Sauber

Sauber Formula One Engineering (selanjutnya biasa disebut sebagai Sauber atau Team Sauber F1) adalah salah satu tim dan konstruktor Formula 1 sumber Swiss.^[5] Tim ini sempat berlaga atas nama Sauber secara penuh dari tahun 1993 sampai 2005. Awal musim 2006 Peter Sauber menjual sahamnya kepada pabrikan mobil BMW sehingga nama tim berubah terjadi BMW Sauber. Dibawah bimbingan BMW inilah tim mengalami kemajuan pesat dan bahkan mampu terjadi salah satu tim papan atas dengan hasil terbaik kemenangan 1-2 di GP Kanada 2008.

Sejak keputusan BMW yang mundur dari F1 di kesudahan 2009, santer diberitakan bahwa tim Sauber Original akan kembali kembali ke arena F1. Kabar tersebut kesudahannya terjadi kenyataan pada tanggal 3 Desember 2009 saat Peter Sauber resmi mengambil alih tim dan kembali kembali berlaga di ajang F1 mulai musim 2010.^[6][7] Pembalap mereka untuk saat ini (2013) adalah Nico Hulkenberg dan Esteban Gutierrez.

Musim 2010 tim Sauber tetap berlaga dengan nama BMW Sauber sekalipun saat itu mereka sudah tidak sah hubungannya kembali dengan BMW. Hal ini dilanjutkan karena Sauber masih terikat kontrak Concorde Agreement yang telah mereka tandatangani sejak tahun 2007 saat turun dengan nama BMW Sauber.^[8][9] Pertengahan musim 2010 Peter Sauber seterusnya mengusulkan pergantian nama ke komisi Formula 1 yang seterusnya disetujui oleh Bernie Ecclestone. Namun FIA seterusnya memutuskan Sauber baru dapat mengganti nama mereka sebagai konstruktor pada awal tahun 2011.^[10]

Awal mula

Tim Sauber mulai terlibat di dunia motorsport sejak 1967 lewat Peter Sauber yang mempunyai peran sebagai pembalap di ajang 24 Hours of Le Mans. Namun untuk kategori sebagai konstruktor, Sauber secara resmi mulai resmi terlibat tahun 1970 sehabis mendirikan perusahaan sendiri di Swiss. Mobil pertama yang dia kembangkan waktu itu masih menjamin kemampuan mesin Volkswagen.Seterusnya pada 1975, Sauber berhasil membentangkan mobil C4 dengan bodi monokok bermesin Cosworth BDG.^[11][12] Dan satu tahun berikutnya perusahaan bernama P.P. Sauber A.G di Hinwill dekat Zurich itu mulai memproklamirkan diri sebagai konstruktor mobil-mobil balap dan memproduksi mobil balap C5 bermesin BMW untuk kompetisi balapan Grup 6.^[13]

Tahun 1981, Sauber mengerjakan terobosan di dunia motorsport dengan memproduksi versi khusus dari BMW M1 dan menjuarai Nurburging 1000 Km di tahun yang sama. Hasil itu menciptakan Sauber lebih serius memfokuskan diri di dunia balap. Pada 1983, dia beralih ke mesin Mercedes-Benz dengan tenaga turbocharge. Teknologi yang dikembangkan Sauber itu seterusnya mendapat perhatian dari Mercedes-Benz dan kesudahannya menawarkan kerjasama yang berproduksi mobil juara World Sportscar Championship Grup 6 yaitu C9 (1989) dan C11 (1990).^[14][15] Namun aliansi dengan pabrikan Jerman itu sempat terputus pada tahun 1990 karena Mercedes ingin membentangkan mesin balap sendiri dan tidak setuju dengan rencana Sauber turun ke Formula 1.

Beberapa pembalap sempat dibina oleh tim Sauber sebelum mereka memasuki dunia F1 selang lain Heinz-Harald Frentzen, Michael Schumacher, Karl Wendlinger dan juga beberapa veteran mantan F1 seperti Jochen Mass, Jean-Louis Schlesser dan Mauro Baldi.

