Monoteisme
Ganti ke tayangan  M1, 2 Laptop HP
Kumpulan Kuliah Bebas         B D E F G H I J 
Cari di Kumpulan Kuliah Bebas   
Monopsoni  (Sebelumnya)(Pemikiran setelah iniMonsanto

Monoteisme

Monoteisme (berasal dari ucap Yunani monon yang berarti tunggal dan Theos yang berarti Tuhan) yaitu kepercayaan bahwa Tuhan yaitu satu/tunggal dan berkuasa penuh atas segala sesuatu.

Daftar inti

Macam-macam

Terdapat beragam bangun kepercayaan monoteis, termasuk:

  • Teisme, sebutan yang mengacu untuk keyakinan akan tuhan yang 'pribadi', berarti satu tuhan dengan kepribadian yang khas, dan bukan sekadar suatu daya ilahi saja.
  • Deisme yaitu bangun monoteisme yang meyakini bahwa tuhan itu ada. Namun demikian, seorang deis mendorong gagasan bahwa tuhan ini ikut campur di dalam alam. Jadi, deisme mendorong wahyu yang khusus. Sifat tuhan ini hanya dapat dikenal melalui nalar dan pengamatan terhadap alam. Karena itu, seorang deis mendorong hal-hal yang ajaib dan klaim bahwa suatu agama atau kitab suci memiliki pengenalan akan tuhan.
  • Teisme monistik yaitu suatu bangun monoteisme yang ada dalam Hindu. Teisme seperti ini berbedaan dengan agama-agama Semit karena dia mencakup panenteisme, monisme, dan pada kala yang sama juga mencakup konsep tentang Tuhan yang pribadi sebagai Yang Tertinggi, Mahakuasa, dan universal. Tipe-tipe monoteisme yang bedanya yaitu monisme bersyarat, arus Ramanuja atau Vishishtadvaita, yang mengakui bahwa alam yaitu babak dari Tuhan, atau Narayana, suatu bangun panenteisme, namun di dalam Yang Mahatinggi ini ada pluralitas jiwa dan Dvaita, yang berbedaan dalam arti bahwa dia bersifat dualistik, karena tuhan itu terpisah dan tidak bersifat panenteistik.
  • Panteisme berpendapat bahwa alam sendiri itulah Tuhan. Pemikiran ini menyangkal kehadiran Yang Mahatinggi yang transenden dan yang bukan yaitu babak dari alam. Tergantung akan pengertiannya, pandangan ini dapat dibandingkan sepadan dengan ateisme, deisme atau teisme.
  • Panenteism yaitu suatu bangun teisme yang berkeyakinan bahwa alam yaitu babak dari tuhan, tapi tuhan tidaklah identik dengan alam. Pandangan ini diturutkan oleh teologi babak dan juga Hindu. Menurut Hindu, alam yaitu babak dari Tuhan, tetapi Tuhan berbedaan dengan alam melainkan mentransendensikannya. Akan tetapi, berbedaan dengan teologi babak, Tuhan dalam Hinduisme itu Mahakuasa. Panenteisme dipahami sebagai "Tuhan ada di dalam alam sebagaimana jiwa ada di dalam tubuh". Dengan penjelasan yang sama, panenteisme juga dinamakan teisme monistik di dalam Hinduisme. Namun karena teologi babak juga tercakup di dalam arti yang luas dari panenteisme dan menyorongkan kehadiran Yang Mahatinggi dan Yang Mahakuasa, pandangan Hindu dapat dinamakan sebagai teisme yang monistik.
  • Monoteisme substansi, ditemukan misalnya dalam sejumlah agama pribumi Afrika, yang berpendapat bahwa tuhan yang jumlah itu yaitu pembentukan dari substansi yang satu yang ada di akhir-akhirnya, dan bahwa substansi yang ada di akhir-akhirnya itulah Allah. Pandangan ini jumlah miripnya dengan pandangan Tritunggal Kristen tentang tiga pribadi yang ada hakikat yang sama.

Perbandingan dengan Politeisme

Sebagai perbandingan, lihat Politeisme, yang berpendapat bahwa ada jumlah tuhan. Dualisme mengajarkan bahwa ada dua daya ilahi atau prinsip-prinsip kekal yang independen, yang satu yaitu Kebaikan, dan yang bedanya yaitu kuasa jahat, seperti yang diajarkan oleh Zoroastrianisme kuno (Zoroastrianisme modern sepenuhnya bersifat monoteistik). Pandangan ini semakin sempurna diajarkan dalam aliran-aliran yang muncul belakangan dari sistem Gonistik, seperti misalnya Manikeanisme.

