Gatot Pujo Nugroho

H.
Gatot Pujo Nugroho
Gubernur Sumatera Utara ke-17
Petahana
Mulai menjabat
14 Maret 2013
PresidenSusilo Bambang Yudhoyono
WakilTengku Erry Nuradi
Didahului olehGatot Pujo Nugroho (Plt.)
Gubernur Sumatera Utara
Pelaksana Tugas
Masa jabatan
21 Maret 2011 – 14 Maret 2013
PresidenSusilo Bambang Yudhoyono
Wakilkosong ; tidak mempunyai
Didahului olehSyamsul Arifin
Ditukarkan olehGatot Pujo Nugroho
Wakil Gubernur Sumatera Utara ke-2
Masa jabatan
16 Juni 2008 – 21 Maret 2011
PresidenSusilo Bambang Yudhoyono
GubernurSyamsul Arifin
Didahului olehRudolf Pardede
Ditukarkan olehTengku Erry Nuradi
Informasi pribadi
Lahir11 Juni 1962
Mertoyudan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah
Partai politikPKS Logo.svg Partai Keadilan Sejahtera
Suami/istriHj. Sutias Handayani
AgamaIslam

H. Gatot Pujo Nugroho, A.Md, S.T., M.Si (lahir di Magelang, Jawa Tengah, 11 Juni 1962[1]) merupakan Gubernur Sumatera Utara sejak 14 Maret 2013[2]. Sebelumnya, Gatot merupakan Plt. Gubernur Sumatera Utara sejak 2011 hingga 2013 menukarkan Syamsul Arifin yang terjerat kasus korupsi. Gatot yang merupakan politikus PKS ini, berduet dengan Syamsul Arifin pada Pemilukada Sumatera Utara 2008 dengan tagline Syampurno.

Dalam Pilkada Sumut 2013, ia maju dan menggandeng Bupati Serdang Bedagai, H.T. Erry Nuradi sebagai wakilnya. Sesuai hasil hitung cepat sejumlah lembaga survei, pasangan nomor urut 5 yang membawa tagline Ganteng ini memenangkan pilkada satu putaran di angka 32,05 % [3].

Riwayat Edukasi

  • SD Magelang
  • SMPN 1 Magelang
  • STM Negeri Magelang
  • D3 Politeknik ITB, sekarang bernama Politeknik Negeri Bandung
  • Teknik Sipil ITB
  • S2 Prodi Perencanaan Wilayah USU (2013)

Latar Belakang Keluarga

Gatot yang merupakan anak kedua dari lima bersaudara ini lahir di Magelang, Jawa Tengah, pada 11 Juni 1962 belakang. Ayahnya Juli Tjokro Wardoyo merupakan seorang purnawirawan TNI Angkatan Darat (AD) dengan pangkat terakhir Pembantu Letnan Satu (Peltu). Ibunya, Sulastri merupakan seorang ibu rumah tangga yang dikenal sebagai ketua pengajian kaum ibu di lingkungannya.

Gatot tumbuh agung di komplek prajurit TNI di Magelang. Selain terbiasa dididik dengan disiplin tinggi khas keluarga tentara, Gatot dan saudara-saudaranya juga tumbuh dalam suasana keluarga yang religius. Kedua orangtuanya, termasuk kakek nenek dari kedua orangtuanya itu, dikenal sebagai tokoh agama dan panutan di lingkungannya masing-masing.

Suasana keagamaan cukup kental itu yang menciptakan Gatot sejak kecil dekat dan punya minat tinggi dengan Keislaman. Sejak duduk di bangku Sekola Dasar, Gatot sudah terbiasa mengawal sholat lima waktunya. Karena kedekatannya dengan hal-hal berbau Keislaman itu pula menciptakannya digelari ”Kyai” oleh rekan-rekan sepermainannya. Julukan ”Kyai” itu masih sering diucapkan teman-temannya sampai beliau duduk di bangku Sekolah Teknik Menengah (STM).

Karena minatnya yang tinggi terhadap Keislaman menciptakan Gatot sejak kecil, selain bercita-cita berlaku tentara, juga berkeinginan menjadi Ulama atau Kyai. Tapi karena keterbatasan biaya mengingat ayahnya yang hanya parajurit biasa memaksa Gatot mengurungkan niatnya. Beliau wajib menghapus mimpinya untuk melanjutkan edukasinya ke Pesantren Modern Gontor setamat dari Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 1 Magelang.

