Kota Bandung merupakan kota metropolitan terbesar di Jawa Barat sekaligus dijadikan ibu kota provinsi tersebut. Kota ini terletak 140 kilometer sebelah tenggara Jakarta, dan merupakan kota terbesar ketiga di Indonesia sesudah Jakarta dan Surabaya menurut jumlah rakyat. Sedangkan wilayah Bandung Raya (Wilayah Metropolitan Bandung) merupakan metropolitan terbesar ketiga di Indonesia sesudah Jabodetabek dan Gerbangkertosusila (Grebangkertosusilo). Di kota yang bersejarah ini, berdiri sebuah perguruan tinggi teknik pertama di Indonesia (Technische Hoogeschool te Bandoeng - TH Bandung, sekarang Institut Teknologi Bandung - ITB)[2], dijadikan ajang peperangan di masa kemerdekaan[3], serta pernah dijadikan tempat berlanjutnya Konferensi Asia-Afrika 1955,[4] suatu pertemuan yang menyuarakan semangat anti kolonialisme, bahkan Perdana Menteri India Jawaharlal Nehru dalam pidatonya menerangkan bahwa Bandung yaitu ibu kotanya Asia-Afrika.[5]
Pada tahun 1990 kota Bandung dijadikan salah satu kota paling terlindung di dunia berdasarkan survei majalah Time.[6]
Kota kembang merupakan sebutan lain untuk kota ini, karena pada jaman dahulu kota ini dinilai sangat cantik dengan banyaknya pohon-pohon dan bunga-bunga yang tumbuh di sana. Lain daripada itu Bandung dahulunya dinamakan juga dengan Parijs van Java karena keindahannya. Lain daripada itu kota Bandung juga dikenal sebagai kota belanja, dengan mall dan factory outlet yang banyak tersebar di kota ini, dan masa ini berangsur-angsur kota Bandung juga dijadikan kota piknik kuliner. Dan pada tahun 2007, British Council merupakan kota Bandung sebagai pilot project kota terkreatif se-Asia Timur.[7] Masa ini kota Bandung merupakan salah satu kota tujuan utama pariwisata dan pendidikan.
» Kota Bandung » Range Alokasi Kode POS : 401 xx - 406 xx » Range Kenyataan Kode POS : 40111 - 40614
| » Jumlah Kecamatan/Distrik : 30 » Jumlah Gampong + Kelurahan : 151 » Luas Wilayah : 167,67 km² (BPS 2013) » Jumlah Rakyat : 2.182.661 (DKCS 2013) |
Geografi
Kota Bandung dikelilingi oleh pegunungan, sehingga wujud morfologi wilayahnya bagaikan sebuah mangkok raksasa,[8] dengan cara geografis kota ini terletak di tengah-tengah provinsi Jawa Barat, serta tidak kekurangan pada ketinggian ±768 m di atas permukaan laut, dengan titik tertinggi di tidak kekurangan di sebelah utara dengan ketinggian 1.050 meter di atas permukaan laut dan sebelah selatan merupakan kawasan rendah dengan ketinggian 675 meter di atas permukaan laut.
Kota Bandung dialiri dua sungai utama, yaitu Sungai Cikapundung dan Sungai Citarum beserta anak-anak sungainya yang biasanya mengalir ke arah selatan dan bertemu di Sungai Citarum. Dengan kondisi yang demikian, Bandung selatan sangat rentan terhadap masalah banjir terpenting pada musim hujan.
Kondisi geologis dan tanah yang tidak kekurangan di kota Bandung dan lebih kurangnya terbentuk pada zaman kwartier dan ada tingkatan tanah alluvial hasil letusan Gunung Tangkuban Parahu. Jenis material di anggota utara umumnya merupakan jenis andosol begitu juga pada kawasan dibagian tengah dan barat, sedangkan kawasan dibagian selatan serta timur terdiri atas sebaran jenis alluvial kelabu dengan bahan endapan tanah liat.
Semetara iklim kota Bandung dipengaruhi oleh iklim pegunungan yang lembab dan sejuk, dengan suhu rata-rata 23.5 °C, curah hujan rata-rata 200.4 mm dan jumlah hari hujan rata-rata 21.3 hari per bulan.[9]
Sejarah
Suasana Jalan Braga ke arah utara pada tahun (1908)
Istilah "Bandung" berasal dari istilah bendung atau bendungan karena terbendungnya sungai Citarum oleh lava Gunung Tangkuban Perahu yang kemudian membuat telaga. Legenda yang diceritakan oleh rakyat tua di Bandung menerangkan bahwa nama "Bandung" diambil dari sebuah kendaraan cairan yang terdiri dari dua perahu yang diikat berdampingan yang dinamakan perahu bandung yang digunakan oleh Bupati Bandung, R.A. Wiranatakusumah II, untuk melayari Ci Tarum dalam mencari tempat tingkatan kabupaten yang baru untuk menggantikan ibukota yang lama di Dayeuhkolot.