Biasanya kaum monoteis akan menyebutkan bahwa berlandaskan artinya, monoteisme mesti berlawanan dengan politeisme. Namun demikian, para pemeluk di lingkungan tradisi politeistik seringkali berperilaku seperti kaum monoteis. Ini diakibatkan karena keyakinan akan tuhan yang jumlah itu tidak berarti bahwa mereka menyembah jumlah tuhan. Dengan cara historis, jumlah pemeluk politeis percaya akan keberadaan jumlah tuhan, tetapi mereka hanya menyembah satu saja, yang diasumsikan oleh si pemeluk itu sebagai Tuhan yang Mahatinggi. Praktek ini dinamakan henoteisme. Ada pula teologi-teologi monoteistik di dalam Hinduisme yang mengajarkan bahwa rupa-rupa Tuhan yang jumlah itu, yaitu Wisnu, Syiwa, atau Dewi, semata-mata menukar aspek-aspek dari daya Ilahi yang ada di akhir-akhirnya atau Brahman (lih. artikel tentang Nirguna Brahman dan Saguna Brahman). Beberapa orang mengklaim bahwa Hinduisme tidak pernah mengajarkan politeisme [1], dan klaim seperti itu dapat diasumsikan benar sebagai salah satu pandangan Hinduisme, yaitu pandangan Smarta yang yaitu sebuah pandangan monoteistik yang inklusif dari monoteisme, seperti yang akan dibahas kelak. Pandangan Smarta ini mendominasi pandangan Hinduisme di Barat dan telah membingungkan semua orang Hindu karena mereka diasumsikan politeistik. Arus Smarta ini yaitu satu-satunya cabang dalam Hinduisme yang sepenuhnya mengikuti pandangan ini. Swami Vivekananda, seorang pengikut Ramakrishna, serta jumlah tokoh bedanya yang memperkenalkan agama Hindu ke Barat, semuanya yaitu penganut arus Smarta. Hanya seorang pemeluk Smarta yang tidak ada masalah untuk menyembah Syiwa atau Wisnu bersama-sama karena dia mengertinya sebagai aspek-aspek yang berbedaan dari Tuhan yang semuanya membawa untuk Tuhan yang sama. Jadi, menurut teologi Smarta, Tuhan dapat memiliki sangat jumlah aspek, dan dengan demikian, begitu keyakinan ini, mereka percaya bahwa Wisnu dan Syiwa sesungguhnya yaitu Tuhan yang satu dan sama. Para teolog Smarta telah jumlah mengutip referensi untuk mendukung pandangan ini. Misalnya, mereka memberi arti ayat-ayat dalam Sri Rudram, mantra yang paling suci dalam Syiwaisme, dan Wisnu sahasranama, salah astu doa yang paling suci dalam Wisnuisme, untuk membuktikan keyakinan ini. Sebaliknya, seorang pemeluk Wisnuisme menganggap Wisnu sebagai Tuhan satu-satunya yang sejati, yang layak disembah dan menganggap penyembahan terhadap bentuk-bentuk yang bedanya semakin rendah atau begitu saja aib.

Monoteisme dapat dibagi dijadikan beragam bangun berlandaskan sikapnya terhadap politeisme: monoteisme inklusif menganggap bahwa semua tuhan atau dewa dalam politeisme semata-mata hanyalah nama-nama yang beda dari Tuhan monoteistik yang sama; Smartaisme, sebuah denominasi Hindu, mengikuti keyakinan ini dan percaya bahwa Tuhan itu hanya satu namun ada beragam aspek dan dapat disapa dengan nama yang berbeda-beda. Keyakinan ini mendominasi pandangan Hinduisme di barat. Sebaliknya, monoteisme eksklusif mengklaim bahwa semua tuhan ini yaitu salah dan berbedaan dari Tuhan yang monoteistik. Mereka itu hanyalah rekaan kuasa jahat, atau semata-mata suatu kekeliruan, sebagaimana yang dipahami oleh Wisnuisme, suatu arus dalam Hinduisme, terhadap penyembahan apapun selain untuk Wisnu. Monoteisme eksklusif yaitu petunjuk yang terkenal dalam petunjuk agama-agama Abrahamik.