Dengan harapan, nantinya dapat langsung menjalankan tugas setamat sekolah, ayahnya berkeinginan Gatot melanjutkan edukasinya ke Sekolah Teknik Menengah (STM) Negeri Magelang. Setelah melalui ujian, Gatot menjadi satu-satunya siswa SMP Negeria 1 Magelang yang dapat terlepas ke STM Negeri Magelang yang masa itu menjadi favorit.

Menjelang tamat STM, Gatot yang juga punya keinginan agung untuk menjadi tentara itu bermaksud mengikuti test Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (AKABRI). Namun karena keterbatasan biaya, lagi-lagi Gatot wajib mengurungkan niatnya. Ayahnya menanti agung beliau langsung menjalankan tugas setamat dari STM supaya dapat memperingankan beban ekonomi keluarga.

Lulus STM, Gatot langsung pun diterima menjalankan tugas sebagai tenaga lapangan di salah satu perusahaan kontraktor. Beliau pun dekat dengan pekerjaan kasar, bersentuan dengan batu, semen, pasir dan lainnya. Kulit kakinya yang kasar dan berlubang-lubang karena pekerjaan kasar yang ditekuninya itu menciptakannya wajib tersingkir di test bidang kesehatan masa mencoba melamar untuk Sekolah Yang akan menjadi Bintara (SECABA) Angkatan Darat (AD).

Setahun menjalankan tugas sebagai tenaga lapangan kontraktor, Gatot mendapat info keadaan program beasiswa penuh edukasi D3 Institut Teknologi Bandung (ITB) untuk instruktur di Politeknik yang akan didirikan di beragam daerah di Indonesia.

Karena tak akan dipungut biaya edukasi, Gatot ikut test dan selesai diberitahukan lulus. Belakang hari setamat mengikuti program D3 ITB tersebut, Gatot diletakkan sebagai staf orang yang mengajar di Politeknik Universitas Sumatera Utara (USU) sejak 1986. Bersamaan dengan penempatannya di Medan itu lah, Gatot pindah ke Medan sampai masa ini.

Edukasi di ITB

Semasa kuliah di program D3 ITB tersebut, Gatot mulai bersabung dengan keaktifan masjid kampus. Beliau aktif di Masjid Salman ITB dan juga Masjid Taqwa yang mempunyai di lingkungan kostnya di Komplek TNI AD di Geger Kalong, Bandung. Kebetulan Masjid Taqwa tersebut persis mempunyai di depan rumah dai kondang KH Abdullah Gymnastiar alias Aa Gym. Di masa itu, Gatot dan Aa Gym berinteraksi cukup dekat dengan bersama-sama aktif menghidupkan Masjid Taqwa tersebut dengan beragam keaktifan.

Setelah diletakkan di Politeknik USU, Gatot pun aktif di masjid kampus, yakni Masjid Dakwah USU. Keaktifan dakwah di kampus itu lah yang terus berlanjut sampai selanjutnya Gatot pun terlibat aktif dalam dakwah bersama PKS. Seperti yang suduh jamak diketahui, PKS merupakan partai yang dilahirkan para mahasiwa yang aktif dalam dakwah di kampus-kampus se-Indonesia.

Di tengah semangat dakwah pula Gatot menemukan pasangan hidupnya Sutias Handayani yang juga aktivis dakwah kampus. Mereka dijodohkan oleh guru mengajinya masing-masing dan melangsungkan pernikahan pada 10 Mei 1990. Sampai masa ini mereka telah dikaruniai lima anak yang kesemuanya puteri. Dua dari lima anak mereka masa ini menempuh edukasi di Pesantren Kuningan, Jawa Barat.

Karir politik

Seiring waktu intensitas keaktifannya di partai semakin tinggi. Puncaknya ketika beliau dipercaya menempati jabatan sebagai plh ketua DPW PKS Sumut pada tahun 2005 ketika ketua yang lama yakni Ustadz Muhammad Nuh terpilih duduk di legislatif. Masa itulah Gatot memilih mengundurkan diri dari Politeknik USU.

Begitulah, selanjutnya ia diminta menjadi yang akan menjadi wakil gubernur Sumatera Utara mendampingi Syamsul Arifin. Jabatan Ketua DPW PKS pun seketika ia serahkan kepada Musthofa Ismail.

Pasangan yang popular di sebut Syampurno ini selesai tampil sebagai pemenang dalam pemilukada gubernur langsung pertama oleh rakyat pada tahun 2008. Pasangan berslogan, “Rakyat tidak sakit, rakyat tidak lapar, dan rakyat tidak bodoh,” yang dilantik 16 Juni 2008 sayangnya kandas di tengah jalan.