Berdasarkan filosofi Sunda, istilah "Bandung" berasal dari kalimat "Nga-Bandung-an Banda Indung", yang merupakan kalimat sakral dan agung karena mengandung nilai nasihat Sunda. Nga-"Bandung"-an berarti menyaksikan atau bersaksi. "Banda" yaitu segala sesuatu yang tidak kekurangan di dunia hidup yaitu di bumi dan atmosfer, baik makhluk hidup maupun benda mati. "Indung" yaitu Bumi, dinamakan juga sebagai "Ibu Pertiwi" tempat "Banda" tidak kekurangan. Dari Bumi-lah semua dilahirkan ke dunia hidup sebagai "Banda". Segala sesuatu yang tidak kekurangan di dunia hidup yaitu "Banda Indung", yaitu Bumi, cairan, tanah, api, tumbuhan, hewan, manusia dan segala pokok perut bumi. Langit yang tidak kekurangan diluar atmosfir yaitu tempat yang menyaksikan, "Nu Nga-Bandung-an". Yang dinamakan sebagai Wasa atau Sanghyang Wisesa, yang berkuasa di langit tanpa batas dan seluruh dunia semesta termasuk Bumi. Jadi istilah Bandung ada nilai filosofis sebagai dunia tempat segala makhluk hidup maupun benda mati yang kelahiran dan tinggal di Ibu Pertiwi yang keberadaanya disaksikan oleh yang Maha Kuasa.
Kota Bandung dengan cara geografis memang terlihat dikelilingi oleh pegunungan, dan ini memperlihatkan bahwa pada masa kemudian kota Bandung memang merupakan sebuah telaga atau danau. Legenda Sangkuriang merupakan legenda yang mengisahkan bagaimana terbentuknya danau Bandung, dan bagaimana terbentuknya Gunung Tangkuban Perahu, kemudian bagaimana pula keringnya danau Bandung sehingga menghindar dari cekungan seperti sekarang ini. Cairan dari danau Bandung menurut legenda tersebut kering karena mengalir melalui sebuah gua yang bernama Sangkyang Tikoro.
Daerah paling pengahabisan sisa-sisa danau Bandung yang dijadikan kering yaitu Situ Aksan, yang pada tahun 1970-an sedang merupakan danau tempat berpariwisata, tetapi masa ini sudah dijadikan daerah perumahan untuk pemukiman.
Kota Bandung mulai dijadikan sebagai kawasan pemukiman sejak pemerintahan kolonial Hindia-Belanda, melalui Gubernur Jenderalnya waktu itu Herman Willem Daendels, mengeluarkan surat keputusan tanggal 25 September 1810 tentang pembangunan sarana dan prasarana untuk kawasan ini. Dikemudian hari peristiwa ini diabadikan sebagai hari jadi kota Bandung.
Kota Bandung dengan cara resmi mendapat status gemeente (kota) dari Gubernur Jenderal J.B. van Heutsz pada tanggal 1 April 1906[11] dengan luas wilayah waktu itu lebih kurang 900 ha, dan bertambah dijadikan 8.000 ha pada tahun 1949, sampai paling pengahabisan bertambah dijadikan luas wilayah masa ini.[12]
Pada masa peperangan kemerdekaan, pada 24 Maret 1946, beberapa kota ini di bakar oleh para pejuang kemerdekaan sebagai anggota dalam strategi peperangan waktu itu. Peristiwa ini dikenal dengan sebutan Bandung Lautan Api dan diabadikan dalam lagu Halo-Halo Bandung. Lain daripada itu kota ini kemudian dibiarkan lepas oleh beberapa rakyatnya yang mengungsi ke daerah lain.
Pada tanggal 18 April 1955 di Gedung Merdeka yang dahulu bernama "Concordia" (Jl. Asia Afrika, sekarang), berseberangan dengan Hotel Savoy Homann, diadakan untuk pertama kalinya Konferensi Asia-Afrika yang kemudian kembali KTT Asia-Afrika 2005 diadakan di kota ini pada 19 April-24 April 2005.
