Agama Khonghucu

Agama Khonghucu yaitu istilah yang muncul sebagai akibat dari keadaan politik di Indonesia. Agama Khonghucu lazim dikaburkan makna dan hakikatnya dengan Konfusianisme sebagai filsafat.

Sejarah

Konfusianisme sebagai agama dan filsafat

Konfusianisme muncul dalam bentuk agama di beberapa negara seperti Korea, Jepang, Taiwan, Hong Kong dan RRC. Dalam bahasa Tionghoa, agama Khonghucu seringkali dinamakan sebagai Kongjiao (孔教) atau Rujiao (儒教).

Agama Khonghucu di zaman Orde Baru

Di zaman Orde Baru, pemerintahan Soeharto melarang segala bentuk keaktifan berbau kebudayaaan dan tradisi Tionghoa di Indonesia. Ini menyebabkan banyak pemeluk kepercayaan tradisional Tionghoa dijadikan tidak berstatus sebagai pemeluk salah satu dari 5 agama yang diakui. Untuk menghindari permasalahan politis (dituduh sebagai atheis dan komunis), pemeluk kepercayaan tadi kemudian diharuskan untuk memeluk salah satu agama yang diakui, mayoritas dijadikan pemeluk agama Kristen atau Buddha. Klenteng yang adalah tempat ibadah kepercayaan tradisional Tionghoa juga terpaksa mengubah nama dan menaungkan diri dijadikan vihara yang adalah tempat ibadah agama Buddha.

Agama Khonghucu di zaman Orde Reformasi

Seusai Orde Baru, pemeluk kepercayaan tradisional Tionghoa mulai mendapatkan kembali pengakuan atas identitas mereka sejak UU No 1/Pn.Ps/1965 yang mengemukakan bahwa agama-agama yang banyak pemeluknya di Indonesia diantaranya Islam, Kristen, Katholik, Hindu, Buddha dan Khonghucu.

Hal-hal yang perlu diketahui dalam agama Khonghucu

    • Mengangkat Konfusius sebagai salah satu nabi (先知)
    • Menetapkan Litang (Gerbang Kebajikan) sebagai tempat ibadah resmi, namun diakibatkan tidak banyak akses ke litang, masyarakat umumnya menganggap klenteng sebagai tempat ibadah umat Khonghucu.
    • Menetapkan Sishu Wujing (四書五經) sebagai kitab suci resmi
    • Menetapkan tahun baru Imlek, sebagai hari raya keagamaan resmi
    • Hari-hari raya keagamaan lainnya; Imlek, Hari lahir Khonghucu (27-8 Imlek), Hari Wafat Khonghucu (18-2-Imlek), Hari Genta Rohani (Tangce) 22 Desember, Chingming (5 April), Qing Di Gong (8/9-1 Imlek) dan sebagainya.[1]
    • Rohaniawan; Jiao Sheng (Penyebar Agama), Wenshi (Guru Agama), Xueshi (Pendeta), Zhang Lao (Tokoh/Sesepuh).
    • Kalender Imlek terbukti di buat oleh Nabi Khongcu (Konfusius). Nabi Khongcu mengambil sumbernya dari penangalan dinasti Xia (2200 SM) yang sudah di susunan kembali oleh Nabi Khongcu.

Tahun Zaman Nabi Khongcu Tahun Baru jatuh 22 Desember. 4 February pergantian musim dingin ke musim semi. Jadi imlek bukan perayaan musim semi. Agak tanggal 1 imlek, rentang waktunya 15 hari kedepan dan 15 hari kebelakang dari 4 Pebruary tersebut.Tiap 4 atau 5 tahun sekali mempunyai bulan ke 13, untuk menggenapi agar agak tersebut tidak berubah.

Nasihat Konfusius

Nasihat Konfusianisme atau Kong Hu Cu (juga: Kong Fu Tze atau Konfusius) dalam bahasa Tionghoa, istilah aslinya yaitu Rujiao (儒教) yang berarti agama dari orang-orang yang lembut hati, terpelajar dan berbudi agung. Khonghucu memang bukanlah pencipta agama ini melainkan beliau hanya melengkapkan agama yang sudah mempunyai jauh sebelum lahirnya seperti apa yang beliau sabdakan: "Diri sendiri bukanlah pencipta melainkan Diri sendiri suka akan ajaran-ajaran kuno tersebut". Meskipun orang kadang mengira bahwa Khonghucu yaitu adalah suatu pengajaran filsafat untuk meningkatkan moral dan menjaga etika manusia. Sebenarnya kalau orang mau paham secara aci dan utuh tentang Ru Jiao atau Agama Khonghucu, maka orang akan tahu bahwa dalam agama Khonghucu (Ru Jiao) juga terdapat Ritual yang harus dilakukan oleh para penganutnya. Agama Khonghucu juga mengajarkan tentang bagaimana hubungan antar sesama manusia atau dinamakan "Ren Dao" dan bagaimana kita melakukan hubungan dengan Sang Khalik/Pencipta dunia semesta (Tian Dao) yang dinamakan dengan istilah "Tian" atau "Shang Di".

