Regency of Sragen
eduNitas.com
Read too :  Waivers Cost of Education Request    Job Fairs    Online College in the Best 168 PTS   . . . . see more
Toll-free service = 0800 1234 000
Regency of Sorong
(Beforehand)
Regency of Subang
(After this)

Kabupaten Sragen

Kabupaten Sragen
ꦏ​ꦧꦸꦥ​ꦠꦺꦤ꧀ꦱꦿ​ꦒꦺꦤ꧀
Lambang Kabupaten Sragen.jpg
Lambang Kabupaten Sragen
ꦏ​ꦧꦸꦥ​ꦠꦺꦤ꧀ꦱꦿ​ꦒꦺꦤ꧀
Motto: Terjamin Sehat Rapi Indah (ASRI)


Locator kabupaten sragen.png
Peta lokasi Kabupaten Sragen
ꦏ​ꦧꦸꦥ​ꦠꦺꦤ꧀ꦱꦿ​ꦒꦺꦤ꧀
Koordinat: 71º5' - 7º30' LS, 110º45' - 111º10' BT
ProvinsiJawa Tengah
Dasar hukumUU No. 13/1950
Tanggal-
Ibu kotaSragen
Pemerintahan
 - BupatiAgus Fatchur Rahman, SH., MH.
 - DAURp. 869.155.545.000.-(2013)[1]
Luas946,49 kilometer2
Populasi
 - Total860.000 jiwa (2003)
 - Kepadatan908,62 jiwa/km2
Demografi
 - Kode lahan telepon0271
Pembagian administratif
 - Disktrik20
 - Kelurahan208
 - Situs webhttp://www.sragenkab.go.id/

Kabupaten Sragen (bahasa Jawa: Hanacaraka, ꦱꦿ​ꦒꦺꦤ꧀, Latin, Sragèn) yaitu sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Ibukotanya terletak di Sragen, sekeliling 30 kilometer sebelah timur Kota Surakarta. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Grobogan di utara, Kabupaten Ngawi (Jawa Timur) di timur, Kabupaten Karanganyar di selatan, serta Kabupaten Boyolali di barat.

Kabupaten ini dikenal dengan sebutan "Bumi Sukowati"[2], nama yang dipergunakan sejak masa kekuasaan Kerajaan (Kasunanan) Surakarta. Nama Sragen dipergunakan sebab pusat pemerintahan tidak kekurangan di Sragen.

Kawasan Sangiran yaitu tempat ditemukannya fosil manusia purba dan binatang purba, yang sebagian disimpan di Museum Fosil Sangiran.

Daftar isi

Sejarah

Hari Berlaku Kabupaten Sragen ditetapkan dengan Perda Nomor : 4 Tahun 1987, yaitu pada hari Selasa Pon, tanggal 27 Mei 1746. tanggal dan waktu tersebut yaitu dari hasil penelitian serta kajian pada fakta sejarah, ketika Pangeran Mangkubumi yang yang akan datang menjadi Sri Sultan Hamengku Buwono yang ke- I menancapkan tonggak pertama menerapkan perlawanan terhadap Belanda menuju bangsa yang berdaulat dengan mewujudkan suatu Pemerintahan lokal di Kelurahan Pandak, Karangnongko datang tlatah Sukowati sebelah timur.

Kronologi dan Prosesi

Pangeran Mangkubumi saudara kandung yang lebih muda dari Sunan Pakubuwono II di Mataram sangat membenci Kolonialis Belanda. Jangankan setelah Belanda banyak mengintervensi Mataram sebagai Pemerintahan yang berdaulat. Oleh sebab itu dengan tekad yang menyala bangsawan muda tersebut lolos dari istana dan menerangkan perang dengan Belanda. Dalam sejarah perang tersebut, dinamakan dengan Perang Mangkubumen ( 1746 - 1757 ). Dalam pergerakan perangnya Pangeran Muda dengan pasukannya dari Keraton melakukan usaha melewati Desa-desa Cemara, Tingkir, Wonosari, Karangsari, Ngerang, Butuh, Guyang. Belakang melanjutkan pergerakan ke Kelurahan Pandak, Karangnongko datang tlatah Sukowati.

Di Kelurahan ini Pangeran Mangkubumi mewujudkan Pemerintahan Pemberontak. Kelurahan Pandak, Karangnongko di jadikan pusat Pemerintahan Projo Sukowati, dan Beliau meresmikan namanya menjadi Pangeran Sukowati serta mengangkat pula sebagian pejabat Pemerintahan.

Sebab secara geografis terletak di tepi Jalan Lintas Tentara Kompeni SurakartaMadiun, pusat Pemerintahan tersebut dianggap tidak begitu terjamin, maka belakang sejak tahun 1746 dipindahkan ke Kelurahan Gebang yang terletak disebelah tenggara Kelurahan Pandak Karangnongko.

Sejak itu Pangeran Sukowati memperluas daerah kekuasaannya meliputi Kelurahan Krikilan, Pakis, Jati, Prampalan, Mojoroto, Celep, Jurangjero, Grompol, Kaliwuluh, Jumbleng, Lajersari dan sebagian kelurahan Lain.