Asal-usul agama-agama Abrahamik

Monoteisme diduga berasal dari ibadah untuk tuhan yang tunggal di dalam suatu panteon dan pembubaran tuhan-tuhan yang beda, seperti dalam kasus penyembahan Aten dalam pemerintahan firaun Mesir Akhenaten, di bawah pengaruh istrinya yang berasal dari Timur, Nefertiti. Ikonoklasme pada masa pemerintahan firaun ini diasumsikan sebagai asal-usul utama penghancuran berhala-berhala dalam tradisi Abrahamik, yang didasarkan pada keyakinan bahwa tidak ada Tuhan beda di luar tuhan yang mereka akui. Dengan demikian, sebetulnya di sini tergantung pengakuan dualistik dan diam-diam tentang keberadaan tuhan-tuhan yang beda, namun hanya sebagai lawan yang harus dihancurkan karena mereka mengalihkan perhatian dari tuhan utama mereka.

Monoteisme sebagaimana yang diwarisi oleh bangsa Israel dalam pengalaman Exodus di bawah pimpinan Musa, diasumsikan, oleh mereka yang berpendapat bahwa bangsa Israel ini yaitu orang-orang Hiksos, sebagai pewaris kebijakan-kebijakan keagamaan Akhenaten, karena sebelumnya orang-orang Yahudi ini yaitu politeis seperti halnya orang-orang Mesir. Masalah-masalah beda seperti Hak ilahi Raja juga muncul dari hukum-hukum firaun tentang penguasa sebagai demigod atau wakil-wakil dari Pencipta di muka bumi. Kuburan-kuburan yang akbar di piramida Mesir yang mengikuti observasi astronomis, menggambarkan hubungan selang firaun dengan langit atau sorga dan karenanya akhir diambil oleh para penguasa Krisen yang mengklaim bahwa mereka disampaikan kekuasaan langsung oleh Allah.

Zoroastrianisme diasumsikan oleh beberapa ahli sebagai bangun kepercayaan monoteistik yang paling awal yang berevolusi dalam kehidupan manusia, meskipun beberapa turunannya tidak sepenuhnya demikian, karena Tuhan yang utama dalam turunan-turunan seperti Zurvanisme bukanlah pencipta satu-satunya. Ada teori yang menerangkan bahwa Yudaisme dipengaruhi oleh Zoroastrianisme, terutama pada masa pembuangan di Babel, dan setelah itu jumlah babak dari Perjanjian Lama yang ditulis dan disunting. Yudaisme yang semakin awal diasumsikan hanya mengakui bahwa YHVH yaitu allah suku mereka (kemungkinan terkait dengan Yaw) yang yaitu dewa penjaga para keturunan Abraham, atau bahwa ada jumlah allah tetapi bahwa hanya allah mereka sajalah yang paling kuat. Pandangan ini tidak berlandaskan dengan pengertian diri agama-agama Abrahamik - Yudaisme, Kristen, Islam – yang dengan cara tradisional menegaskan bahwa monoteisme eksklusif yaitu agama asli dari seluruh umat manusia, sementara allah-allah bedanya dipandang sebagai berhala dan makhluk-makhluk yang aib disembah sebagai tuhan.

Beberapa profesor arkeologi membuat klaim yang controversial bahwa jumlah kisah di dalam Kitab Suci Ibrani, termasuk catatan-catatan penting mengenai Musa, Salomo, dan sebagainyanya, sesungguhnya mula-mula dikembangkan oleh para penulis yang dipekerjakan oleh Raja Yosias (ratus tahun ke-7 SM) untuk merasionalisasikan keyakinan monoteistik terhadap YHVH. Teori ini mencatat bahwa negara-negara tetangga, seperti misalnya Mesir, Persia dan lain-lain., meskipun menyimpan catatan-catatan tertulis, tidak ada tulisan-tulisan mengenai cerita-cerita Alkitab atau tokoh-tokoh utamanya sebelum 650 SM. Klaim-klaim seperti itu diuraikan dengan cara terinci dalam buku Who Were the Early Israelites? oleh William G. Dever, William B. Eerdmans Publishing Co., Grand Rapids, MI (2003). Buku bedanya yang serupa yaitu The Bible Unearthed oleh Neil A. Silberman dan rekan-rekannya, Simon dan Schuster, New York (2001).