Nasihat falsafah ini diasaskan oleh Kong Hu Cu yang dilahirkan pada tahun 551 SM Chiang Tsai yang kala itu berusia 17 tahun. Seorang yang mahir sejak masih kecil dan terkenal dengan penyebaran ilmu-ilmu baru ketika berumur 32 tahun, Kong Hu Cu banyak menulis buku-buku moral, sejarah, kesusasteraan dan falsafah yang banyak dikunjungi oleh penganut nasihat ini. Ia berpulang pada tahun 479 SM.

Konfusianisme mementingkan adab yang agung dengan menjaga hubungan selang manusia di langit dengan manusia di bumi dengan baik. Penganutnya diajar agar tetap memikirkan nenek moyang seolah-olah roh mereka hadir di dunia ini. Nasihat ini adalah susunan falsafah dan etika yang mengajar bagaimana manusia bertingkah laku.

Konfusius tidak menghalangi orang Tionghoa menyembah keramat dan penunggu tapi hanya yang tidak sewenang-wenang disembah, bukan menyembah barang-barang keramat atau penunggu yang tidak tidak sewenang-wenang disermbah, yang dipentingkan dalam nasihatnya yaitu bahwa setiap manusia perlu berusaha memperbaiki moral.

Nasihat ini dikembangkan oleh muridnya Mengzi ke seluruh Tiongkok dengan beberapa perubahan. Kong Hu Cu disembah sebagai seorang dewa dan falsafahnya dijadikan agama baru, meskipun dia sebenarnya yaitu manusia biasa. Pengagungan yang luar biasa akan Kong Hu Cu telah mengubah falsafahnya dijadikan sebuah agama dengan diadakannya perayaan-perayaan tertentu untuk mengenang Kong Hu Cu.

Intisari nasihat Khong Hu Cu

Falsafah Landasan

1. Tian

Tian yaitu Maha Pencipta dunia semesta. Manusia tidak dapat paham hakikat sejati Tian sehingga Ia dilambangkan dengan ciri-ciri berikut[2]:
Yuan : yang selalu hadir.
Heng : yang selalu berhasil.
Li  : yang selalu membawa berkah.
Zhen : yang selalu tidak berat sebelah, tidak membeda-bedakan.

2. Xing

Xing yaitu jati diri manusia, kodrat, yaitu perwujudan firman Tian (Tian Ming) dalam diri manusia. Xing menghubungkan Tian dengan segala ciptaannya. Manusia sulit mengenali xingnya karena tertutup oleh emosi, napsu; maka manusia harus dibimbing dengan pedoman etika. Meskipun xing setiap manusia berbeda-beda, tetapi memiliki satu persamaan yaitu Ren (perikemanusiaan).[2]

3. Ren

Ren atau perikemanusiaan dapat dibagi dijadikan dua anggota, yaitu Zhong (setia) dan Shu (solidaritas).[2]
Zhong adalah kependekan dari istilah zhong yi Tian (lit. setia kepada Tuhan), yaitu berserah diri ,lahir dan batin kepada Tuhan.
Shu adalah kependekan dari istilah shu yi ren (lit. solider kepada sesama manusia atau "cinta kasih sejati".
Terdapat dua istilah yang menerangkan arti Shu bertambah lanjut.[2]
Ji shuo bu yi wu shi yi ren, yaitu "apa yang diri sendiri tiada inginkan, tidak usah dilakukan terhadap orang lain". (Lunyu)
Ji yi li er li ren, ji yi da er da ren, yaitu "kalau ingin tegak, buatlah orang lain juga tegak; bila ingin maju, buatlah orang lain juga maju".

