Greenpeace adalah suatu lembaga swadaya penduduk, organisasi lingkungan global, yang memiliki cabang di lebih dari 40 negara dengan kantor pusat di Amsterdam, Belanda [1].
Dibangun di Vancouver, British Columbia, Kanada pada 1971, pada awalnya dengan nama Don't Make a Wave Committee kepada membubarkan percobaan nuklir yang dilaksanakan pemerintah Amerika Serikat di Amchitka, Alaska. Para aktivis mengirimkan kapal sewaan, Phyllis Cormack, yang diganti namanya dijadikan Greenpeace, ke lokasi pengujian nuklir. Mereka lalu mengadopsi nama Greenpeace dijadikan nama organisasi[2].
Greenpeace dikenal menggunakan sikap yang dibuat langsung tanpa kekerasan, konfrontasi damai dalam melakukan kampanye kepada membubarkan berbagai sikap yang dibuat perusakan lingkungan seperti pengujian nuklir, penangkapan ikan paus besar-besaran, deforestasi, dan lain-lain.
Organisasi global ini menerima pendanaan melalui kontribusi langsung dari individu yang diperkirakan mencapai 2,8 juta para pendukung keuangan, dan juga dari yayasan amal, tetapi tidak menerima pendanaan dari pemerintah atau korporasi[3].
![](https://kategori-antropologi.pts-ptn.net/_sepakbola/_baca_image.php?td=20&kodegb=280px-Gp-esso.jpg)
Greenpeace melakukan protes menentang Esso /
Exxon MobilSejarah
Di kesudahan tahun 1960an, Amerika Serikat memiliki rencana kepada melakukan pengujian senjata nuklir di wilayah yang lapisan tektoniknya tidak stabil, di pulau Amchitka, Alaska[4], setelah sebelumnya terjadi gempa di Alaska tahun 1964. Rencana ini membawa kekhawatiran bahwa pengujian senjata nuklir dapat memicu gempa dan tsunami. Pada tahun 1969, demonstran sebanyak 7000 orang menghalangi jalur lintas dekat batas Amerika Serikat-Kanada di British Columbia dengan membawa slogan "Don't Make A Wave. It's Your Fault If Our Fault Goes"[5] (Tidak boleh Membuat Gelombang. Ini Adalah Kesalahanmu Bila Patahan Kami Bergerak).
Terinspirasi dari pelayaran anti nuklir Albert Bigelow di 1958, mereka menggalang dana dengan konser amal pada tahun 1970 kepada menyewa kapal, Phyllis Cormack, yang kesudahan diganti namanya dijadikan Greenpeace[6][7].
Susunan Organisasi
Susunan organisasi Greenpeace terdiri dari Greenpeace International yang berbasis di Amsterdam, Belanda, dan 28 cabang regional yang tidak kekurangan di 45 negara[8]. Cabang regional bekerja secara otonom di bawah pengawasan Greenpeace International.
Greenpeace menerima pendanaan dari pendukung, perorangan maupun yayasan. Greenpeace tidak menerima dana dari pemerintah, lembaga negara, partai politik, maupun perusahaan dengan tujuan kepada menghindari pengaruh mereka[3]. Sumbangan dari perorangan maupun yayasan dapat mereka tolak bila sumbangan tersebut bersyarat sehingga menghalangi atau mengekang keaktifan dan kebebasan Greenpeace dalam mencapai tujuan[9].
Kapal
Greenpeace memiliki kapal yang terus berlayar dan dijadikan simbol perjuangan Greenpeace. Yang paling terkenal adalah Rainbw Warrior. Selain Rainbow Warrior, Greenpeace juga memiliki kapal Arctic Sunrise, Esperanza, dan kapal inflatable[10].
Rainbow Warrior pertama
- Artikel utama: Rainbow Warrior (1995)
Pada tahun 1978, Greenpeace meluncurkan Rainbow Warrior, kapal ex-trawler sepanjang 40 meter. Greenpeace membeli kapal tersebut dengan harga £40,000. Sukarelawan memperbaiki dan memodifikasi kapal tersebut. Kapal ini dibangun pada tahun 1955 di Aberdeen, Skotlandia dengan nama Sir William Hardy dan melayani kementerian Pertanian, Perikanan, dan Pangan, dan dipakai hingga tahun 1977. Greenpeace meluncurkan Rainbow Warrior I pada tanggal 29 April 1978 kepada menghalangi perburuan ikan paus oleh kapal Islandia. Antara tahun 1978 hingga tahun 1985, kru Rainbow Warrior juga terlibat berbagai keaktifan, termasuk menghalangi perburuan Anjing Laut Abu-abu di Orkney, Skotlandia dan coba tes nuklir di Samudera Pasifik oleh Amerika Serikat dan Prancis. Di bulan Mei 1985 kapal ini membantu evakuasi 300 warga atol Rongelap sebab daerah tersebut telah terkontaminasi nuklir dampak ujicoba senjata nuklir Amerika Serikat[11].