Kependudukan
Kota Bandung merupakan kota terpadat di Jawa Barat, di mana rakyatnya didominasi oleh etnis Sunda, sedangkan etnis Jawa merupakan rakyat minoritas terbesar di kota ini dibandingkan etnis lainnya.
Pertambahan rakyat kota Bandung awalnya berkaitan erat dengan tidak kekurangan sarana transportasi Kereta api yang didirikan lebih kurang tahun 1880 yang menghubungkan kota ini dengan Jakarta (sebelumnya bernama Batavia).[11] Pada tahun 1941 tercatat sebanyak 226.877 jiwa jumlah rakyat kota ini[14] kemudian sesudah peristiwa yang dikenal dengan Long March Siliwangi, rakyat kota ini kembali bertambah dimana pada tahun 1950 tercatat jumlah rakyatnya sebanyak 644.475 jiwa.[15]
Pemerintahan
Dalam administrasi pemerintah daerah, kota Bandung dipandu oleh wali kota. Sejak 2008, rakyat kota ini langsung memilih wali kota beserta wakilnya dalam pilkada, sedangkan sebelumnya dipilih oleh anggota DPRD kotanya.
Pendidikan
Kota Bandung merupakan salah satu kota pendidikan, dan Soekarno, presiden pertama Indonesia, pernah menempuh pendidikan tinggi di Institut Teknologi Bandung (ITB) yang didirikan oleh pemerintah kolonial Hindia-Belanda pada masa pergantian zaman ke-20.
Kesehatan
Sebagai ibukota provinsi Jawa Barat, kota Bandung ada sarana pelayanan kesehatan yang paling lengkap di provinsi ini. Sampai tahun 2007, kota Bandung telah ada 30 unit rumah sakit dan 70 unit puskesmas yang tersebar di kota ini,[20] di mana dari 17 unit rumah sakit tersebut diantaranya telah ada 4 pelayanan kesehatan dasar sedangkan selebihnya merupakan rumah sakit khusus. Pelayanan kesehatan dasar tersebut meliputi pelayanan spesialis bedah, pelayanan spesialis penyakit dalam, pelayanan spesialis anak serta pelayanan spesialis kebidanan dan kandungan.
Dari jumlah tenaga medis yang tercatat di kota Bandung dibandingkan dengan jumlah rakyat pada tahun 2007 yaitu 86 orang tenaga medis untuk melayani 100.000 rakyat.
Perhubungan
Sampai pada tahun 2004, kondisi transportasi jalan di kota Bandung sedang buruk dengan tingginya tingkat kemacetan serta ruas jalan yang tidak memadai, termasuk masalah parkir dan tingginya polusi udara.[21] Permasalahan ini muncul karena beberapa faktor diantaranya pengurusan transportasi oleh pemerintah satu tempat yang tidak maksimal seperti rendahnya koordinasi selang instansi yang terkait, ketidakjelasan wewenang setiap instansi, dan kurangnya sumber daya manusia, serta ditambah tidak lengkapnya peraturan pendukung.
Infrastruktur
Sampai tahun 2000 panjang jalan di kota Bandung dengan cara keseluruhan baru mencapai 4.9 % dari total luas wilayahnya dengan jabatan idealnya mesti tidak kekurangan pada kisaran 15-20 %.[22] Pembangunan jalan baru, peningkatan kapasitas jalan dan pengaturan kawasan mesti dijadikan perhatian bagi pemerintah kota untuk merupakan kota ini dijadikan kota terkemuka. Pada 25 Juni 2005, jembatan Pasupati resmi dibuka,[23] untuk menjadikan menjadi kurang kemacetan di pusat kota,[24] dan dijadikan landmark baru bagi kota ini. Jembatan dengan panjangnya 2.8 kilometer ini didirikan pada kawasan lembah serta melalui Ci Kapundung dan mampu menghubungkan poros barat ke timur di wilayah utara kota Bandung.
Kota Bandung berjarak lebih kurang 180 kilometer dari Jakarta,[22] masa ini mampu dicapai melalui jalan Tol Cipularang (Cikampek-Purwakarta-Padalarang) dengan waktu tempuh selang 1.5 jam sampai dengan 2 jam. Jalan tol ini merupakan pengembangan dari jalan Tol Padaleunyi (Padalarang-Cileunyi), yang sudah didirikan sebelumnya.