Sejarah dalam ajang Formula Satu

Sebagai Sauber (1993-2005)

Mitra Mercedes-Benz

Menginjak 1993 Sauber memiliki tekad kuat untuk dapat turun sebagai konstruktor di arena F1. Mereka lantas mencoba menjalin kembali kemitraan bersama Mercedes-Benz. Mercedes setuju tetapi mereka tidak mau mendanai tim dan hanya mempunyai peran sebagai pemasok mesin melintas mesin yang dibuat oleh perusahaan terpisah yaitu Ilmor Engineering.^[16] Sauber kesudahannya berhasil memulai debut F1 di GP Afrika Selatan dengan mobil C12 bermesin V10 hasil desain Harvey Postlethwaite.^[17] Pada balapan pertamanya tersebut, Sauber diperkeras pembalap Karl Wendlinger dan J.J. Lehto. Lehto berhasil finis di jabatan lima dan mendapatkan dua poin.^[18] Prestasi ini cukup mengagumkan, pasalnya Sauber hanyalah tim dengan dukungan dananya pas-pasan. Pada kesudahan musim 1993, Sauber menghuni jabatan tujuh Kejuaraan Konstruktor dan mengumpulkan 12 poin.^[19][20]

Memasuki musim 1994, Sauber mempromosikan Heinz-Harald Frentzen dari test driver sebagai pembalap kedua menukarkan JJ Lehto. Sedangkan Karl tetap dipertahankan. Frentzen tampil menakjubkan sejak awal sampai kesudahan musim. Pada tahun yang sama, Sauber praktis tak bekerjasama kembali dengan Ilmor karena telah diambil alih oleh Mercedes-Benz. Pada tahun 1994, tim Sauber ditimpa musibah. Karl terluka parah dan koma karena menabrak dinding saat sesi latihan GP Monako. Namun performa Frentzen yang prima memberikan tempat Sauber di urutan delapan Kejuaraan Konstruktor dengan 12 poin. Pada kesudahan musim, hubungan Sauber dan Mercedes-Benz tak dapat diselamatkan karena sejumlah konflik yang melanda dua perusahaan tersebut. Mercedes seterusnya memindahkan pasokan mesinnya ke tim McLaren mulai tahun 1995 dikarenakan menurut mereka McLaren dapat menjamin dan mengantarkan Mercedes terjadi mesin juara karena dukungan sumber daya dan teknologi yang lebih maju ketimbang yang dimiliki oleh Sauber.

Era Ford

Sauber-Ford yang dikendarai Jean-Christophe Boullion di musim 1995.

Musim 1995 Sauber beralih ke mesin Ford. Sayangnya, Sauber sudah lebih dulu mendesain mobil C14 dengan mesin V10, sementara Ford bermesin V8. Di awal-awal balapan musim 1995, mobil berlebihan lamban karena kurang balance; mesin dan girboks berlebihan berat sementara mesin kalah 70 hp dibanding Ferrari dan Renault. Di musim 1995 juga mereka mendapatkan tambahan suntikan dana dengan datangnya Dietrich Mateschitz melintas perusahaannya, Red Bull sebagai salah satu pemegang saham. Pembalap Jerman Heinz-Harald Frentzen terjadi bintang di musim ini dengan hasil terbaik P3 di Italia.^[21] Sauber pun berhasil finish P7 di klasemen musim 1995.^[22]

Musim 1996, dengan masih mempertahankan mesin Ford, Sauber mulai membenahi sisi-sisi desain mobilnya. Mereka juga mendatangkan pembalap Inggris Johnny Herbert untuk bermitra bersama H-HF. Podium seterusnya berhasil diraih Herbert di Monako 1996 saat Herbert finis P3 di bawah guyuran hujan.^[23] Sementara Frentzen hanya mampu meraih dua kali P4 di Monako dan Spanyol dan duet Herbert-Frentzen mampu mengantar Sauber finis di P7 klasemen dengan 11 poin.^[24]

Saudara kandung yang lebih muda Ferrari

Heinz-Harald Frentzen kembali ke tim di musim 2003.