Di bulan Juli 1985, Rainbow Warrior akan memimpin rombongan kapal pengunjuk rasa kepada mengelilingi atol Moruroa, lokasi pengujian nuklir pemerintahan Prancis. Sebelum hal itu terjadi, François Mitterrand, Presiden Prancis ketika itu, memerintahkan kepada mengebom Rainbow Warrior secara diam-diam di pelabuhan Auckland. Peristiwa ini memakan satu korban, adalah fotografer Belanda Fernando Pereira. Peristiwa ini dijadikan bencana bagi hubungan luar negeri pemerintahan Prancis setelah kepolisian Selandia Baru mengekspos peristiwa tersebut.
Rainbow Warrior kedua
Kapal Rainbow Warrior kedua disahkan pada tahun 1989 menggantikan Rainbow Warrior pertama. Kapal ini pernah mengalami kerusakan pada tahun 2005 setelah menabrak karang Tubbataha di Filipina ketika melakukan inspeksi pemutihan koral. Greenpeace didenda US$ 7000 sebab merusak karang dan Greenpeace membayar denda tersebut. Manajer taman laut Tubbaha mengapresiasi reaksi cepat kru Greenpeace kepada memperbaiki karang yang rusak[12]. Kapal ini lalu dipensiunkan pada tahun 2011.
Rainbow Warrior ketiga
Kapal Rainbow Warrior III merupakan kapal yang dipesan khusus kepada melakukan kampanye dan penelitian yang dilaksanakan oleh Greenpeace[13]. Kapal ini mulai berlayar pada 14 Oktober 2011. Sebagai kapal penelitian, kapal ini dapat mengangkut perlengkapan hingga 8 ton. Kapal ini juga dilengkapi dengan sistem komunikasi berbasis satelit, sehingga berbagai peristiwa dapat disiarkan langsung dari kapal tersebut. Kapal ini bergerak dengan kombinasi energi angin dan motor kepada sebisa mungkin meminimalisasi penggunaan bahan bakar fosil[14]. Pada tanggal 6-9 Juni 2013 kapal ini bersandar di Pelabuhan Tanjung Priok.
Berikut adalah spesifikasi Rainbow Warrior III[14]:
Macam kapal | Kapal motor cepat dengan landasan helikopter |
Panjang keseluruhan | 57.92 m |
Lebar maksimum | 11.30 m |
Draft maksimum | 5.15 m |
Cairan draft | 54.25 m |
Bobot | 855 gross ton |
Layar | 2 tiang kapal dengan 5 layar |
Mesin utama dan mesin pembantu | Caterpillar dan IMO Tier |
Kecepatan maksimum | 15 knot |
Daya jelajah | 9500 mil laut |
Akomodasi | 30 orang |
Galeri Rainbow Warrior III di Indonesia
Volunteer Greenpeace dari Manokwari yang mewarnai perjalanan Rainbow Warrior III
Greenpeace di Asia Tenggara
![](https://kategori-antropologi.pts-ptn.net/_sepakbola/_baca_image.php?td=20&kodegb=280px-High-school-students-stand-bet.jpg)
Sikap yang dibuat Greenpeace Indonesia
Berbagai prestasi telah dilaksanakan oleh Greenpeace Asia Tenggara seperti legislasi (mendorong pemerintah Filipina kepada membuat undang-undang udara bersih tahun 1999), kampanye (mempromosikan solusi dari dampak perubahan iklim dari rencana pembangunan PLTU batu bara di Bo Nok dan Ban Krut in Prachuap Khiri, Thailand dan rencana pembangunan PLTU di Pulupandan, Propinsi Negros, Filipina tahun 2002), perlindungan hewan langka (Desakan perlindungan terhadap paus Minke, hiu putih, pohon merbau, dan lumba-lumba macam Irrawaddy yang direalisasikan pada konvensi perdagangan internasional satwa dan tumbuhan langka (CITES) di Bangkok, Thailand tahun 2004), dan lain-lain[15].