Delapan Pengakuan Iman (Ba Cheng Chen Gui)

Delapan Pengakuan Iman (Ba Cheng Chen Gui) dalam agama Khonghucu:

  1. Sepenuh Iman kepada Tuhan Yang Maha Esa (Cheng Xin Huang Tian)
  2. Sepenuh Iman menjunjung Kebajikan (Cheng Juen Jie De)
  3. Sepenuh Iman Menegakkan Firman Gemilang (Cheng Li Ming Ming)
  4. Sepenuh Iman Percaya mempunyainya Nyawa dan Roh (Cheng Zhi Gui Shen)
  5. Sepenuh Iman memupuk Cita Berbakti (Cheng Yang Xiao Shi)
  6. Sepenuh Iman mengikuti Genta Rohani Nabi Kongzi (Cheng Shun Mu Duo)
  7. Sepenuh Iman memuliakan Kitab Si Shu dan Wu Jing (Cheng Qin Jing Shu)
  8. Sepenuh Iman menempuh Jalan Suci (Cheng Xing Da Dao)

Lima Sifat Agung (Wu Chang)

Lima Sifat Kekekalan (Wu Chang)[2]:

1. Ren - Cinta Kasih

yaitu sifat agung pribadi seseorang terhadap moralitas, cinta kasih, kebajikan, kebenaran, tahu-diri, halus budi pekerti, tanggang rasa, perikemanusiaan. Ini adalah sifat manusia yang paling agung dan agung.

2. Yi - Kebenaran/ Keadilan/ Kewajiban

yaitu sifat agung pribadi seseorang dalam solidaritas serta senantiasa membela kebenaran. Bila Ren sudah ditegakkan, maka Yi harus menyertai.

3. Li - Kesusilaan/ Kepantasan

yaitu sifat agung pribadi seseorang yang bersusila, sopan santun, susunan krama, dan budi pekerti. Semula Li hanya dikaitkan dengan perilaku yang benara dalam upacara keagamaan, tetapi selanjutnya diperluas hingga ke adat-istiadat dan tradisi dalam masyarakat.

4. Zhi - Mahir

yaitu sifat agung pribadi seseorang yang arif mahir dan penuh pengertian. Kong Hu Cu merangkaikan munculnya kebijaksanaan seseorang dengan selalu sabar dalam mengambil aksi, penuh persiapan, melihat jauh ke depan, serta memperhitungkan segala kemungkinan yang akan terjadi.

5. Xin - Dapat dipercaya

yaitu sifat pribadi seseorang yang selalu percaya diri, dapat dipercaya orang lain, dan senantiasa menetapti akad.

Lima Etika (Wu Lun)

Lima hubungan norma etika dalam bermasyarakat adalah bentuk landasan interaksi manusia. Dengan menjalani kehidupan yang berlandaskan dengan asas Wu Lun, seseorang akan menikmati keselarasan dalam kepribadiannya maupun dalam hubungannya dengan masyarakat.[2]

  • Hubungan selang Pimpinan dan Bawahan
  • Hubungan selang Suami dan Isteri
  • Hubungan selang Orang tua dan anak
  • Hubungan selang Kakak dan Kerabat yang lebih muda
  • Hubungan selang Kawan dan Sahabat

Delapan Kebajikan (Ba De)

Delapan Kebajikan (Ba De)[2]:

  1. Xiao - Laku Bakti; yaitu berbakti kepada orangtua, leluhur, dan guru.
  2. Ti - Rendah Hati; yaitu sikap kasih sayang antar beradik-berkakak, yang bertambah muda menghormati yang tua dan yang tua membimbing yang muda.
  3. Zhong - Setia; yaitu kesetiaan terhadap atasan, teman, kerabat, dan negara.
  4. Xin - Dapat Dipercaya
  5. Li - Susila; yaitu sopan santun dan bersusila.
  6. Yi - Bijaksana; yaitu berpegang teguh pada kebenaran.
  7. Lian - Suci Hati; yaitu sifat hidup yang sederhana, selalu menjaga kesucian, dan tidak menyeleweng/ menyimpang.
  8. Chi - Tahu Malu; yaitu sikap mawas diri dan aib bila melanggar etika dan budi pekerti.

Kitab suci

Kitab suci agama Khonghucu dibagi dijadikan dua kelompok:

    Wu Jing (五 經) (Kitab Suci yang Lima) yang terdiri atas:
      Kitab Sanjak Suci 詩經 Shi Jing
    1. Kitab Dokumen Sejarah 書經 Shu Jing
    2. Kitab Wahyu Perubahan 易經 Yi Jing
    3. Kitab Suci Kesusilaan 禮經 Li Jing
    4. Kitab Chun-qiu 春秋經 Chunqiu Jing
  • Si Shu (Kitab Yang Empat) yang terdiri atas:
      Kitab Nasihat Besar - 大學 Da Xue
    1. Kitab Tengah Sempurna - 中庸 Zhong Yong
    2. Kitab Sabda Suci - 論語 Lun Yu
    3. Kitab Mengzi - 孟子 Meng Zi

Selain itu masih mempunyai satu kitab lagi: Xiao Jing (Kitab Bhakti).