Angkutan Kota dan Bus Kota
Untuk transportasi di dalam kota, masyarakat Bandung biasanya memakai angkutan kota atau yang semakin erat dinamakan angkot[25]. Lain daripada itu, bus kota dan taksi juga dijadikan alat transportasi di kota ini. Sedangkan sebagai terminal bus antarkota dan provinsi di kota ini yaitu terminal Leuwipanjang untuk rute barat dan terminal Cicaheum untuk rute timur.
Pada 24 September 2009, TMB (Trans Metro Bandung) resmi beroperasi, walaupun sempat diprotes oleh sopir angkot satu tempat.[26] TMB ini merupakan proyek patungan selang pemerintah kota Bandung dengan Perum II DAMRI Bandung dalam memberikan layanan transportasi massal dengan harga murah, sarana prasarana dan kenyamanan yang merdeka dari bahaya serta tepat waktu ke tujuan.[27]
Pesawat
Kota Bandung ada sebuah pelabuhan udara yang bernama Bandar Udara Husein Sastranegara untuk menghubungkan kota ini dengan beberapa kota-kota lainnya di Indonesia seperti Jakarta, Surabaya, Denpasar, Menado, Yogyakarta, Batam, Mataram, Makassar, Palembang, Pangkalpinang, Semarang, dan Ajang. Sedangkan untuk rute luar negeri diantaranya Malaysia, Singapura, Thailand dan Brunei Darussalam.
Kereta Api
Kota Bandung juga ada stasiun kereta api yang setiap harinya melayani rute dari dan ke Jakarta, ataupun Semarang, Surabaya dan Yogyakarta, yaitu Stasiun Bandung untuk kelas bidang usaha dan eksekutif. Sedangkan Stasiun Kiaracondong melayani rute yang sesuai (kecuali Jakarta) untuk kelas ekonomi.
Lain daripada 2 buah stasiun tersebut, terdapat 5 stasiun KA lain yang merupakan stasiun khusus peti kemas, yakni Gedebage, Cimindi, Andir, Ciroyom dan Cikudapateuh.
Pelayanan publik
Pada tahun 2008, pemerintah membuat rencana pembangunan Pusat Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) di Gedebage[28], namun sempat diprotes warga satu tempat. Dan baru pada tahun 2010 wacana pembangunan PLTSa ini kembali digulirkan, dimana tendernya akan diterapkan pada November 2010 dan proyek ini akan dimulai pada awal 2011 dan dianggarkan selesai pada pengahabisan 2012.[29]
Sementara untuk melayani kebutuhan akan cairan bersih, pemerintah kota melalui PDAM kota Bandung masa ini baru mampu memasok cairan untuk 66 % dari total jumlah rakyatnya.[30] Hal ini terjadi karena semakin menjadi kurangnya debit cairan baku, baik sumber cairan dalam tanah maupun mata cairan. Sementara itu penggunaan sumber cairan dalam tanah di kota ini sudah melakukan penting dalam pemenuhan kebutuhan cairan minum sejak dimulai pembangunan kota ini di pengahabisan zaman ke-19, namun seiring dengan perkembangan kota terpenting berkembangnya industri serta ditambah kurangnya regulasi dalam konservasi sumber cairan sehingga merupakan masalah cairan minum semakin kusut dan perlu penangganan khusus.[31]
Masa ini beberapa agung sumur artesis milik PDAM, tidak lagi berfungsi termasuk andalan utama pasokan cairan baku dari Sungai Cisangkuy yang berasal dari Sungai Cilaki melalui Situ Cipanunjang dan Situ Cileunca.[32] Lain daripada itu pendistribusian cairan pada masyarakat kadangkala diterapkan dengan cara bergilir dan juga cairan yang didistribusikan kotor dan keruh pada jam-jam tertentu.[33]
Perekonomian
Pada awalnya kota Bandung lebih kurangnya dengan cara tradisional merupakan kawasan pertanian, namun seiring dengan laju urbanisasi merupakan area pertanian dijadikan kawasan perumahan serta kemudian berkembang dijadikan kawasan industri dan bidang usaha, berdasarkan dengan transformasi ekonomi kota umumnya. Sektor perdagangan dan afal baik masa ini melakukan peranan penting akan pertumbuhan ekonomi kota ini disamping terus berkembangnya sektor industri. Berdasarkan Survei Sosial Ekonomi Daerah (Suseda) 2006, 35.92 % dari total angkatan kerja rakyat kota ini terserap pada sektor perdagangan, 28.16 % pada sektor afal baik dan 15.92 % pada sektor industri. Sedangkan sektor pertanian hanya menyerap 0.82 %, sementara sisa 19.18 % pada sektor angkutan, yang didirikan, keuangan dan lainnnya.[34]
Pada triwulan I 2010, kota Bandung dan beberapa agung kota lain di Jawa Barat mengalami kenaikan laju inflasi tahunan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.[35] Sebagai faktor pendorong inflasi mampu dipengaruhi oleh kebijakan moneter, yang berupa interaksi permintaan-penawaran serta ekspektasi inflasi masyarakat. Walaupun dengan cara keseluruhan laju inflasi pada kota Bandung sedang relatif terkendali. Hal ini terpenting disebabkan oleh deflasi pada kumpulan sandang, yaitu penurunan harga emas perhiasan. Sebaliknya, inflasi Kota Bandung mengalami tekanan yang berasal dari kumpulan transportasi, yang dipicu oleh kenaikan harga BBM non subsidi yang dipengaruhi oleh harga minyak bumi di market internasional.
