Islam Karimov

Islom Abdug‘aniyevich Karimov Ислам Абдуганиевич Каримов
Presiden Republik Uzbekistan ke-1
Masa jabatan 31 Agustus 1991 (Pemegang jabatan Presiden hingga 22 Januari 2008) – Sekarang
Didahului oleh	Tanpa mempunyai
Ditukarkan oleh	Sedang Menjabat
Informasi pribadi
Lahir	30 Januari 1938 Samarkand, RSS Uzbekistan, Uni Soviet
Kebangsaan	uzbek
Partai politik	OKP (sebelum 1991) FMDP (1991-2007) O’ZLIDEP (sejak 2007)
Suami/istri	Tatyana Akbarovna Karimova

Islom Abdug‘aniyevich Karimov (dalam bahasa Uzbekcyrillic: Ислом Абдуғаниевич Каримов ; dalam bahasa Rusia: Ислам Абдуганиевич Каримов Islam Abduganiyevich Karimov) (lahir pada 30 Januari 1938 di Samarkand, RSS Uzbekistan, Uni Soviet) menjabat Presiden Uzbekistan sejak 1991.

Dia berdarah setengah Uzbek dari pihak ayahnya, dan setengah Tajik dari pihak ibunya. Karimov lahir di Samarkand dan dibesarkan di panti asuhan negara Uni Soviet. Dia berusaha bisa teknik dan ekonomi di Tashkent.

Mulai berkuasa

Karimov dijadikan pemegang jabatan di Partai Komunis Uni Soviet, dijadikan Sekretaris Pertamanya di Uzbekistan pada 1989. Pada 24 Maret 1990 dia dijadikan Presiden Republik Sosialis Soviet Uzbek. Dia mendeklarasikan kemerdekaan Uzbekistan pada 31 Agustus 1991 dan menang dalam pemilihan presiden pertama Uzbekistan pada 29 Desember pada tahun itu dengan 86% suara. Pemilihan itu dituduh tanpa tidak berat sebelah, dengan propaganda yang diadakan oleh negara, dan manipulasi penghitungan suara, meski kandidat dan pemimpin oposisi Partai Erk (Kebebasan) , Muhammad Solih, mempunyai kesempatan berpartisipasi. Segera sehabis pemilihan, diambil gerakan politik yang keras memaksa para pemimpin oposisi mengasingkan diri, sementara banyak lagi yang bedanya dijatuhkan hukuman penjara dalam jangka panjang dan beberapa lagi hilang.

Dijadikan presiden

Islam Karimov

Pada 1995, Karimov memperpanjang masa jabtannya sampai 2000 melalui suatu referendum yang banyak dikritik. Dia terpilih kembali dengan 91,9% suara pada 9 Januari 2000. AS mengisahkan bahwa pemilihlan ini "tak lepas sama sekali dan tak wajar dan tanpa memberikan pilihan yang sebenarnya kepada para pemilih Uzbekistan".^[1].

Kandidat oposisi tunggal Abdulhasiz Dzhalalov mengakui bahwa dia hanya ikut dalam pemilihan umum itu hanya sekadar membuatnya tampak demokratis, dan bahwa dia sendiri memilih Karimov. Pada 27 Januari 2002, Karimov memenangkan referendum beda untuk memperpanjang masa jabatan kepresidenan dari 5 tahun dijadikan 7 tahun. Masa jabatan Karimov yang sekarang, yang mestinya akibatnya pada 2005, telah diperpanjang parlemen, yang menjadwalkan pemilihan berikutnya pada Desember 2007.

Karimov mengangkat Ergash Shaismatov sebagai Wakil Perdana Menteri Uzbekistan.^[2]

Catatan Karimov pada hak-hak sipil dan kebebasan pers telah bertemu dengan kritik sungguh-sungguh pada komunitas internasional. Secara khusus, terang-terangan DuBes Inggris di Uzbekistan Craig Murray telah telah bercakap pada rezim Karimov mendidihkan penduduk sampai mati, dan PBB telah menemukan siksaan "dilembagakan, sistematis, dan menjadi-jadi" dalam sistem peradilan Uzbekistan. Karimov tetap kawan karib dan setia sebagai sekutu George Walker Bush, yang mengundang tiada jalan mengkritik atau memerangi pelanggaran HAM-nya yang belum cukup petunjuk yang didapat.

