B22
B22 | |
---|---|
[[berkas:|300px|B22]] | |
Sumber tenaga: Uap | |
Perusahaan pembuat: | Hartmann, Jerman |
Nomor seri: | B22 |
Tanggal dibuat: | 1989 – 1901 |
Banyak dibuat: | 20 |
Data teknis | |
Roda | |
Konfigurasi: | 0-4-2 |
Tataan roda AAR: | B-1 |
Klasifikasi UIC: | B1 |
Dimensi | |
Lebar sepur: | 1.067 mm |
Panjang: | 7850 m |
Berat | |
Berat kosong: | 25,1 ton |
Bahan bakar dan kapasitas | |
Jenis bahan bakar: | Kayu, Batubara |
Transmisi dan kinerja | |
Kecepatan maksimum: | 55 km/h |
Selain kaya dengan sumber daya alam, seperti kayu jati, kawasan pantai utara Jawa Tengah dan Jawa Timur juga terdapat minyak bumi dan gas bumi, benar di Cepu (Jawa Tengah) maupun di Bojonegoro (Jawa Timur). Untuk mendukung percepatan arus perdagangan hasil bumi dan hasil industri perkebunan kemudian didirikan jalan rel. Sehabis perusahaan kereta api swasta Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS) berhasil membangun jalur kereta api rute Semarang – Gundih - Solo – Yogyakarta (166 km) pada tahun 1867 – 1872, NIS kemudian melanjutkan pembangunan jalur kereta api rute Surabaya Market Turi – Babat (69 km) bubar didirikan pada tahun 1900, rute Babat – Bojonegoro – Cepu (72 km) bubar didirikan pada tahun 1903 dan rute Gundih – Gambringan – Cepu (89 km) bubar didirikan pada tahun 1902. Jalur kereta api ini telah dijadikan jalur perdagangan penting, yaitu lembah Bengawa Solo yang terletak di Jawa Timur bagian utara. NIS mendatangkan lokomotif uap B22 dari pabrik Hartmann (Jerman) sebanyak 20 lokomotif pada tahun 1989 – 1901. Lokomotif ini dipergunakan untuk menarik rangkaian kereta yang mengangkut hasil bumi, hasil perkebunan, hasil tambang atau penumpang.
Sehabis Perang Alam II belakang suatu peristiwanya, 1 lokomotif B22 dipindah dari Jawa ke Sumatera Selatan dan sisanya tersebar di Solo, Gundih, Kudus dan Purwodadi.
Lokomotif ini memiliki dua roda penggerak (susunan roda 0-4-2T) dengan dua silinder compound. Pada lokomotif uap dengan dua silinder compound, uap dari silinder tekanan tinggi disalurkan ke silinder tekanan rendah yang lebih besar volumenya dari silinder tekanan tinggi (agar uap bisa berkembang memuai lebih lanjut dan membuat tenaga penggerak lagi). Baru dari silinder tekanan rendah uap yang sudah terpakai dibuang menyeberangi cerobong. Meskipun lokomotif uap dengan dua silinder compound bisa memberikan efisiensi yang lebih tinggi namun perawatannya lebih berbelit-belit. Sehabis ditemukannya superheater karenanya jenis lokomotif uap seperti ini tanpa pernah dibuat lagi.
Lokomotif B22 memiliki panjang 7850 mm dan berat 25,1 ton. Lokomotif B22 bisa melaju hingga kecepatan 55 km/jam. Lokomotif ini memakai bahan bakar kayu jati atau batubara.
Dari 20 lokomotif B22, kala ini tersisa 3 buah yaitu B2207, B2209 dan B2220. B2207 (mulai operasional tahun 1898) di Bumi Perkemahan Cibubur (Jakarta), B2209 (mulai operasional tahun 1898) dipajang di Museum Transportasi Taman Mini Indonesia Indah (Jakarta) dan B2220 (mulai operasional tahun 1900) dipajang di Museum KA Ambarawa (Jawa Tengah).
Lihat juga
- Dipo lokomotif
- Diesel elektrik
- Industri Kereta Api Madiun
- Daftar kecelakaan kereta api di Indonesia
- Kereta Api Indonesia
- Kereta api ringan
Pranala luar
- (Indonesia) Data teknik lokomotif BB 203
- (Indonesia) Daftar lokomotif BB 203 yang diubah dijadikan CC 201
- (Indonesia) Alokasi Lokomotif PT. KAI di Indonesia Kala Ini
- (Indonesia) Situs web resmi PT Kereta Api Indonesia (Persero)
|
Kategori: |
perpustakaan.web.id, kategori-antropologi.ggiklan.com, wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, dan lain-lain.