Sementara itu yang dijadikan Penghasilan Asli Daerah (PAD) kota Bandung sedang didominasi dari penerimaan hasil pajak daerah dan retribusi daerah, sedangkan dari hasil perusahaan milik daerah atau hasil pengurusan kekayaan daerah sedang belum berdasarkan dengan realisasi.
Kumpulan | Triwulan II 2009 | Triwulan III 2009 | Triwulan IV 2009 | Triwulan I 2010 |
---|
Bahan makanan | 5.30 | 4.35 | 4.02 | 3.96 |
---|
Makanan jadi | 5.93 | 6.21 | 5.85 | 5.39 |
---|
Perumahan | 2.62 | 0.11 | 1.74 | 1.97 |
---|
Sandang | 3.80 | 3.77 | 5.09 | -1.74 |
---|
Kesehatan | 5.52 | 5.40 | 5.32 | 2.20 |
---|
Pendidikan | 6.88 | 7.55 | 3.31 | 3.71 |
---|
Transporstasi | -9.11 | -8.64 | -5.98 | 1.09 |
---|
Total | 2.17 | 1.53 | 2.11 | 2.86 |
---|
Inflasi tahunan kota Bandung Sumber:[35] |
Pariwisata dan Daya pikir budi
Jalan Asia-Afrika
Sejak diurainya Jalan Tol Cipularang, kota Bandung telah dijadikan tujuan utama dalam menikmati liburan pengahabisan pekan terpenting dari masyarakat yang berasal dari Jakarta lebih kurangnya. Lain daripada dijadikan kota piknik belanja, kota Bandung juga dikenal dengan sejumlah agung yang didirikan lama berarsitektur peninggalan Belanda, diantaranya Gedung Sate sekarang berfungsi sebagai kantor pemerintah provinsi Jawa Barat, Gedung Pakuan yang sekarang dijadikan kediaman resmi gubernur provinsi Jawa Barat, Gedung Dwi Warna atau Indische Pensioenfonds sekarang digunakan oleh Kementerian Keuangan Republik Indonesia untuk Kantor Wilayah XII Ditjen Pembendaharaan Bandung[36], Villa Isola sekarang digunakan Universitas Pendidikan Indonesia, Stasiun Hall atau Stasiun Bandung dan Gedung Kantor Pos Agung Kota Bandung.
Kota Bandung juga ada beberapa ruang publik seni seperti museum, gedung pertunjukan dan galeri diantaranya Gedung Merdeka, tempat berlanjutnya Konferensi Tingkat Tinggi Asia-Afrika pada tahun 1955,[37] Museum Sri Baduga, yang didirikan pada tahun 1974 dengan memakai yang didirikan lama bekas Kawedanan Tegallega,[38] Museum Geologi Bandung, Museum Wangsit Mandala Siliwangi, Museum Barli, Gedung Yayasan Pusat Kebudayaan, Gedung Indonesia Menggugat dahulunya dijadikan tempat Ir. Soekarno menyampaikan pledoinya yang fenomenal (Indonesia Menggugat) pada masa penjajahan Belanda, Taman Daya pikir budi Jawa Barat (TBJB) dan Rumentang Siang.
