William Shakespeare |
---|
Potret Chandos, artis dan keaslian belum dikonfirmasi. National Portrait Gallery, London |
Lahir | dibaptis 26 April 1564 Stratford-upon-Avon, Warwickshire, Inggris |
---|
Wafat | 23 April 1616 Stratford-upon-Avon, Warwickshire, Inggris |
---|
Pekerjaan | Dramawan, penyair, aktor |
---|
Kebangsaan | Inggris |
---|
Periode menulis | Renaisans Inggris |
---|
Pasangan | Anne Hathaway (1582-1616) |
---|
Anak | Susanna Hall Hamnet Shakespeare Judith Quiney |
---|
Kerabat | John Shakespeare (ayh) Mary Shakespeare (ibu) |
---|
|
Tanda tangan | |
---|
"Who can control his fate?" |
—Othello |
William Shakespeare (lahir di Stratford-upon-Avon, Warwickshire, Inggris, 26 April 1564 – meninggal di Stratford-upon-Avon, Warwickshire, Inggris, 23 April 1616 pada umur 51 tahun) adalah seorang penulis Inggris yang seringkali disebut orang sebagai salah satu sastrawan terbesar Inggris. Dia menulis anggar-anggar 38 sandiwara tragedi, komedi, sejarah, dan 154 sonata, 2 puisi naratif, dan puisi-puisi bedanya. Dia menulis selang tahun 1585 dan 1613 dan karyanya telah diartikan di hampir semua bahasa hidup di dunia dan dipentaskan di panggung lebih daripada semua penulis sandiwara bedanya.
Kehidupan
"Some are born great, some achieve greatness, and some have greatness thrust upon them" |
—Twelfth Night |
Shakespeare lahir di Stratford-upon-Avon, Inggris, pada bulan April 1564, sebagai putra John Sekspeare dan Mary Arden. Ayah William cukup kaya ketika dia lahir dan memiliki bidang usaha pembuatan sarung tangan namun kemudian dia dijadikan sedikit miskin setelah menjual wol dengan cara ilegal. Shakespeare tanpa mengikuti jejak ayahnya.
Pada masa 100 tahun itu, sekolah umum baru dimulai di Inggris. Sebelumnya, hampir semua anak tanpa tahu cara membaca dan menulis, mereka hanya memperoleh ilmu suatu keterampilan atau bertani. Shakespeare pergi ke salah satu sekolah umum yang baru ini. Dia memperoleh ilmu Latin, yang merupakan bahasa semua kaum terpelajar, tanpa peduli dari negara mana mereka berasal. Dari London ke Lisbon, dari Aleksandria ke Konstantinopel, dari Tunis ke Yerusalem, semua orang terpelajar berkata Latin dan bahasa ibu mereka. Semua dokumen penting, adun dokumen negara, gereja, atau perdagangan, ditulis memakai Latin.
Shakespeare juga mengkaji karya-karya para penulis dan filosofer dari Yunani Kuno dan Romawi. Lebih dari 100 tahun berlalu sejak Johannes Gutenberg memperkenalkan percetakan ke Eropa pada tahun 1452. Shakespeare dan orang Inggris beda yang mampu membaca ─ dan bisa membeli ─ buku-buku dijadikan erat dengan kisah-kisah dari bermacam tempat seperti Italia, Perancis, Asia Minor, dan Afrika Utara. Beberapa kisah-kisah ini dijadikan landasan cerita-cerita terbesar Shakespeare. Contohnya, The Golden Ass karya Apuleius, sebuah kisah kuno dari Afrika Utara, kemungkinan merupakan kisah yang menginspirasikan Impian di Tengah Musim. Shakespeare meminjam kisah untuk Romeo dan Juliet dari seorang penulis Inggris beda, yang mendapatnya dari seorang penulis Perancis, yang mengalihbahasakannya dari kisah masa 100 tahun ke-16 oleh Luigi da Porta dari Italia yang bersumpah bahwa kisah tersebut adalah berdasarkan kisah nyata.