Greenpeace di Indonesia
Greenpeace mempunyai di Indonesia pada 2005. Berdasarkan hukum yang berlanjut di Indonesia, Greenpeace Indonesia sudah terdaftar resmi di Departemen Kehakiman dan HAM sebagai perkumpulan Greenpeace dengan enam pendiri berdasarkan akte pendiriannya.
Greenpeace Indonesia memfokuskan kampanyenya pada beberapa persoalan yakni persoalan kehutanan, energi, cairan dan kelautan. Kampanye kehutanan terutama hutan gambut terkait dengan pemanasan global/perubahan iklim. Kampanye hutan Greenpeace tidak hanya berlanjut di negara-negara berkembang seperti Indonesia atau Kongo saja. Kami juga mengadakan kampanye perlindungan hutan di negara-negara maju, dan berhasil menyelamatkan jutaan hektare hutan di Kanada, Brasil, Rusia dan lain-lain.
Kampanye mengenai revolusi energi sebagai hal yang krusial dalam menanggulangi bencana perubahan iklim, yakni menyerukan efisiensi energi dengan peningkatan besar-besaran penggunaan energi terbarukan dan membelakangi penggunaan energi fosil kotor.
Cairan adalah sumber daya yang sangat penting bagi kehidupan namun juga dijadikan sumber daya esensial yang paling terancam di dunia. Polusi limbah kimia industri mengkontaminasi sumber-sumber cairan bersih kita. Pada tahun 2011 Greenpeace memulai kampanye Cairan Bersih Bebas Bahan Kimia Beracun di Indonesia dengan meluncurkan kampanye Ronde menyelamatkan Sungai Citarum bernama ‘Citarum Nadiku, Mari Rebut Kembali'.
Kampanye Kelautan Greenpeace Indonesia[16] mulai berjalan sejak 2013. Pengakhiran penangkapan berlebih (overfishing) dan IUU fishing merupakan fokus dari kampanye Greenpeace Indonesia yang dijadikan bagian dari kampanye global ronde menyelamatkan laut dari dampak perubahan iklim (climate change), pencemaran (pollution) dan penangkapan ikan merusak (destructive fishing). Greenpeace Indonesia bersama organisasi lainnya mendeklarasikan Visi Bersama Kelautan Indonesia 2025 pada 31 Mei 2013[17] yang dijadikan landasan penataan Peta Jalan Pemulihan Laut Indonesia[18]. Peluncuran secara resmi kampanye kelautan Greenpeace Indonesia ditandai dengan kehadiran Kapal Rainbow Warrior (III) pada bulan Mei-Juni 2013 sebagai bagian dari Tur Ocean Defender di kawasan Asia Tenggara[19]. Greenpeace juga meluncurkan sebuah laporan terkait yang membeberkan keterancaman yang dihadapi oleh laut Indonesia kala ini, berjudul: Laut Indonesia dalam Krisis[20].
Peristiwa
- Memperingati 20 tahun Bencana Chernobyl, mulai tanggal 9 hingga 14 Mei 2006, Greenpeace berkerjasama dengan Galeri Foto Jurnalistik Antara menggelar pameran foto karya Robert Knoth, fotografer dunia kelahiran Rotterdam, Belanda, yang semenjak 1994 berkerja di berbagai penjuru dunia seperti Afganistan, Sudan, Angola, Somalia, Burkina Faso, Sierra Leone, Thailand dan berbagai daerah lainnya. Foto-fotonya yang ditampilkan pada pameran di Galeri Foto Jurnalistik Antara, Pasar Baru, Jakarta, menampilkan potret para warga kampung di sekitar wilayah Chernobyl yang hingga sekarang dihantui oleh berbagai penyakit seperti kanker dan leukimia, dampak efek radiasi dan pencemaran nuklir tragedi Chernobyl.
- Sikap yang dibuat Penduduk Jepara kepada mengusir daerah di jadikan salah satu tapak pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) berhasil membuat NU Jawa Tengah memfatwakan haram kepada PLTN.
Sumber acuan
Pranala luar
Sumber :
id.wikipedia.org, civitasbook.com (Ensiklopedia), kategori-antropologi.kpt.co.id, wiki.edunitas.com, dsb.