Pada 1997, Sauber menciptakan sebuah lompatan. Mereka menjalin kerjasama dengan Ferrari dan memakai mesin V10 produksi tim kuda jingkrak itu yang seterusnya dilabeli ulang sebagai mesin Petronas karena saat itu Sauber berhasil menarik perusahaan minyak sumber Malaysia tersebut untuk terjadi sponsor utama mereka. Sauber juga memiliki akses untuk mendapatkan beberapa teknologi terbaru yang dirancang oleh Ferrari termasuk contoh desain sasis sekalipun dalam peraturan resmi dari FIA, setiap tim F1 hanya diperbolehkan mendesain sasis sendiri. Johhny Herbert seterusnya mempersembahkan podium untuk Sauber di Hongaria 1997^[25], yang disusul dengan podium dari Jean Alesi di Belgia 1998.^[26] Sejak itu, prestasi Sauber dari musim ke musim lebih baik dan sempat menghuni urutan empat Kejuaraan Konstruktor tahun 2001, dibawah kemudi dua pembalap muda yaitu Kimi Raikkonen dan Nick Heidfeld.^[27][28]

Musim 2002 jabatan Kimi ditukarkan oleh Felipe Massa. Peter Sauber seterusnya berujar bahwa baik Felipe dan Kimi memiliki saat depan bagus di ajang F1. Ramalannya seterusnya terbukti saat Kimi dan Felipe merajai F1 2007 bersama tim Ferrari. Pembalap senior Heinz-Harald Frentzen datang ke tim Sauber di 2003, dan sekaligus pula menghabisi karier F1-nya di tim tersebut dengan finish podium di AS 2003.

Sehabis tampil konsisten di musim 2004 bersama Felipe Massa dan Giancarlo Fisichella, tim Sauber mengagetkan Ferrari dengan kepindahannya ke ban Michelin pada musim 2005 sehabis sebelumnya memakai Bridgestone. Publik F1 pun lebih percaya bahwa kemitraan Sauber dan Ferrari sudah terpecah, dimana Ferrari saat itu telah menjalin aliansi dengan Red Bull dan Spyker. Mantan juara dunia Jacques Villeneuve datang menukarkan Fisichella di musim 2005. Pertengahan 2005 diumumkan kepada publik bahwa Peter Sauber telah setuju untuk menjual sebagian saham timnya kepada BMW yang telah lepas sama sekali dari tim Williams, sekaligus menghabisi kerjasama selang Sauber dan Ferrari.

BMW Sauber (2006-2009)

Nick Heidfeld meraih podium perdana untuk tim BMW Sauber di Hongaria 2006.

Robert Kubica meraih kemenangan perdana untuk BMW di Kanada 2008.

Robert Kubica di musim 2009, musim penghabisan bagi BMW sekaligus mengecewakan bagi tim.

Sebuah tim baru dengan wajah lama meluncur di arena Formula 1 musim 2006.^[29] Tim tersebut bernama BMW Sauber yang merupakan hasil akusisi dari tim Sauber yang oleh pabrikan BMW mereka beli pada pertengahan 2005 dari tangan Peter Sauber, dan seterusnya tetap mempertahankan Peter sebagai konsultan tim. Bos tim ini adalah DR. Mario Theissen. Tim ini berlaga di F1 semasa empat musim dari 2006 sampai 2009.