Sampul muka Folio Pertama, 1623. Gambar Shakespeare oleh Martin Droeshut
Di dalam dunia Shakespeare, terdapat susunan-susunan yang telah diterima dengan cara umum. Hampir semua orang di Inggris adalah Kristen. Di hierarki terbawah terdapat kaum pekerja, di atasnya para petani dan pedagang, lewat para pendeta dan pengawal, lewat naik kembali para kesatria, tuan tanah, uskup mulia, dan para raja muda. Sang monarki bertakhta di puncak tatanan sosial. Di Inggris, monarki tersebut adalah Ratu Elizabeth I (yang dilangsungkan dengan kemenakannya, James I).
Elizabeth I memerintah Inggris hampir selama hidup Shakespeare. Pada masa 100 tahun tersebut tanpa telah tersedia peperangan. Diplomasi sang ratu membuat kedua seterunya Perancis dan Spanyol terbangun seimbang. Perdagangan berkembang. London dijadikan kota yang padat, ramai, dan penuh dengan peluang. Rumah-rumah sandiwara didirikan di London; teater-teater tersebut adalah tempat yang populer dihadiri masyarakat.
Sistem kelas pada masa 100 tahun Shakespeare mampu saja sudah memiliki susunan-susunan, namun hal tersebut tanpa statis. Orang-orang mulai berpikir tentang mereka sendiri. Shakespeare hidup di masa 100 tahun Renaisans yang berarti "kelahiran kembali" yang terjadi pada masa 100 tahun ke-15 hingga masa 100 tahun ke-17 di Eropa.
Renaisans Eropa menghidupkan kembali proses memperoleh ilmu klasik. Pada masa 100 tahun tersebut terdapat aksi kebangkitan minat terhadap seni, musik, dan arsitektur. Suatu dunia yang tua dan stagnan tiba-tiba berubah dijadikan hidup dan vibran. Meskipun hampir semua orang percaya bahwa tataan matahari, bulan, bintang, dan planet memengaruhi nasib mereka, beberapa orang mulai mengubah cara berpikir mereka tentang diri mereka dan dunia yang mereka tinggali. Mereka mulai memahami kekuasaan dan posisi pemerintahan dibuat oleh manusia, bukan ditentukan oleh Tuhan sejak lahirnya. Mereka menyadari bahwa kekristenan bukanlah satu-satunya agama di dunia. Dan karena banyak di selang mereka mulai mampu membaca, maka banyak juga yang tanpa ingin tinggal di kelas sosial tempat mereka dilahirkan. Banyak petualang Renaisans memakai cara mereka sendiri-sendiri untuk mencari rezeki dan mengembangkan kehidupan mereka. Shakespeare adalah salah satu dari orang-orang tersebut.
Pada awal 1590-an, William Shakepseare mengokohkan dirinya sebagai seorang penulis sandiwara dan aktor di London. Selain itu, dia juga memiliki anggota dari rumah sandiwara tempat dia dan teman-temannya bermain. Itu mungkin adalah sumber penghasilannya. Shakespeare menikahi Anne Hathaway, yang delapan tahun lebih tua darinya, pada tanggal 28 November 1582 di Temple Grafton, dekat Stratford. Anne kala itu hamil tiga bulan. Bersama-sama mereka dikaruniai tiga anak: Susanna, dan si kembar Hamnet dan Judith. Istri dan ketiga anaknya tinggal di Stratford, dan kemungkinan akbar Shakespeare pergi mengunjungi mereka setahun sekali. Pada tahun 1596 Hamnet berpulang. Karena kemiripan nama, banyak orang berpikir bahwa hal ini mengilhaminya untuk menulis The Tragical History of Hamlet, Prince of Denmark.
Shakespeare dijadikan orang teater yang sangat terkenal, sangat populer, dan sangat kaya. Ratu Elizabeth I sangat menyukai karya-karyanya; begitu pula dengan Raja James I, penerusnya. Pada pemerintahan James I, Shakespeare dan kawan-kawan terkenal dengan sebutan "Orang-orang Raja" karena Raja James I adalah pengunjung mereka yang spesial. Shakespeare dan Orang-orang Raja bermain di istana kerajaan, di teater Globe dan di rumah sandiwara mereka, dan teater Blackfriars. Untuk mendapat lebih banyak uang, mereka juga mengadakan tur keliling Inggris, terutama pada saat-saat wabah penyakit menjangkit Inggris.