Meskipun orang Kristen percaya akan satu Allah, mereka mengakui bahwa Allah ini, pada kenyataannya, ada tiga pribadi: Allah Bapa, Allah Anak, dan Allah Roh Kudus (bersama-sama dinamakan Tritunggal), Orang Kristen menekankan bahwa agama mereka bersifat monoteis. Biasanya teologi Kristen mengaku bahwa ketiga pribadi ini tidaklah independen melainkan 'homoousios', berarti bersama-sama mereka ada hakikat atau substansi ilahi yang sama. Namun, beberapa orang menyebutkan bahwa agama Kristen yaitu suatu bangun dari Triteisme. Semakin jauh, beberapa sekte minoritas dari agama Kristen, seperti misalnya Saksi Yehuwa, menyangkal gagasan tentang Tritunggal , sementara yang bedanya, seperti sekte Mormonisme, menyembah hanya satu Allah, namun buka terhadap keberadaan yang lain-lainnya. Rastafarian, seperti jumlah orang Kristen bedanya, percaya bahwa Allah yaitu esa dan juga Tritunggal, dalam kasus mereka, Allah yaitu Haile Selassie. Kaum Rasta memandang diri mereka sendiri, dan kemungkinan juga semua orang, sebagai unsure Roh Kudus dari Tritunggal, dengan Haile Selassie sebagai penjelmaan dari Allah Bapa dan Allah Anak. Haile Selassie juga dipandang sebagai kepala, dan kaum Rastafarian sebagai tubuh, dari Allah.

Monoteisme dalam Islam

Dalam Al-Qur'an, Surah Al Baqarah 2:115

ولله المشرق والمغرب فاينما تولوا فثم وجه الله ان الله وسع عليم Terjemahan : Dan kepunyaan Allah-lah Timur dan Barat, maka ke manapun kamu menghadap di situlah wajah Allah. Sesungguhnya Allah Maha Luas (rahmat-Nya) lagi Maha Mengetahui.

Dari pernyataan di atas, kita dapat melihat bahwa seperti Yudaisme dan Kekristenan--penafsiran Al Qur'an tentang Allah yaitu Tuhan yang kehadiran rohaninya dialami di dalam seluruh jagad raya. Islam menerangkan monoteisme dalam cara yang sederhana. Alih bahasa monoteisme dalam bahasa Arab yaitu (Tauhid). Tauhīd berarti satu (berasal dari ucap wahid/ahad). Ucap ini menyiratkan penyatuan, kesatuan atau mempertahankan sesuatu supaya tetap satu. Syahadat (الشهادة), yaitu pengakuan atau pernyataan percaya akan keesaan Allah dan bahwa Muhammad yaitu nabinya. "Ucapan tauhīd" yang berbunyi: "Lailahailallah" yang berarti bahwa satu-satunya tuhan (ilah) yang pantas untuk diabdi, ditaati, disembah, diturutkan petunjuknya hanyalah Allah.

Petunjuk Tauhid menurut Islam dibawa oleh seluruh Nabi/Rasul tak terkecuali. Tidak semua Nabi dikisahkan dalam Al Quran. Hanya saja setelah Kenabian Muhammad tidak akan ada Nabi lagi. Nabi-nabi sebelum Muhammad diutus untuk umatnya masing-masing, sedangkan Muhammad sebagai penutup para Nabi diutus untuk seluruh umat manusia hingga penghabisan zaman.

Pengucapan syahadat dalam Islam yaitu salah satu dari kelima Rukun Islam yang diakui oleh Muslim . Bila diucapkan dengan suara keras dan dengan bersungguh-sungguh, maka orang yang mengucapkannya diasumsikan telah menerangkan dirinya sebagai pemeluk agama Islam. Salat di dalam Islam, misalnya, mencakup pernyataan kesaksian tentang monoteisme. Islam menerangkan "Keesaan Allah" sebagai petunjuk utama mereka. Semakin jauh, Islam menganggap petunjuk Tritunggal yang dipahami Islam sebagaimana yang ada pada agama Kristen sebagai penyimpangan terhadap petunjuk (Yesus/Isa) yang ada di dalam petunjuk Islam tersebut.