Dengan daerah kekuasaan serta pasukan yang semakin akbar Pangeran Sukowati terus menerus menerapkan perlawanaan bagi Kompeni Belanda bahu membahu dengan saudaranya Raden Mas Said, yang penghabisannya dengan kontrak Giyanti pada tahun 1755, yang terkenal dengan Kontrak Palihan Negari, yaitu kasunanan Surakarta dan Kasultanan Yogyakarta, dimana Pangeran Sukowati menjadi Sultan Hamengku Buwono ke-1 dan kontrak Salatiga tahun 1757, dimana Raden Mas Said ditetapkan menjadi Raja muda Mangkunegara I dengan memperoleh setengah wilayah Kasunanan Surakarta.

Belakang sejak tanggal 12 Oktober 1840 dengan Surat Keputusan Sunan Paku Buwono VII yaitu serat Angger – angger Gunung, daerah yang lokasinya strategis dipilih menjadi Pos Tundan, yaitu tempat bagi mengawasi keteraturan dan keselamatan Lewat Lintas Barang dan surat serta perbaikan jalan dan jembatan, termasuk dalam anggaran salah satunya yaitu Pos Tundan Sragen.

Perkembangan belakang sejak tanggal 5 juni 1847 oleh Sunan Paku Buwono VIII dengan persetujuan Residen Surakarta baron de Geer ditambah kekuasaan yaitu menerapkan tugas kepolisian dan sebabnya dinamakan Kabupaten Gunung Pulisi Sragen. Belakang berdasarkan Staatsblaad No 32 Tahun 1854, maka disetiap Kabupaten Gunung Pulisi dibentuk Pengadilan Kabupaten, dimana Bupati Pulisi menjadi Ketua dan ditolong oleh Kliwon, Panewu, Rangga dan Kaum.

Sejak tahun 1869, daerah Kabupaten Pulisi Sragen memiliki 4 ( empat ) Distrik, yaitu Distrik Sragen, Distrik Grompol, Distrik Sambungmacan dan Distrik Majenang.

Belakang sejak Sunan Paku Buwono VIII dst-nya diadakan reformasi terus menerus dibidang Pemerintahan, dimana pada penghabisannya Kabupaten Gunung Pulisi Sragen disempurnakan menjadi Kabupaten Pangreh Praja. Perubahan ini ditetapkan pada zaman Pemerintahan Paku Buwono X, Rijkblaad No. 23 Tahun 1918, dimana Kabupaten Pangreh Praja sebagai Daerah Otonom yang menerapkan kekuasaan hukum dan Pemerintahan.

Dan Penghabisannya mengikuti Zaman Kemerdekaan Pemerintah Republik Indonesia , Kabupaten Pangreh Praja Sragen menjadi Pemerintah Daerah Kabupaten Sragen.

Geografi

Sragen tidak kekurangan di lembah daerah arus Sungai Bengawan Solo yang mengalir ke arah timur. Sebelah utara berupa perbukitan, anggota dari sistem Pegunungan Kendeng. Sedangkan di selatan berupa pegunungan, lereng dari Gunung Lawu.

Transportasi

Sragen terletak di jalur utama Solo-Surabaya. Kabupaten ini yaitu gerbang utama sebelah timur Provinsi Jawa Tengah, yang berbatasan langsung dengan Provinsi Jawa Timur. Sragen dilalui jalur kereta api lintas selatan Pulau Jawa (Surabaya-Yogyakarta-Jakarta) dengan stasiun terbesarnya Sragen, serta lintas Gundih-Solo Balapan dengan stasiun terbesarnya Gemolong.

Pembagian administratif

Kabupaten Sragen terdiri atas 20 disktrik, yang dibagi kembali atas sejumlah 208 kelurahan dan kelurahan. Pusat pemerintahan tidak kekurangan di Disktrik Sragen.


Kabupaten Sragen dipetakan menjadi 2 wilayah: Utara Bengawan Solo dan Selatan Bengawan Solo

Utara : 11 Kec. 116 Kelurahan dan 4 Kelurahan Potensi : pertanian, pariwisata, industri dan perdagangan.

Selatan : 9 Kec. 80 Kelurahan dan 8 Kelurahan, Tanah relatif lebih Subur Potensi : pertanian sawah, perdagangan, industri, pariwisata.

Luas Wilayah : 94.155 Ha Luas Sawah : 40.129 Ha Tanah Kering : 54.026 Ha

Tokoh-Tokoh dari Sragen

1. Pangeran Sukowati

Acuan

  1. ^ "Perpres No. 10 Tahun 2013". 2013-02-04. Retrieved 2013-02-15. 
  2. ^ "Sukowati, Sragen yang Indah". Retrieved 2012-03-03. 
Kabupaten Sragen, Jawa Tengah
 
Disktrik
Gemolong • Gesi • Gondang • Jenar • Kalijambe • Karangmalang • Kedawung • Masaran • Miri • Mondokan • Ngrampal • Plupuh • Sambirejo • Sambungmacan • Sidoharjo • Sragen • Sukodono • Sumberlawang • Tangen • Tanon


Sumber :
kategori-antropologi.al-quran.co, wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, diskusi.biz, dll.



   Postgraduate School Program    Non Regular Class Program    Tuition Scholarships Program    Online College in the Best 168 PTS    Online Registration    Download Catalogs    Waivers Cost of Education Request    Articles Set    Job Fairs    Reference book    Alquran Online    Psychological Test Practice    Various Discussions    Various Publication    Shalat Schedule    Try Out Sample Questions


  ⍃    ⍃    ⍃    ⍃    ⍃  
Regency of Sragen
  ⍃   Collection of World Encyclopedia