"All the world's a stage ... .. " |
—As You Like It |
Orang-orang masa 100 tahun Elizabeth tanpa memandang pemain atau penulis sandiwara adalah pekerjaan yang terhormat. Pergi ke teater pada masa 100 tahun tersebut tanpa sama seperti pergi ke teater pada masa ini, hal itu lebih seperti pergi menonton pertandingan sepak bola!
Teater-teater masa 100 tahun Elizabeth merupakan yang didirikan kayu yang bertingkat-tingkat. Para penonton duduk di ketiga sisi atau berdiri di tengah-tengah lantai. Anggota tengah teater buka atapnya karena pada masa 100 tahun itu belum telah tersedia penerangan buatan. Ribuan orang berjejalan di teater untuk pertunjukan sore hari. Para penonton berteriak-teriak di balik para aktor. Teater Globe adalah tempat yang padat pengunjung, bising, dan berjejal-jejalan.
Puluhan ribu orang yang memadati untuk melihat sandiwara Shakespeare hendak mampu mendengar 1700 kata yang dibuat oleh Shakespeare. Banyak kata-kata ciptannya yang masa ini masih dipakai. Contohnya: "deafening" (menulikan), " hush", " hurry" (lekas), " downstairs" (di bawah), " gloomy" (sedih), " lonely" (sendirian), " embrace" (pelukan), " dawn" (senja). Ejaan yang dipakai Shakespeare pun berbedaan dari masa 100 tahunnya. Orang-orang masa 100 tahun Elizabeth mengeja kata-kata seperti yang tertulis, seperti Latin dan Indonesia. Tanpa telah tersedia cara "yang benar" untuk mengeja. Orang-orang menulis suatu kata seperti ejaan yang mereka inginkan. Jika ingin menulis "me" (saya) tapi ingin memberikan penekanan pada kata tersebut, maka kata tersebut hendak dituliskan "mee". Jika sang penulis ingin kata tersebut dibaca seperti orang berteriak dari atap rumah, maka kata tersebut hendak dituliskan "Meee".
Dalam teks Shakespeare hendak dijumpai kata "stayed" (tinggal) dieja "stay'd", karena Shakespeare ingin mengucapkan kata tersebut sebagai satu suku kata (baca: 'steid') seperti ejaan bahasa Inggris sekarang, bukan dua suku kata (baca: 'stei-ed'). Bahasa Inggris modern banyak memakai penulisan dari masa 100 tahun dahulu namun dengan memakai ejaan yang baru. Misalnya kata "knight" (kesatria) dahulunya dieja sama seperti tulisannya (baca: 'k-ni-gh-t' 4 suku kata). Di dalam budaya oral seperti masa 100 tahun Shakespeare, orang-orang memedulikan detail intonasi, nada suara, dan bunyi yang ditimbulkan pada waktu mereka berkata sehingga bahasa lisan yang dipakai lebih kaya pada masa 100 tahun dahulu daripada masa 100 tahun sekarang.
"To be, or not to be, that is the question" |
—Hamlet |
William Shakespeare menulis selama dua puluh lima tahun, membuat tiga puluh enam hingga tiga puluh sembilan karya yang diketahui hingga masa ini. Topik yang dicakup beragam mulai dari roman komik hingga perang beradik-berkakak, dari permainan domestik hingga kejadian politis yang menggegerkan dunia. Namun tiga hal yang mendasari seluruh karyanya adalah pertanyaan-pertanyaan: Apa berarti untuk hidup? Bagaimana cara kami hidup? Apa yang harus kami lakukan?
Sandiwara Shakespeare menawarkan pemahaman yang mendalam terhadap pertanyaan-pertanyaan tersebut. Itulah karenanya mengapa ahli-ahli literatur mengkaji karyanya, politikus-politikus mengutipnya, filosofer-filosofer menemukan cara berpikir yang baru dari membaca dan membaca ulang karyanya. Mengkaji Shakespeare adalah seperti mengkaji hidup dari bermacam sudut pandang: psikologis, politis, filosofis, sosial, spiritual. Ritme yang dipakainya dalam kata-katanya terefleksi dalam ritme tubuh kami. Memainkan peranan sandiwara Shakespeare di panggung membuat seseorang menyadari seberapa dalam seseorang harus menarik napas agar suaranya mampu terdengar sampai ujung ruangan.
