus • Zenas
 
Sumber
Teks Yunani • Latin Vulgata • Versi Alih bahasa Baru • Versi Wycliffe • Versi King James • Versi American Standard • Versi World English
 
Surat 2 Timotius (pasal 4) ← • → Surat Filemon
Kitab-kitab dalam Alkitab
 
Janji Lama
 
Janji Baru
 
Lihat pula : Deuterokanonika dan Apokrif
Wikipedia book Wikipedia:Buku/Alkitab - BukuWiki Alkitab


Sumber :
wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, perpustakaan.web.id, kategori-antropologi.nomor.net, dsb.