Di musim perdana mereka di 2006, Sauber memasangkan duet Nick Heidfeld dengan Jacques Villeneuve. Heidfeld tampil cukup impresif di 2006 dan sekaligus membuktikan bahwa mobil Sauber merupakan mobil yang cukup baik dan konsisten. Dia lantas memberikan podium kepada tim di Hongaria saat finis ketiga. Sementara penampilan Villeneuve cenderung labil dan sesaat sehabis tampil buruk di Jerman, JV kesudahannya dipecat oleh tim. Tim lantas menarik Robert Kubica sebagai pembalap sampai kesudahan musim.^[30][31][32] Kubica lantas tampil luar biasa di Italia saat dia finis keenam. Di kesudahan musim BMW Sauber berhasil finis P5 dengan 36 angka.

Musim 2007 tim masih mempertahankan Heidfeld dan Kubica. Heidfeld langsung memberikan hasil bagus dengan tiga kali finis P4 di tiga balapan awal musim. Kubica lantas menjawab tantangan tim dengan finish P4 di Spanyol sebelum seterusnya dia mengalami kecelakaan parah di Kanada dan seterusnya jabatannya ditukarkan Sebastian Vettel untuk GP AS.^[33] Di pertengahan musim, Heidfeld kembali meraih podium saat dia finis ketiga di Hongaria. Seterusnya sehubungan dengan didiskualifikasinya McLaren dari klasemen konstruktor musim 2007 kesudahan suatu peristiwa kasus spygate, Sauber naik ke P2 konstruktor dengan raihan 101 poin.

Musim 2008 Sauber tampil sebagai salah satu tim top di arena F1.^[34] Heidfeld berhasil finish kedua di Australia disusul Kubica yang finish P2 di Malaysia dan P3 di Bahrain. Kubica seterusnya kembali finish P2 di Monako. Seterusnya di balapan Kanada, dua pesaing Sauber yaitu Ferrari dan McLaren mengalami persoalan saat pitstop ketika Lewis Hamilton menyundul anggota ekor mobil Kimi Raikkonen di pitlane dan menyebabkan keduanya tersingkir. Sehabis itu duet Kubica dan Heidfeld tidak terbendung kembali untuk menempati puncak pimpinan lomba sampai finish dengan hasil maksimal yaitu 1-2. Kubica seterusnya tampil konsisten dan sempat terjadi kandidat juara dunia 2008 sebelum kesudahannya kandas sehabis mengalami balapan buruk di Cina. Tim Sauber seterusnya menutup musim 2008 dengan finish di P3 klasemen dengan 135 poin.

Musim 2009 Sauber mengalami kemunduran.^[35] Heidfeld berhasil meraih P2 di Malaysia dalam kondisi hujan lebat. Namun sampai pertengahan musim, baik Heidfeld dan Kubica gagal membawa Sauber berprestasi seperti musim 2008, yang dinilai sebagai kesudahan suatu peristiwa dari kealpaan tim dalam segala sesuatu yang diajarkan dampak regulasi baru. Kebangkitan Sauber seterusnya diawali di Belgia saat Kubica dan Heidfeld berhasil finish P4 dan P5. Seterusnya di Brazil, Kubica kembali tampil cemerlang dengan menempati P2 saat lomba. Sauber menghabisi musim 2009 dengan berada di P6 klasemen dengan 36 poin.

Sebagai perwujudan dari rapat direksi BMW pada bulan Juli, manajemen tim memutuskan untuk mengundurkan diri dari arena F1 mulai musim 2010.^[36] Seterusnya semasa beberapa bulan tim santer diberitakan akan dibeli oleh beberapa peminat, salah satunya Qadbak Investments Limited. Namun seterusnya proposal Qadbak disorongkan oleh BMW, dan hal ini berhasil dimanfaatkan oleh pendiri Sauber yaitu Peter Sauber sendiri untuk kembali mengambil alih tim. Persoalan sempat datang saat Lotus Racing berhasil mendapatkan slot ke-13 (terakhir) untuk pengikut F1 2010, namun seiring dengan mundurnya Toyota F1 pada November 2009, Sauber kesudahannya kembali dapat berlaga di arena F1 untuk musim 2010.^[37][38]

Kembali terjadi Sauber (2010-kini)

Kamui Kobayashi usai menghantam tembok di Kanada 2010.