Kota ini ada beberapa kawasan yang dijadikan taman kota, lain daripada berfungsi sebagai paru-paru kota juga dijadikan tempat rekreasi bagi masyarakat di kota ini. Kebun Binatang Bandung merupakan salah satu kawasan piknik yang sangat diminati oleh masyarakat terpenting pada masa hari minggu maupun libur sekolah, kebun binatang ini diresmikan pada tahun 1933 oleh pemerintah kolonial Hindia-Belanda dan sekarang diurus oleh Yayasan Margasatwa Tamansari.[39] Lain daripada itu beberapa kawasan piknik lain termasuk pusat perbelanjaan maupun factory outlet juga tersebar di kota ini diantaranya, di kawasan Jalan Braga, kawasan Cihampelas, Cibaduyut dengan pengrajin sepatunya dan Cigondewah dengan pedagang tekstilnya. Puluhan pusat perbelanjaan sudah tersebar di kota Bandung, beberapa di selangnya Istana Plaza Bandung, Bandung Indah Plaza, Paris Van Java Mall, Cihampelas Walk, Trans Studio Mall, Bandung Trade Center, Plaza Parahyangan, Balubur Town Square, Dago Plaza dan Metro Trade Centre. Terdapat juga pusat rekreasi modern dengan bermacam wahana seperti Trans Studio Resort Bandung yang terletak pada lokasi yang sesuai dengan Trans Studio Mall.
Sementara beberapa kawasan market tradisional yang cukup tersohor di kota ini diantaranya Market Baru, Market Gedebage dan Market Andir. Potensi kuliner khususnya tutug oncom, serabi, pepes, dan colenak juga terus berkembang di kota ini.[40] Lain daripada itu Cireng juga telah dijadikan sajian makanan khas Bandung, sementara Peuyeum sejenis tapai yang dibuat dari singkong yang difermentasi, dengan cara luas juga dikenal oleh masyarakat di pulau Jawa.
Kota Bandung dikenal juga dengan kota yang penuh dengan kenangan sejarah perjuangan rakyat Indonesia biasanya, beberapa monumen telah didirikan dalam memperingati beberapa peristiwa sejarah tersebut, diantaranya Monumen Perjuangan Jawa Barat, Monumen Bandung Lautan Api, Monumen Penjara Banceuy, Monumen Kereta Api dan Taman Makam Pahlawan Cikutra.
Gerak badan
Masyarakat kota Bandung dan lebih kurangnya merupakan pengemar fanatik atau dikenal dengan sebutan bobotoh untuk Persib Bandung, yaitu sebuah klub sepakbola yang bermain di kompetisi Liga Super Indonesia yang berdiri sejak tahun 1933 [41], klub ini memakai Stadion Siliwangi namun pada musim kompetisi LSI 2009-2010 Stadion Si Jalak Harupat juga digunakan klub ini untuk perlombaan kandang. Rencananya mulai tahun 2013 Persib Bandung memakai Stadion Gelora Bandung Lautan Api di kawasan Bandung Timur sebagai markas dan tempat untuk laga kandang, Lain daripada itu di kota ini terdapat juga beberapa klub sepakbola lain yang bermain di Liga Super Indonesia yaitu Pelita Bandung Raya. Garuda Speedy Bandung[42] merupakan sebuah klub basket yang bermarkas di kota ini dan bermain pada kompetisi NBL Indonesia.
Media
Radio
Kota Bandung juga ada beberapa terdiri dari 79-stasiun radio bersiaran lokal seperti:
Surat kabar
Kota Bandung juga ada beberapa tediri dari 14-surat kabar yang terbit di kota ini selang lain:
Televisi
Terrestrial televisi
Kota Bandung juga ada beberapa terdiri dari 22-stasiun televisi (10-siaran nasional & 12-siaran lokal) seperti:
Televisi berlangganan
Kota Bandung juga ada beberapa televisi berlangganan seperti:
Musik dan Hiburan
Angklung merupakan salah satu alat musik tradisional masyarakat Sunda di kota ini dan Jawa Barat biasanya, alat musik ini terbuat dari bahan bambu.
Bandung banyak melahirkan penyanyi dan grup musik agung di tanah cairan. Sejumlah grup musik agung yang dibentuk di Bandung selang lain Noah, The Titans, Setia Band, SM*SH, Burgerkill, Putri Penelope, Ungu, Rida Sita Dewi, Cokelat, Pas Band, Mocca dan The Changcuters. Penyanyi dari Bandung selang lain: Nazril Irham, Meistika Senichaksana, Donita, Anisa Rahma, Lala Karmela, Irene Justine, Tamara Bleszynski, Salman Aditya, Sammy Simorangkir, Sherina Munaf, Nita Thalia, Meriam Bellina, Shinta Dewi, Ruth Sahanaya, Nuri Maulida, Dewi Lestari, Novia Kolopaking, Nicky Astria dan Nike Ardilla.