Definisi agama menurut agama Khonghucu

Berlandaskan kitab Zhong Yong agama yaitu bimbingan hidup karunia Tian/Tuhan Yang Maha Esa (Tian Shi) agar manusia mampu membina diri hidup di dalam Dao atau Jalan Suci, yakni "hidup menegakkan Firman Tian yang mewujud sebagai Watak Sejati, hakikat kemanusiaan". Hidup baik hidupnya berarti hidup beriman kepada Tian dan lurus satya menegakkan firmanNya.

Nabi

Para nabi (儒教聖人) dalam Ru Jiao terbagi dalam beberapa zaman seperti yang tercantum di bawah ini.

Masa prasejarah (sebelum 2205 SM)

  • Nabi Purba Fu Xi (Hanzi:扶羲), hidup sekitar 2952 – 2836 SM.
Beliau menerima wahyu He tu (peta sungai) yang tergambar di punggung seekor hewan gaib Long ma, yang keluar dari dalam Sungai Huang Ho. Lambang wahyu tersebut kini dikenal sebagai lambang Bagua. Nabi Nu Wa (Hokkien:Lie Kwa), istri Fuxi, menciptakan Hukum Pernikahan.[2]
  • Nabi Purba Huang Di (Hanzi:黃帝), hidup sekitar 2698 – 2596 SM.
Istrinya, Nabi Lei Zu yaitu penemu sutra yang ditenunnya dari kepompong ulat sutra, dan bersama Huang Di menciptakan alat tenun, pakaian Hian Ik (pakaian harian) dan Hong Siang (pakaian upacara).
  • Nabi Purba (堯) Yao 2357 – 2255 SM.
Pada zamannya dilakukan penyempurnaan agak kalender dengan menambah bulan kabisat Imlek, sehingga setiap tanggal 15 selalu jatuh tepat ketika bulan sedang bulat penuh.
  • Nabi Purba (舜) Shun 2255 – 2205 SM.

Zaman Dinasti Xia

  • Nabi Purba (大 禹) Da Yu 2205 – 2197 SM.
Sewaktu mempunyai di tepian Sungai Luohe, dalam rangka tugasnya sebagai pengawas penanggulangan banjir, Yu melihat seekor kura-kura gaib muncul dari dalam air. Guratan-guratan di punggung kura-kura itu menyadarkan dirinya akan wahyu ilahi yang kemudian dinamakan Luo Shu (Kitab Sungai Luohe) yang dijadikan cikal bakal houtian bagua. Pada masa pemerintahannya, versi pertama dari falsafah perubahan yang dinamakan Lian Shan Yi (Rangkaian Gunung) dan Hong Fan ditulis.[2]

Zaman Dinasti Shang

  • Nabi Wen Wang (Hanzi=文王).
Menerima wahyu ilahi Dan Shu (Kitab Dan) sehingga ia menemukan lambang houtian bagua dan mengembangkan bertambah jauh falsafah perubahan.[2]
  • Nabi Jiang Ziya.

Zaman Dinasti Zhou

Ia adalah raja pertama Dinasti Zhou. Pada tahun ke-13 pemerintahannya, Wu Wang menerima persembahan kitab Hong Fan dari Jizi, bekas menteri Dinasti Shang, yang mengemukakan bahwa kitab kuno tersebut adalah warisan dari zaman Kaisar Yu yang disimpan olehnya.[2]
Putera keempat Wen Wang. Ia melanjutkan karya ayahnya membenahi falsafah perubahan dengan menambahkan bagian-bagian baru (seperti komentar Xiang), sehingga versi ketiga ini dikenal sebagai Zhou Yi (falsafah perubahan Dinasti Zhou). Ia juga meletakkan dasar-dasar tata-upacara pemujaan dan kesusilaan dalam nasihat Ru.[2]
  • Nabi Besar (孔 子) Kong Zi 551 – 479 SM.

Lihat pula

Referensi

  1. ^ Konghucu Indonesia:Hari Besar
  2. ^ a b c d e f g h i j k l Bidang Litbang PTITD/ Matrisia Jawa Tengah. 2007. "Pengetahuan Umum Tentang Tri Dharma", Edisi pertama. Semarang: Benih Bersemi.
 



Sumber :
wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, ensiklopedia.web.id, kategori-antropologi.nomor.net, dan sebagainya.