Shakespeare berhenti menulis pada tahun 1611 dan berpulang beberapa tahun kemudian pada 1616. Sampai wafatnya dia tetap menikah dengan Anne. Pada batu nisannya tertulis: "Blest be the man who cast these stones, and cursed be he that moves my bones." (bahasa Indonesia: "Terbekatilah dia yang menaruh batu-batu ini, dan terkutuklah dia yang mengalihkan tulang-tulangku.")
Tulisan
"I grow, I prosper" |
—King Lear |
Shakespeare menulis tentang kondisi manusia yang sangat manusiawi. Dia memahami apa yang hampir semua orang ingini: untuk menyukai orang beda, dan disayangi oleh orang lain; makan, minum, dan tidur dengan tenang; untuk hidup di tengah dunia yang akbar dan memiliki arti di dalam hidup. Shakespeare juga memahami bahwa manusia memiliki kelemahan-kelemahan yang kadang-kadang jauh dari rencana-rencana mereka yang terhormat (atau tanpa terhormat). Shakespeare adalah seorang jenius yang menunjuk pada kami diri kami sesungguhnya.
Daftar karya
Tragedi
Komedi
- The Comedy of Errors
- All's Well That Ends Well
- As You Like It
Sejarah
- Richard III
- Richard II
- Henry VI, part 1
- Henry VI, part 2
- Henry VI, part 3
- Henry V
- Henry IV, part 1
- Henry IV, part 2
- Henry VIII
- King John
Puisi
"I could have stay'd here all the night to hear good counsel. O, what learning is!" |
—Romeo and Juliet |
- Shakespeare's Sonnets
- Venus and Adonis
- The Rape of Lucrece
- The Passionate Pilgrim
- The Phoenix and the Turtle
- A Lover's Complaint
Pranala luar
- (Inggris) William Shakespeare di Wikisource
- (Inggris) Open Source Shakespeare
- (Inggris) Kelompokan Puisi Bahasa Inggris "William Shakespeare"
- (Inggris) Kelompokan Naskah Drama William Shakespeare
Sumber acuan
- Tina Packer, "Tales from Shakespeare", Scholastic, 2004
Karya lengkap William Shakespeare |
---|
| Tragedi | | |
---|
| Komedi | Impian di Tengah Musim · All's Well That Ends Well · As You Like It · The Comedy of Errors · Cymbeline · Love's Labour's Lost · Malam Keduabelas · Measure for Measure · The Merry Wives of Windsor · Much Ado About Nothing · Pedagang dari Venezia · Perikles, Pangeran dari Tirus · Taming of the Shrew · The Tempest · The Two Gentlemen of Verona · The Two Noble Kinsmen · The Winter's Tale |
---|
| Sejarah | Raja John · Richard II · Henry IV, Anggota 1 · Henry IV, Anggota 2 · Henry V · Henry VI, anggota 1 · Henry VI, anggota 2 · Henry VI, anggota 3 · Richard III · Henry VIII |
---|
| Puisi | Sonata Shakespeare · Venus dan Adonis · Pemerkosaan Lucrece · The Passionate Pilgrim · The Phoenix and the Turtle · A Lover's Complaint |
---|
| Apokripa | Edward III · Sir Thomas More · Cardenio (hilang) · Love's Labour's Won (hilang) · Kelahiran Merlin · Locrine · The London Prodigal · The Puritan · The Second Maiden's Tragedy · Richard II, Anggota I: Thomas dari Woodstock · Sir John Oldcastle · Thomas Lord Cromwell · Tragedi Yorkshire · Fair Em · Mucedorus · The Merry Devil of Edmonton · Arden dari Faversham · Edmund Ironside |
---|
| Karya beda | Shakespeare dalam film · Judul-judul berdasarkan Shakespeare · Tokoh-tokoh · Problem Dramas · Ghost characters · Reputasi · Kata-kata baru · Pengaruh terhadap Bahasa Inggris · Masalah Pengarang |
---|
|
Sumber :
m.andrafarm.com, kategori-antropologi.ggiklan.com, wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, dll.