Kuliner
- Baso Tahu
- Batagor (Baso Tahu Goreng)
- Brownies Amanda
- Surabi
- Peuyeum
- Cendol
- Surabi
- Oncom
- Peuyeum Bandung
- Colenak
- Cireng
- Karedok
- Ambokueh
- Lotek
- Bandrek
- Bajigur
- Ketan Bakar
- Peuyeum Ketan
- Bandros
- Bala-bala (bakwan)
- BusKud
- Gehu (toge tahu)
- De Risol
- Comro (Oncom di Jero)
- Misro (Amis di Jero)
- Cireng (aci di goreng)
- Cimol (aci di gemol)
- Cilok (aci di colok)
- Cilung (aci di gulung)
- Gorolong Lamot
- Surandil
- Candil
- Endog-endogan
- Galendo
- Es Goyobod
- Seblak
- Tahu Gejrot
Kota kembar
Kota-kota lain yang dijadikan anggota dari proyek kota kembar dari kota Bandung adalah:
| - Hamamatsu, Jepang
- Yingko, Cina
- Luizhou, Cina
- Topolcianky, Slowakia
- Cebu, Filipina
- Suwon, Korea Selatan
| |
Rujukan
- ^ Mohamad Amin Madani (16 September 2013). "Ridwan Kamil Resmi Dilantik Jadi Wali Kota Bandung Periode 2013 - 2018". Republika Online. Diakses 18 September 2013.
- ^ Yat, H.Y., (1973), Development of higher education in Southeast Asia: problems and issues, Regional Institute of Higher Education and Development.
- ^ Toer, K.S., Kamil, E., (1999), Kronik revolusi Indonesia, Vol. 1, Kepustakaan Populer Gramedia, ISBN 978-979-9023-27-8.
- ^ Plummer, B.G., (2003), Window on freedom: race, civil rights, and foreign affairs, 1945-1988, UNC Press, ISBN 978-0-8078-5428-0.
- ^ See, S.T., Acharya, A., (2009), Bandung Revisited: The Legacy of the 1955 Asian-African Conference for International Order, NUS Press, ISBN 978-9971-69-393-0.
- ^ Rafael V. L., Mrázek R., (1990), Figures of criminality in Indonesia, the Philippines, and colonial Vietnam, SEAP Publications, ISBN 978-0-87727-724-8.
- ^ Suherman, S.A., (2009), Made in Bandung, DAR! Mizan, ISBN 978-979-752-872-0.
- ^ Suganda, Her, (2007), Jendela Bandung: pengalaman bersama Kompas, Penerbit Buku Kompas, ISBN 978-979-709-335-8.
- ^ www.bandung.go.id Iklim dan Wilayah (diakses pada 14 Juli 2010)
- ^ "Bandung Dalam Angka tahun 2003" (pdf). www.bandung.go.id. 2003. Diakses 2010-07-15.
- ^ a b Edi Suhardi Ekajati, Sobana Hardjasaputra, Ietje Mardiana, (1985), Sejarah Kota Bandung, 1945-1979, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional, Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Sejarah Nasional.
- ^ www.ar.itb.ac.id Bandung Colonial City Revisited (diakses pada 14 Juli 2010)
- ^ jabar.bps.go.id Jumlah Rakyat Kota Bandung
- ^ Oey E., (2001), Java, Tuttle Publishing, ISBN 962-593-244-5
- ^ Sariyun, Y., Martodirdjo, H.S., (1993), Pembinaan disiplin di lingkungan masyarakat kota di Jawa Barat, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional.
- ^ a b us.bandung.detik.com Anggota DPRD Kota Bandung (diakses pada 16 Juli 2010)
- ^ www.infoanda.com 45 Anggota DPRD Kota Bandung Dilantik (diakses pada 16 Juli 2010)
- ^ www.lintasberita.com Anggota DPRD Kota Bandung Dilantik (diakses pada 16 Juli 2010)
- ^ nisn.jardiknas.org Data Murid
- ^ www.depkes.go.id Profil kesehatan kota Bandung (diakses pada 15 Juli 2010)
- ^ Sihombing, J., (2004), Identifikasi faktor-faktor yang berpengaruh terhadap rendahnya kinerja pelaksanaan administratif Badan Koordinasi Transportasi Jalan (Bakortrans Jalan) kota Bandung, Skripsi, Departemen Teknik Planologi, ITB.