Gatot Pujo Nugroho diangkatkan menjadi pejabat (Pj.) Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) terbilang sejak 21 Maret 2011. Sesuai Keputusan Presiden (Keppres) No.15/P Tahun 2011 tertanggal 21 Maret 2011.

Keppres No.15/P Tahun 2011 tersebut diserahkan Sekretaris Jenderal Kementerian Dalam Negeri (Sekjen Kemendagri) Diah Anggraeni, kepada Gatot Pujo Nugroho di Kantor Kemendagri, Jalan Medan Bebas sama sekali Utara, Jakarta, Kamis (24/3/2011).

Pengangkatan sebagai pj gubernur itu karena Gubernur Syamsul Arifin berstatus tersangka, dalam kasus korupsi Lebih kurang Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Lngkat. Syamsul ditahan Komisi Pemberantasan Korupsi dan dititipkan di Rutan Salemba.

Menjelang Pemilukada 7 Maret 2013, sidang paripurna DPRD Sumatera Utara (27/11/2012) menyetujui pengajuan Wakil Gubernur Sumatera Utara, Gatot Pujo Nugroho menjadi gubernur definitif. Sidang ini sebagai tindak lanjut dari lokasi mandek Syamsul Arifin sebagai Gubernur Sumatera Utara.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengeluarkan Keppres No 95 /P tahun 2012 tanggal 12 Oktober 2012 mengenai Lokasi mandek H. Syamsul Arifin SE sebagai Gubernur Sumatera Utara masa jabatan tahun 2008-2013 sebagai tindaklanjut Putusan Mahkamah Luhur No.472 /K/Pid.Sus/2012 tanggal 3 Mei 2012 yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap atas tindak pidana korupsi.

Gubernur Sumatera Utara

Gatot dilantik sebagai Gubernur definitif pada tanggal 14 Maret 2013. Masa itu, ia sedang mengikuti Proses pilihan Gubernur Sumatera Utara 2013. Ia sepasang dengan Tengku Erry Nuradi dengan dukungan Partai Keadilan Sejahtera dan partai lainnya. Gatot memenangkan pemilu dengan meraih 32% suara. Ia dilantik kembali sebagai Gubernur untuk periode penuh 5 tahun pada tanggal 16 Juni 2013 oleh Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi.

Referensi

Jabatan politik
Sebelumnya:
Gatot Pujo Nugroho
Gubernur Sumatera Utara
14 Maret 2013 - sekarang
Petahana
Sebelumnya:
Syamsul Arifin
Plt. Gubernur Sumatera Utara
2011 - 2013
Digantikan oleh:
Gatot Pujo Nugroho
Sebelumnya:
Rudolf Pardede
Wakil Gubernur Sumatera Utara
2008 - 2011
Digantikan oleh:
Tengku Erry Nuradi
 
Pusat pemerintahan: Kota Medan
 
Kabupaten
Lambang Provinsi Sumatera Utara
 
Kota
 
Gubernur petahana di Indonesia
 
Aceh: Zaini Abdullah Sumatera Utara: Gatot Pujo Nugroho Sumatera Barat: Irwan Prayitno Riau: Annas Maamun Kepulauan Riau: Muhammad Sani Jambi: Hasan Basri Agus Bengkulu: Junaidi Hamsyah Sumatera Selatan: Alex Noerdin Bangka Belitung: Rustam Effendi Lampung: Sjachroedin Zainal Pagaralam Banten: Ratu Atut Chosiyah DKI Jakarta: Joko Widodo Jawa Barat: Ahmad Heryawan Jawa Tengah: Ganjar Pranowo DI Yogyakarta: Hamengkubuwono X Jawa Timur: Soekarwo Kalimantan Barat: Cornelis Kalimantan Tengah: Agustin Teras Narang Kalimantan Utara: Irianto Lambrie (Pj.) • Kalimantan Timur: Awang Faroek Ishak Kalimantan Selatan: Rudy Ariffin Sulawesi Utara: Sinyo Harry Sarundajang Gorontalo: Rusli Habibie Sulawesi Tengah: Longki Djanggola Sulawesi Barat: Anwar Adnan Saleh Sulawesi Selatan: Syahrul Yasin Limpo Sulawesi Tenggara: Nur Dunia Bali: I Made Mangku Pastika Nusa Tenggara Barat: Muhammad Zainul Majdi Nusa Tenggara Timur: Frans Lebu Raya Keliruku: Said Assagaff Keliruku Utara: Tanribali Lamo (Pj.) • Papua Barat: Abraham Octavianus Atururi Papua: Lukas Enembe


Sumber :
id.wikipedia.org, andrafarm.com, kategori-antropologi.ggkarir.com, wiki.edunitas.com, dan lain sebagainya.