Sehabis Serangan 11 September 2001 Uzbekistan diasumsikan sebagai seukutu strategis dalam kampanye AS untuk Peperangan memerangi Terorisme karena sama-sama menentang Taliban. Uzbekistan dijadikan tuan rumah bagi kehadiran pasukan AS sebanyak 800 penduduk di pangkalan Karshi-Khanabad, yang juga dikenal sebagai "K2", yang mendukung upaya yang dipimpin AS dalam invasi Afghanistan 2001.^[3] Langkah ini dikritik oleh Human Rights Watch yang mangatkaan bahwa pemerintah AS menomorduakan promosi hak-hak asasi manusia dibandingkan bantuan dalam Peperangan di Afghanistan. Hubungan AS-Uzbek memburuk pada Mei 2005 ketika pemerintah AS mengkritik reaksi pemerintah Uzbek terhadap protes di Andijan. Pada Juli 2005 pasukan AS menghindar dari Karshi-Khanabad.^[4]

Presiden Karimov baru-baru ini mengemukakan di Axborot News bahwa dia hendak mempertimbangkan untuk tetap berkuasa sehabis 2007 dengan persetujuan lewat pemilihan umum untuk menyelamatkan Uzbekistan dari kelompok-kelompok ekstremis yang kini siap mengambil alih negara itu. Pemilihan umum hendak diadakan pada Januari 2008.

Memerangi gerakan Islam

Karimov menyelenggarakan mobilisasi memerangi Gerakan Islam Uzbekistan dan Hizb-ut-Tahrir, organisasi Islam yang diasumsikan teroris oleh pemerintah.^[5]. Pemerintah Uzbek menghukum mati Tohir Yo‘ldosh dan Juma Namangani, pemimpin IMU, in absentia.^[6] Namangani berpulang di Afganistan pada 2001 tetapi Tohir Yo‘ldosh masih hidup.^[7]

Di Uzbekistan, puluhan ribu Muslim dan Muslimah telah ditahan tanpa diperiksa dan diputuskan dengan tidak berat sebelah, ribuan bedanya disiksa, dan ratusan telah dibunuh di luar pengadilan. Muslimahnya selalu terancam tindak pelecahan seksual selama interogasi. Mereka yang dipenjara melaporkan bahwa mereka dijadikan sasaran pemukulan, kurungan di ruang bawah tanah dalam kondisi yang tak tertahankan untuk manusia, serta suntikan dengan darah terinveksi HIV karena mereka tetap salat dan menolak memohon ampunan kepada Karimov^{[butuh rujukan]}.

Kritik

Komunitas internasional telah berulang-ulang mengkritik catatan pemerintahan Karimov dalam segi hak asasi manusia dan kebebasan pers. Secara khusus, Craig Murray, duta besar Britania dari 2002 hingga 2004, menulis tentang korupsi keuangan dan pelanggaran hak asasi manusia selama dia menjabat sebagai duta besar dan belakangan dia menulis dalam memoarnya Murder in Samarkand ^[8], menuding kepada laporan tentang orang-orang yang direbus hingga mati. PBB menemukan bahwa penyiksaan "dilembagakan, dimainkan secara sistematis, dan meluas" dalam sistem peradiilan Uzbekistan.^[9]

Steve Crawshaw, Direktur Human Rights Watch London menyatakan,”Polisi di Uzbekistan memakai sengatan listrik, pukulan, dan perkosaan untuk memaksa pengakuan. Mereka membuat sesak napas tahanan dengan tas plastik, menyiram dengan gas klor, atau mematikan ventilasi udara di sel bawah tanahnya. Mereka menggantung lelaki secara telanjang pada pergelangan tangan dan kaki. Dalam sebuah kasus tahun lewat (2003), dokter menemukan bahwa luka bakar pada tubuh seorang tahanan yang mati di tahanan ialah akibat dicelupkan ke dalam air mendidih. Tangannya tak lagi berkuku. Inilah gaya dari rezim Karimov.”

Kehidupan keluarga

Karimov menikah; istrinya Tatyana Akbarovna Karimova ialah ekonom. Mereka mempunyai 2 putri dan 3 cucu. Putri tertuanya Gulnara Karimova menjabat sebagai Penasihat Kedutaan Besar Uzbekistan di Rusia dan dipercaya untuk mendirikan kerajaan bidang usaha yang luas yang termasuk operator telepon nirkabel di Uzbekistan, kelab malam dan pabrik semen besar.

Lihat juga

• Politik Uzbekistan

Pranala luar

• (Inggris) Biografi Resmi
• (Inggris) Profil dalam situs Human Rights Watch

Referensi