- ^ a b Kartajaya, Hermawan, (2005), Attracting tourists, traders, investors: strategi menyebarluaskan daerah di era otonomi, Gramedia Pustaka Utama, ISBN 978-979-22-1284-6.
- ^ diskimrum.jabarprov.go.id Jalan Layang Pasupati Belum Atasi Kemacetan (diakses pada 22 Juli 2010)
- ^ pustaka.pu.go.id Jembatan Layang Pasopati (diakses pada 22 Juli 2010)
- ^ Berkmoes, R.V., (2010), Lonely Planet Indonesia, Lonely Planet, ISBN 978-1-74104-830-8
- ^ metrotvnews.com Trans Metro Bandung Dioperasikan (diakses pada 22 Juli 2010)
- ^ Polisi Kawal Operasi Perdana Trans Metro Bandung (diakses pada 22 Juli 2010)
- ^ www.antaranews.com Menristek Canangkan Pembangunan PLTSa Gedebage (diakses pada 15 Juli 2010)
- ^ www.apeksi.or.id PLTSa Gedebage Baru Selesai 2012 (diakses pada 15 Juli 2010)
- ^ www.pambdg.co.id Cakupan Layanan (diakses pada 15 Juli 2010)
- ^ Chilton J., (1999), Groundwater in the Urban Environment: Selected city profiles, Taylor & Francis, ISBN 978-90-5410-924-2.
- ^ www.bandung.go.id PDAM Kota Bandung Upayakan Pelestarian Kawasan Sumber Cairan Baku (diakses pada 15 Juli 2010)
- ^ www.pikiran-rakyat.com PDAM Kota Bandung Terkendala Mata Cairan (diakses pada 15 Juli 2010)
- ^ jabar.bps.go.id Tenaga Kerja (diakses pada 16 Juli 2010)
- ^ a b www.bi.go.id Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Barat Triwulan I-2010 (diakses pada 16 Juli 2010)
- ^ www.perbendaharaan.go.id Kanwil XII Ditjen PBN Bandung (diakses pada 16 Juli 2010)
- ^ www.asianafrican-museum.org Gedung Merdeka (The Venue of the Asian African Conference) (diakses pada 16 Juli 2010)
- ^ www.museum-indonesia.net Museum Sri Baduga (diakses pada 20 Juli 2010)
- ^ www.bandungtourism.com Yayasan Margasatwa Tamansari (Jubileumpark), Museum & Pendidikan (diakses pada 20 Juli 2010)
- ^ www.klik-galamedia.com Week-end Frestival Kembangkan Potensi Kuliner Kota Bandung (diakses pada 20 Juli 2010)
- ^ "Sejarah Lengkap PERSIB Bandung". www.persibhistory.com.
- ^ "Statistik Tim Garuda Speedy Bandung". NBLIndonesia.com. Diakses 17 Juli 2012.
Lihat pula
|
---|
| E.A. Maurenbrecher (1906–1907) • R.E. Krijboom (1907–1908) • J.A. van Der Ent (1909–1910) • J.J. Verwijk (1910–1912) • C.C.B. van Vlenier (1912–1913) • B. van Bijveld (1913–1920) • Bertus Coops (1920–1921), (1928–1934) • S.A. Reitsma (1921–1928) • Ir. J.E.A. van Volsogen Kuhr (1929–1935) • Mr. J.M. Wesselink (1936–1941) • R. Ating Atmadinata (1941–1945) • R. Sjamsurizal (1945–1947) • Ir. Oekar Bratakoesoemah (1947–1949 ) • R. Enoch (1949–1957) • R. Priatna Kusumah (1957–1966) • R. Didi Djukardi (1966–1968) • R. Hidayat Sukarmadidjaja (1968–1970) • R. Otje Djoendjoenan Setiakusumah (1971–1976) • H.Utju Djoenaedi (1976–1978) • R. Husen Wangsaatmadja (1978–1983) • H. Ateng Wahyudi (1983–1988–1993) • H. Wahyu Hamidjaja (1993–1998) • H. Aa Tarmana (1998–2003) • H. Dada Rosada (2003–2013) • M. Ridwan Kamil (2013 - 2018) | |
|
scope="col" class="t35k9tg7-title" colspan="2"> | Universitas | |
---|
| Institut | |
---|
| Sekolah | |
---|
| Politeknik | |
---|
| Akademi | Akademik Manajemen Informatika & Komputer Al Ma'soem Bandung |
---|
|
Sumber :
diskusi.biz, kategori-antropologi.gilland-group.com, wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, dan sebagainya.