Kebenaran seseorang dalam Islam diukur dari "penyerahan dirinya dengan cara total untuk petunjuk Allah". Penyerahan diri yang dimaksud yaitu menaruh diri sebagai pelayan Tuhan maksudnya hidup karena mencari keridhaan Allah dan tidak lagi hidup untuk kepentingannya sendiri, karena hanya dengan demikian pemeluk Islam diasumsikan kaffah dalam beribadat. Mereka yang mengaku diri Islam namun dalam kehidupan mereka tidak melaksanakan ajaran-ajaran yang ada dalam Islam, dapat dinamakan sebagai orang munafik. Orang munafik yaitu orang yang tidak jelas keyakinannya, orang yang di satu sisi mengakui Islam namun di sisi beda dia tidak melaksanakan apa yang diperintahkan dalam Islam. Orang-orang yang seperti inilah yang dinamakan dengan orang-orang yang kafir dengan sebenar-benarnya.

Dalam pengertian yang universal tauhīd sering juga dilambangkan dengan angka O (nol), yang berarti suatu kondisi di mana seseorang sudah mengikhlaskan diri sepenuhnya untuk Allah, sudah menanggalkan egonya, kepentingannya sehingga dirinya dengan kesadaran hidup meridukan ridha dari Allah , yang ada hanyalah Allah dan dirinya hanyalah perpanjangan tangan Allah. Bila ego telah hilang maka inilah penyatuan dengan Yang Maha Kuasa atau Manunggaling Kawulo Gusti yang sebenarnya hanya ada dalam agama Hindu. Ketika Syeh Siti Jenar mengungkapkan ini di tolak oleh beberapa akbar umat Islam. Karenanya simbol nol tidak ada berarti dalam umat Islam. Nol berarti nir kehampaan dan ini padanannya yaitu nirwana atau nirguna Tuhan tak tergambarkan, namun kenyataannya Islam menggambarkan Tuhan dengan sifat-sifat, Maha Besar, Maha Kuasa, dan lain-lain.

Monoteisme dalam agama Bahá'í

Seperti dalam agama Islam, agama Bahá'í mengerti monoteisme dalam pengertian yang sederhana. Doa harus dalam agama Bahá'í, misalnya, mengandung pernyataan kesaksian monoteistik yang jelas. Kedua agama ini menerangkan "Keesaan Allah" (Tauhīd) sebagai petunjuk utama mereka. Seperti juga halnya Islam, Bahá'í menganggap petunjuk Tritunggal dalam agama Kristen sebagai penyimpangan terhadap petunjuk asli Yesus yang ada dalam Bahá'í. Bahá'í memandang ajaran-ajaran non-monoteisme yang muncul sebelumnya sebagai versi kebenaran yang tidak cukup dewasa.

Agama Bahá'í juga menerima keotentikan para pendiri agama yang mengajarkan monoteisme, seperti misalnya Wisnuisme Gaudiya, yang memusatkan ibadahnya untuk Krisna sebagai Tuhan atau bahkan apa yang kadang-kadang dipahami sebagai ajaran-ajaran ateistik seperti misalnya Buddhisme.

Hinduisme

Dalam Hinduisme, ada beberapa pandangan yang terdiri dari monisme, dualisme, panteisme, panenteisme, yang dinamakan oleh beberapa ahli sebagai teisme monistik, serta monoteisme yang ketat. Namun mereka bukan politeistik, seperti yang dipandang biasanya orang luar. Hinduisme seringkali aib ditafsirkan jumlah orang sebagai agama politeistik. Misalnya yaitu pemeluk Hindu sendiri, misalnya kaum Smarta, yang mengikuti filsafat Advaita, yaitu monis, dan mengerti beragam manifestasi dari Tuhan yang esa atau sumber keberadaan. Kaum monis Hindu mengerti satu keesaan, dengan beragam pribadi Tuhan, sebagai aspek-aspek yang berbedaan dari Yang Maha Tinggi dan Esa, seeprti halnya satu pancaran cahaya yang dipisah-pisahkan dijadikan beragam jenis warna oleh sebuah prisma, dan semuanya sah untuk disembah. Beberapa dari aspek-aspek Tuhan di dalam agama Hindu mencakup Dewi, Wisnu, Ganesya, dan Syiwa. Pandangan Smarta inilah yang mendominasi pandangan tentang Hinduisme di Barat. hal ini diakibatkan karena Swami Vivekananda, seorang pengikut Ramakrishna, di selang jumlah orang bedanya, yang memperkenalkan keyakinan Hindu ke alam Barat, semuanya yaitu penganut Smarta. Aliran-aliran Hinduisme bedanya, seperti yang digambarkan kelak, tidak menganut keyakinan ini dengan cara ketat dan semakin ketat berpegang pada persepsi Barat tentang arti keyakinan yang monoteistik. Selain itu, seperti agama-agama Yudeo-Kristen yang percaya akan malaikat, orang Hindu juga percaya akan keberadaan yang belum cukup kuat, seperti halnya para dewa.

