Awalan ke- di dalam bahasa Indonesia berfungsi sebagai pembentuk nomina, numeralia, dan verba. Awalan "ke-" sebagai pembentuk ujar kerja hanya digunakan pada ragam diskusi atau tanpa resmi dan memiliki kesamaan makna dengan awalan "ter-", misalnya ketawa (tertawa) dan kepergok (terpergok). Awalan ke- tanpa sempat menemui perubahan bentuk.
Kealpaan yang kerap berlangsung adalah kekeliruan penulisan ke- sebagai awalan yang harus ditulis serangkai dan penulisan di sebagai ujar depan (preposisi) penunjuk tempat yang harus ditulis terpisah. Contohnya "ke depan" bukan "kedepan" dan "ke sana" bukan "kesana". Cara mudah untuk memisahkan fungsi keduanya adalah dengan melihat jenis ujar yang terbentuk: Jika sebagai penunjuk tempat atau lokasi, itu berarti harus ditulis terpisah.
Kecuali itu penulisan awalan "ke-" juga tanpa dipisah dengan tanda hubung apabila didatangi dengan ujar numeralia, misalnya "kesepuluh", bukan "ke-sepuluh" atau "ke sepuluh". Sedangkan jika didatangi dengan bilangan angka, maka penulisannya dipisah dengan tanda hubung, misalnya "ke-10", bukan "ke 10" atau "ke10".
Makna awalan
Awalan ke- memiliki makna:
- yang mempunyai sifat atau ciri: ketua
- yang dituju dengan: kekasih; kehendak
- mengetengahkan kumpulan: kesepuluh (orang itu)
- mengetengahkan urutan: (orang) kesepuluh
- telah mengalami; menderita keadaan; menderita kejadian (dengan tanpa sengaja atau dengan tiba-tiba): ketabrak; kepergok; ketemu (ragam percakapan)
- mampu atau sanggup: kebaca; keangkat (ragam percakapan)
Referensi
- Hasan Alwi, dkk. (2002). Kelola Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Edisi ke-3.
- Pusat Bahasa (2008). Kamus Akbar Bahasa Indonesia IV.
- Zaenal Arifin dan Junaiyah H. Matanggui (2007). Morfologi: Bentuk, Makna, dan Fungsi.
Lihat pula
Pranala luar
Sumber :
id.wikipedia.org, buku.us, kategori-antropologi.ggkarir.com, wiki.edunitas.com, dan sebagainya.