Kebijakan pangan

Kebijakan pangan adalah suatu wilayah kebijakan publik yang khusus menangani masalah bagaimana konsumsi diproduksi, diproses, didistribusikan, dan diperjualbelikan. Kebijakan publik dirancang untuk mempengaruhi operasi sistem pertanian dan pangan. Kebijakan pangan terdiri dari penetapan tujuan produksi, pemrosesan, pemasaran, ketersediaan, akses, pemanfaatan, dan konsumsi bahan pangan, serta menyatakan ronde untuk mencapai tujuan tersebut. Kebijakan pangan bisa tidak kekurangan pada berbagai level, dari lokal hingga glbal, dan oleh pemerintah, komersial, hingga organisasi. Kebijakan pangan juga melibatkan institusi edukasi untuk mendidik, peraturan untuk mengatur, dan standar yang ditetapkan untuk menerapkan kebijakan. Peraturan dan standar yang ditetapkan meliputi kesehatan dan keselamatan, pemberian label, dan kualifikasi produk terbatas (konsumsi organik, konsumsi halal, dan sebagainya).[1][2]

Tujuan utama kebijakan pangan adalah:[3]

  • melindungi masyarakat miskin dari krisis
  • mengembangkan pasar jangka panjang yang meningkatkan efisiensi penggunaan sumber daya
  • meningkatkan produksi pangan yang kesudahan akan meningkatkan pendapatan petani

Kebijakan pangan dan kesehatan masyarakat secara global

Kebijakan pangan terkait dengan kesehatan populasi. Catatan permulaan tentang malnutrisi yang terjadi di negara berkembang terkait dengan efek kelangkaan pangan yang memicu penyakit seperti marasmus dan kwashiorkor. Dengan meningkatnya produksi pangan, konsumsi bahan pangan bernutrisi tinggi, dan pengurangan perkara fisik, telah terjadi kasus obesitas yang meluas di negara maju, terutama di masyarakat berpenghasilan menengah, dan beberapa juga terjadi di negara berkembang. Masalah ini memperoleh perhatian sebab biaya perawatan penyakit yang terkait seperti diabetes dan darah tinggi yang wajib dibayar sepanjang hidup. Kebijakan pangan juga terkait dengan tingkat harapan hidup.[4]

Secara garis akbar berdasarkan pola konsumsi nutrisi yang terjadi masa ini, untuk tetap sehat masyarakat negara miskin dan berkembang membutuhkan asupan nutrisi protein, zat besi, kalsium, vitamin A, dan vitamin C. Sedangkan masyarakat negara maju dianjurkan untuk menjadikan berkurang asupan lemak dan gula serta menambah serat konsumsi untuk tetap sehat.[5]

Konflik

Kebijakan pangan memiliki faktor ekonomis dan politis yang wajib dihadapi di masa depan. Kebijakan pangan tanpa berdasarkan politik, namun kebijakan pangan berdampak pada politik. Negara yang memiliki keterlibatan lebih pada kebijakan pangan akan memiliki pengaruh dalam menuntaskan masalah kelaparan dan kemiskinan.

Solusi kelaparan dan kemiskinan bisa ditemukan pada peningkatan jumlah konsumsi yang dikonsumsi per individu. Jumlah bahan pangan yang ditingkatkan tergantung pada seberapa jumlah nutrisi yang dibutuhkan dalam menjalankan perkara harian. Bila harga bahan pangan terlalu tinggi bagi konsumen, maka mereka akan menjadikan berkurang jumlah yang dimakannya. Harga bahan pangan yang tinggi akan menyebabkan masyarakat berpenghasilan rendah memiliki asupan nutrisi yang lebih buruk. Di sisi lain, produsen bahan pangan bergantung pada harga pangan untuk penghasilan mereka, sehingga mereka tanpa bisa membuat harga yang terlalu rendah. Masalah suplai dan permintaan bahan pangan adalah salah satu yang wajib ditamatkan dalam kebijakan pangan.[6]

Referensi

  1. ^ Drake University. "What is a food policy?". State and Local Food Policy Councils. Iowa Food Policy Councils. Diakses 28 February 2011. 
  2. ^ Rikza Saifullah. Studi Kebijakan Pangan Halal di Indonesia, sebuah skripsi. Institut Pertanian Bogor. 
  3. ^ "Managing food price risks and instability in a liberalizing market environment: Overview and policy options". http://www.sciencedirect.com. 
  4. ^ Algazy, Jeffrey. "The World is Getting Fat". Why Governments Must Lead the Fight Against Obesity. Mckinsey. Diakses 31 March 2011. 
  5. ^ "Oxford University Press: Food, Economics, and Health: Alok Bhargava". Diakses 2009-01-20. 
  6. ^ Timmer, Peter (1983). Food Policy Analysis. The World Bank. hlm. 1–12. 

Lihat pula



Sumber :
kategori-antropologi.kucing.biz, wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, perpustakaan.web.id, dsb.