Hinduisme kontemporer kala ini dibagi dijadikan empat pembagian utama yaitu, Wisnuisme, Syiwaisme, Saktiisme, dan Smartaisme. Seperti halnya Yahudi, Kristen, dan Muslim yang mempercayai satu Tuhan namun berbedaan dalam konsep Ketuhanan, semua pengikut agama Hindu percaya pada satu Tuhan namun berbedaan dalam konsepnya. Dua bangun utama dari perbedaan ini yaitu selang dua kepercayaan monoteistik dari Wisnuisme yang menganggap Tuhan yaitu Wisnu dan Syiwaisme, yang mengerti Tuhan sebagai Syiwa. Aspek-aspek Tuhan yang bedanya pada kenyataannya yaitu aspek-aspek dari Wisnu atau Syiwa; lihat Smartaisme untuk informasi semakin lanjut.

Hanya seorang pemeluk Smartaisme tidak akan mengalami masalah untuk menyembah Syiwa atau Wisnu bersama-sama karena dia memandang beragam aspek dari Tuhan menuntun untuk satu Tuhan yang sama. Pandangan Smartalah yang mendominasi pandangan Hinduisme di Barat. Sebaliknya, seorang pemeluk Wisnuisme menganggap Wisnu sebagau Tuhan satu-satunya yang sejati, yang layak disembah, sementara bentuk-bentuk bedanya yaitu penampakan yang semakin rendah. Lihat misalnya, ilustrasi tentang pandangan pemeluk Wisnuisme tentang Wisnu sebagai Tuhan sejati yang esa di sini.

Dengan demikian, jumlah pemeluk Wisnuisme, misalnya, percaya bahwa hanya Wisnu lah yang dapat menganugerahkan tujuan terakhir manusia, moksa. Lihat misalnya, di sini. Demikian pula, jumlah pemeluk Syiwaisme juga menganut keyakinan yang sama, seperti yang diilustrasikan pada di sini dan di sini.

Namun, bahkan pemeluk Wisnuisme, seperti orang-orang Hindu bedanya, ada toleransi terhadap keyakinan-keyakinan yang beda karena Dewa Krisna, avatar Wisnu, menyebutkannya demikian di dalam Gita. Beberapa pandangan melukiskan pandangan toleran ini:

Krisna berkata: "Dewa atau bangun apapun yang disembah seorang percaya, aku akan menguatkan imannya. Namun demikian, hanya Akulah yang mengaruniakan keinginan mereka." (Gita: 7:21-22)

Kutipan beda di dalam Gita mengatakan:

"O Arjuna, bahkan pemeluk-pemeluk yang menyembah tuhan-tuhan beda yang semakin rendah, (mis. dewa-dewa) dengan iman, mereka pun menyembah Aku, tetapi dalam cara yang tidak tepat, karena Akulah yang Maha Tinggi. Hanya akulah yang menikmati semua ibadah kurban (Seva, Yajna) dan Tuhan sarwa sekalian alam." (Gita: 9:23)

Bahkan sebuah ayat Weda melukiskan tema toleransi ini. Kitab-kitab Weda dihormati di dalam Hinduisme, apapun juga arusnya. Misalnya, sebuah nyanyian Rig Weda yang terkenal menerangkan bahwa: "Kebenaran hanya Satu, meskipun para pandai mengenalnya dalam beragam bangun." Hal ini berlawanan dengan keyakinan-keyakinan di dalam tradisi-tradisi agama beda, yang mewajibkan pemeluknya mempercayai Allah hanya dalam satu aspek dan mendorong begitu saja atau meremehkan keyakinan-keyakinan bedanya.

Monoteisme dalam Taoisme

Tao yaitu Yang Tertinggi yang tidak dapat diartikan dengan bahasa manusia, sifatnya yaitu ketiadaan (nothingness) dan mengandung tuhan-tuhan yang bedanya. Berbedaan dengan monoteisme Timur Tengah, Tao tidak ada sifat-sifat pribadi seperti kesucian, cinta kasih, dan kebenaran. Hal ini membuat Taoisme terbebas dari masalah-masalah teodisi.

