Kecak

Musik dari Indonesia
Traditional indonesian instruments04.jpg
Gong dari Jawa
Garis waktu • Contoh
Ragam
Klasik • Kecak • Kecapi suling • Tembang Sunda • Pop • Dangdut • Hip hop • Keroncong • Gambang keromong • Gambus • Jaipongan • Langgam Jawa • Pop Batak • Pop Minang • Pop Sunda • Qasidah modern • Rock • Tapanuli ogong • Tembang Jawa
Wujud tertentu
Angklung • Beleganjur • Calung • Gamelan • Degung • Gambang • Gong gede • Gong kebyar • Jegog • Joged bumbung • Salendro • Selunding • Semar pegulingan
Musik daerah
Bali • Kalimantan • Jawa • Kepulauan Maluku • Papua • Sulawesi • Sumatera • Sunda
Tari kecak
Penampilan tari Kecak pada penutupan pameran pengolahan mendidik di Kolese Kanisius, Jakarta.

Kecak (pelafalan: /'ke.tʃak/, dengan cara kasar "KEH-chahk", pengejaan alternatif: Ketjak, Ketjack), adalah pertunjukan tarian seni khas Bali yang lebih utama mengisahkan mengenai Ramayana dan diperagakan terutama oleh laki-laki. Tarian ini dipertunjukkan oleh banyak (puluhan atau lebih) penari laki-laki yang duduk berbaris melingkar dan dengan irama tertentu menyerukan "cak" dan mengangkat kedua lengan, menggambarkan kisah Ramayana masa barisan kera menolong Rama memerangi Rahwana. Tetapi demikian, Kecak berasal dari ritual sanghyang, yaitu tradisi tarian yang penarinya akan ada pada kondisi tidak sadar[1], menerapkan komunikasi dengan Tuhan atau roh para leluhur dan kemudian menyampaikan harapan-harapannya untuk warga.

Para penari yang duduk melingkar tersebut mengenakan kain kotak-kotak seperti papan catur melingkari pinggang mereka. Berlainan daripada para penari itu, hadir pula para penari berlainan yang hadir peran tokoh-tokoh Ramayana seperti Rama, Shinta, Rahwana, Hanoman, dan Sugriwa.

Lagu tari Kecak diambil dari ritual tarian sanghyang. Berlainan daripada itu, tidak dipakai alat musik. Hanya dipakai kincringan yang dikenakan pada kaki penari yang hadir peran tokoh-tokoh Ramayana.

Sekitar tahun 1930-an Wayan Limbak bekerja pas dengan pelukis Jerman Walter Spies membuat tari Kecak berdasarkan tradisi Sanghyang dan bagian-bagian kisah Ramayana. Wayan Limbak memopulerkan tari ini masa berkeliling alam bersama rombongan penari Bali-nya.

Catatan kaki

  1. ^ "'Cultural Tourism' in Bali: Cultural Performances as Tourist Attraction", p.59. Author(s): Michel Picard. Source: Indonesia, Vol. 49, (Apr., 1990), pp. 37-74. Published by: Southeast Asia Program Publications at Cornell University.

Pranala luar



Sumber :
wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, ilmuwan.web.id, kategori-antropologi.andrafarm.com, dll.