Bulan Agustus 2009 pabrikan mobil BMW mengumumkan bahwa mereka akan mundur dari ajang F1 di kesudahan musim 2009. Sehabis itu spekulasi tentang penjualan tim mulai merebak, dan seterusnya pada 29 November 2009 diumumkan kepada public bahwa Peter Sauber akan kembali membeli saham yang dia jual kepada BMW di pertengahan 2005.^[39][40] Sehabis resmi kembali membeli sahamnya, Peter lantas berusaha mendapatkan dukungan supaya dia bias turun kembali di F1 musim 2010. Respon grid F1 cukup baik, dimana tim-tim akbar seperti Ferrari, McLaren, dan Renault mendukung penuh Sauber supaya kembali kembali ke F1, sementara Williams dan Force India tidak menerima kembalinya Sauber.

Tanggal 3 November waktu Jenewa, Swiss kesudahannya diumumkan bahwa Sauber telah mendapatkan izin dari FIA untuk turun di ajang F1 musim 2010. Dalam konferensi pers terpisah di Hinwill, Peter Sauber juga mengumumkan bahwa untuk musim 2010 mereka kembali akan beraliansi dengan tim Scuderia Ferrari, baik sebagai mitra teknik ataupun sebagai mitra pembinaan pembalap muda, yang memang direncanakan akan digarap oleh tim Ferrari mulai musim 2010. Di musim kembalinya ke F1 ini, Sauber berhasil mencatat hasil baik melintas duet Kamui Kobayashi dan Pedro de la Rosa/Nick Heidfeld dengan berada di P8 klasemen dengan raihan 44 angka.

Musim 2011, Sauber merekrut pembalap muda berbakat sumber Meksiko Sergio Perez untuk bermitra bersama Kobayashi. Tim sempat mengalami beberapa musibah di musim 2011 selang lain terkena diskualifikasi di Australia kesudahan suatu peristiwa pelanggaran sayap balik dan kecelakaan parah yang menimpa Perez di Monako.^[41] Pedro de la Rosa pun kembali datang tim untuk satu balapan saja di Kanada.^[42] Pertengahan musim 2011, Sauber sempat mengalami masa-masa krisis ketika kedua mobilnya kerap kali tampil buruk dalam beberapa lomba. Krisis ini seterusnya berujung pada pertarungan ketat selang Sauber dan Toro Rosso di klasemen konstruktor. Perez berhasil membantu Sauber keluar dari krisis konsistensi saat dirinya finis P10 di Italia dan disusul P8 di Jepang sementara Kobayashi berhasil mencetak angka di Sisa dari pembakaran Dhabi dan Brasil. Atas andil keduanya, Sauber berhasil mempertahankan diri di peringkat ketujuh klasemen konstruktor dengan unggul tipis 3 angka dari tim STR.

Musim 2012 terjadi salah satu musim terbaik tim Sauber. Di seri Malaysia Perez tampil luar biasa di tengah trek basah. Dia membayangi Fernando Alonso sepanjang lomba dan bahkan sempat mengancam pimpinan balapan tersebut menjelang kesudahan balapan. Sebuah kealpaan kecil yang dia lakukan kesudahannya menciptakan Perez harus senang finis sebagai runner-up di GP Malaysia. Perez seterusnya meraih dua podium yang lain yaitu di Kanada dan Iralia sebelum seterusnya hengkang ke McLaren di kesudahan musim. Sementara itu Kamui Kobayashi sukses mencatat podium di Jepang. Ironisnya di kesudahan musim kontraknya tidak kembali diperpanjang oleh tim.

Untuk musim 2013 Sauber turun dengan duet pembalap baru: Nico Hulkenberg dan Esteban Gutierrez.

Struktur tim

Skuat saat ini

Mantan personel tim

Daftar pembalap

Footnote

Pranala luar

• Situs resmi