Pakan

Untuk pakan dalam pertekstilan, lihat: pakan (tekstil).
Sapi yang baru saja makan.

Pakan adalah makanan/asupan yang diberikan untuk hewan ternak (peliharaan)[1]. Istilah ini diadopsi dari bahasa Jawa[1]. Pakan merupakan sumber energi dan materi bagi pertumbuhan dan dan kehidupan makhluk hidup [1]. Zat yang paling utama dalam pakan adalah protein [1]. Pakan berkualitas adalah pakan yang kandungan protein, lemak, karbohidrat, mineral dan vitaminnya seimbang [2].

Hal Penting Mengenai Pakan

Hal yang harus diperhatikan dalam mengenai pakan yaitu pakan tidak boleh disimpan dalam 2 hari pertama, tempat penyimpanan pakan sebaiknya kering (tidak lembap)[3]. Apabila pakan dibeli di pabrik sebaiknya dipastikan pabrik tersebut menghasilkan pakan dengan kualitas yang baik [3]. Kualitas pakan dapat menentukan kualitas ternak [3]. Jika pakan disimpan dalam wadah, sebaiknya wadah tersebut ditutup rapat dan tidak hadir udara yang turut [3]. Pakan yang terkontaminasi udara lembap hendak berjamur [3].

Fungsi pakan

Bagi semua maklukh hidup, pakan memiliki peranan sangat penting sebagai sumber energi untuk pemeliharaan tubuh, pertumbuhan dan perkembangbiakan [4]. Berlainan daripada itu, pakan juga dapat dipakai untuk tujuan tertentu, misalnya untuk menghasilkan warna dan rasa tertentu. Fungsi berlainannya diantaranya yaitu sebagai pengobatan, reproduksi, perbaikan metabolisme lemak dll [4]. Namun pemberian pakan terlampau banyak dapat membuat hewan peliharaan menjadi rentan terhadap penyakit, produktifitasnya pun hendak menurun [5].

Macam-Jenis Pakan

Pada industri peternakan masa sekarang, pakan yang diberikan biasanya berupa campuran dari bahan alami dan bahan buatan (komposisi) yang telah ditingkatkan kandungan gizinya [3]. salah satunya yaitu yang berasal dari limbah perkebunan. Sekali-sekali pada pakan ditambahkan pula hormon dan vitamin tertentu untuk memacu pertumbuhan ternak dan memerdekakannya dari stress [3].

Pakan Buatan

Pakan buatan adalah pakan yang disiapkan oleh manusia dengan bahan dan komposisi tertentu yang sengaja disiapkan oleh manusia [6]. Pakan buatan bersifat basa, seperti bangun-bangun pasta atau emulsi (cairan pekat), tidak perlu disimpan [6]. Jenis pakan basah sebaiknya ditempatkan dalam satu kali pemberian/ aplikasi karena pakan jenis ini sepele rusak jenis kandungannya [6]. Namun bila memang harus disimpan, sebaiknya disimpan dalam ruangan pendingin (lemari es), itu pun tidak dapat melampaui batas lama, hanya 2 s.d 3 hari[6]. Jika melampaui batas lama disimpan, kualitas pakan turun dan tidak bagus untuk dikonsumsi [6]. Bahan baku yang dipakai untuk menentukan kualitas pakan buatan harus memenuhi beberapa syarat diantaranya , bernilai gizi, sepele dicerna, tidak mengandung racun, sepele diperoleh, dan bukan merupakan kebutuhan isi manusia [7].

Golongan Pakan Buatan

Pakan buatan dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu pakan komplet (complete feed) dan pakan suplemen (suplemental feed) [7]. Pakan komplet adalah pakan yang diformulasi sedemikian rupa sehingga memiliki semua vitamin esensial dalam jumlah yang diperlukan oleh ternak [7]. Pakan ini lebih ditujukan untuk memberikan pertumbuhan normal pada hewan yang tidak mendapatkan suplai vitamin dari pakan alami [7]. Pakan suplemen adalah pakan yang diformulasi sedemikian rupa hingga mengandung protein dan energi yang memadai, tetapi mungkin kekurangan mikronutrien tertentu [7].