Lihat pula

 

Abrahamisme · Akosmisme · Agnostisisme · Animisme · Anti agama · Ateisme · Dharmisme · Deisme · Dualisme · Esoterikisme · Teologi feminis · Gnostisisme · Henoteisme · Humanisme · Immanenke · Monisme · Monoteisme · Mistisisme · Naturalisme · New Age · Nondualisme · Pandeisme · Panteisme · Politeisme · Teologi Proses · Samanisme · Taois · Teism · Transenden



Sumber :
indonesia-info.net, kategori-antropologi.ptkpt.net, wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, dsb-nya.



 Kumpulan Perdebatan
 Pengajuan Keringanan Biaya Pendidikan
 Download Brosur
 Program Perkuliahan Reguler
 Lowongan Karir
Pendaftaran Online
Info Beasiswa
eduNitas.com
Being Successful is Easy
Informasi PTS Penyelenggara
Program Kuliah Karyawan (Perkuliahan Online)

Profile PTS-PTS
Penerimaan Mhs Baru
Jurusan
Program Studi + Gelar
Layanan Kami
Dapat Karir Baru
Pustaka Online
 ⛤ Afrika
 ⛤ Fakfak
 ⛤ Filsafat
 ⛤ Fisika
 ⛤ Humbang Hasundutan
 ⛤ Malaysia
 ⛤ Militer
 ⛤ Nepal
 ⛤ Pahlawan Nasional
 ⛤ Sepakbola
 ⛤ Tumbuhan
Jaringan Portal Gabungan PTS
Jaringan Portal Perkuliahan Reguler
Jaringan Portal Program Magister (Pascasarjana, S2)
Jaringan Portal Kelas Karyawan
Jaringan Portal Kuliah Shift
 Latihan Soal Try Out
 Kelas Paralel
 Al-Quran Online
 Tips & Trik TPA/Psikotes
 Pendaftaran Online
 Program Kuliah Gratis
 Kuliah Shift
 Referensi Teknik Informasi
 Semua Promosi
 Program Perkuliahan Online / Jarak Jauh di 168 PTS Terbaik
 Program S2 (Pascasarjana, Magister)
 Waktu Salat
 Ensiklopedis Bebas




Kandungan Vitamin B5 pada berbagai sayuran, Lutein + Zeaksantin / Zeaxanthin, dsb.
Menanam benih Srikaya di pot / polybag

DOWNLOAD Gratis
Brosur Kelas Karyawan
Gabungan Seluruh Wilayah Indonesia

PDF (11,2 MB)ZIP (8,8 MB)
jpg (36,2 MB)
Brosur Kelas Karyawan
JABODETABEK

PDF (5,5 MB)ZIP (4,4 MB)
jpg (13,2 MB)
Brosur Kelas Karyawan
DIY,JATENG,JATIM & BALI

PDF (4,4 MB)ZIP (3,5 MB)
jpg (14,5 MB)
Brosur Kelas Karyawan
JAWA BARAT

PDF (2,8 MB)ZIP (2,2 MB)
jpg (7,1 MB)
Brosur Kelas Karyawan
SULAWESI

PDF (1,9 MB)ZIP (1,5 MB)
jpg (5,6 MB)
Brosur Kelas Karyawan
SUMATERA & BATAM

PDF (2,2 MB)ZIP (1,7 MB)
jpg (6,5 MB)
Brosur Khusus Reguler
PDF (4,1 Mb)ZIP (8,4 Mb)
Kalender 2023
jpg (2,1 Mb)PDF (400 kb)
Soal UN + SBMPTN
PDF(3,5 Mb)ZIP(1,5 Mb)

Masa kehamilan kucing, perawatan anak kucing, dsb.
155 Jenis Kucing di Indonesia






PERMINTAAN BROSUR
(GRATIS dikirim via POS)
Nama Penerima Katalog

Alamat Lengkap

Provinsi + Kota/Kabupaten

Kode Pos

Email (tidak wajib)

☆ harus diisi lengkap & jelas
Atau kirimkan nama dan
alamat lengkap via SMS ke HP:
08523 1234 000


  ⛤    ⛤    ⛤    ⛤    ⛤    ⛤  
Monoteisme   ⛤   Kumpulan Kuliah Bebas