Keuntungan Pakan Buatan

Beberapa keuntungan yang dapat diperoleh dari penggunaan pakan buatan, diantaranya yaitu, bahan baku pakan dapat berupa limbah industri pertanian, perikanan, peternakan, dan makanan yang bernilai ekonomi rendah, tetapi masih mengandung nilai gizi yang cukup tinggi [7]. Pakan buatan juga dapat disimpan dalam waktu relatif lama, tanpa terjadi perubahan kualitas yang drastis. Dengan demikian kebutuhan pakan dapat terpenuhi setiap masa [7]. Berlainan daripada itu pakan buatan juga dapat mengubah warna dan rasa, contohnya pada ikan [7]. Penambahan lemak pada jumlah tertentu menjadikan daging ikan lebih gurih [7]. Berlainan daripada itu pemberian kepompong ulat sutera dapat memperbaiki aroma daging ikan [7]. Penambahan ekstrak bunga marigold ke dalam pakan, seperti banyak yang diterapkan oleh petani di Jepang, dapat menghasilkan aroma daging ikan yang lebih baik dan warna yang lebih menarik [7].

Pakan Alami

Sesuai dengan namanya, pakan alami adalah pakan yang berasal dari alam [8]. Namun dalam perkembangannya, sumber pakan alami tidak hanya berasal dari alam [8]. Sumber makan ini juga dapat berasal dari budidaya [8]. Pakan alami rata-rata memiliki kandungan protein cukup tinggi [8]. Pakan alami yang masih hidup dapat disimpan dalam lemari es pada bagian freezer[9]. Kadar air pakan alami harus tetap dijaga [9]. Jika tidak dibekukan, pakan alami dapat membusuk hingga menurunkan kualitas pakan [9]. Pakan alami hidup contohnya untuk ikan koi, terdiri dari cacing darah (blood worm), cacing sutera (tubifex), kutu air (daphnia) dan udang [9]

Sumber acuan

  1. ^ a b c d Khairuman, Amri K. 2003.Pembenihan & Pembesaran Gurami dengan cara Intensif (ed. Revisi). Jakarta: AgroMedia.
  2. ^ Tiana OA, Murhananto. 2004.Membedah Rahasia Sukses Memelihara Koi. Halaman : 48. Jakarta: AgroMedia.
  3. ^ a b c d e f g Azhari. 2003.Jakarta city tour: tragedi, ironi, dan teror. Jakarta: AgroMedia.
  4. ^ a b Afrianto Eddy, Liviawaty E. 2002.Pakan Ikan Dan Perkembangannya. Jakarta: Kanisius.
  5. ^ Kartadisastra. 2003.PENGELOLAAN PAKAN AYAM, Kiat Meningkatkan Keuntungan dalam Agribisnis Unggas. Jakarta: Kanisius.
  6. ^ a b c d e Afrianto Eddy, Liviawaty E. 2002.Pemeliharaan Kepiting. Jakarta: Kanisius.
  7. ^ a b c d e f g h i j k Afrianto Eddy, Liviawaty E. 2002.Pakan Ikan dan Perkembangannya. Jakarta: Kanisius.
  8. ^ a b c d Z Akhmad, Rahmadi A. 2002. Memilih & Membuat Pakan Tepat untuk Lou Han. Hal 47. Jakarta: AgroMedia.
  9. ^ a b c d Tiana AH. 2002. Memilih & Membuat Pakan Tepat untuk Koi. Hal 47. Jakarta: AgroMedia.

Rujukan

  • Afrianto Eddy, Liviawaty E. 2002.Pemeliharaan Kepiting. Jakarta: Kanisius.
  • Afrianto Eddy, Liviawaty E. 2002.Pakan Ikan Dan Perkembangannya. Jakarta: Kanisius.
  • Azhari. 2003.Jakarta city tour: tragedi, ironi, dan teror. Jakarta: AgroMedia.
  • Kartadisastra. 2003. PENGELOLAAN PAKAN AYAM, Kiat Meningkatkan Keuntungan dalam Agribisnis Unggas. Jakarta: Kanisius.
  • Khairuman, Amri K. 2003. Pembenihan & Pembesaran Gurami dengan cara Intensif (ed. Revisi). Jakarta: AgroMedia.
  • Tiana AH dkk. 2002. Memilih & Membuat Pakan Tepat untuk Koi. Hlmn 22. Jakarta: AgroMedia.
  • Tiana OA, Murhananto. 2004. Membedah Rahasia Sukses Memelihara Koi. Hal 48. Jakarta: AgroMedia.
  • Z Akhmad, Rahmadi A. 2002. Memilih & Membuat Pakan Tepat untuk Lou Han. Hal 47. Jakarta: AgroMedia.


Sumber :
wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, ilmuwan.web.id, kategori-antropologi.andrafarm.com, dll.