FOREST
COLLECTION OF WORLD ENCYCLOPEDIA
Change to impressions  M1, 2 Laptop Mobile
Important Info : Animals   ⛤ Asia   ⛤ Chemistry   ⛤ Europe   ⛤ Music   ⛤ Politics   ⛤ Sports
Collection of World Encyclopedia         B C D 
Search in Collection of World Encyclopedia   
protected forest  (Beforehand)(After this articleHVAC

Hutan

Sebuah hutan di Indonesia.

Hutan adalah sebuah kawasan yang ditumbuhi dengan lebat oleh pepohonan dan tumbuhan berlainannya. Kawasan-kawasan semacam ini terdapat di wilayah-wilayah yang lapang di alam dan berfungsi sebagai penampung karbon dioksida (carbon dioxide sink), habitat hewan, modulator arus hidrologika, serta pelestari tanah, dan merupakan salah satu aspek biosfer Bumi yang terpenting.

Hutan adalah nyata kehidupan yang tersebar di seluruh alam. Kita dapat menemukan hutan baik di daerah tropis maupun daerah beriklim dingin, di dataran rendah maupun di pegunungan, di pulau kecil maupun di benua akbar.

Hutan merupakan suatu kumpulan tumbuhan dan juga tanaman, terutama pepohonan atau tumbuhan berkayu berlainan, yang menempati daerah yang cukup lapang.

Pohon sendiri adalah tumbuhan cukup tinggi dengan masa hidup bertahun-tahun. Jadi, pasti berbeda dengan sayur-sayuran atau padi-padian yang hidup semusim saja. Pohon juga berbeda karena dengan cara mencolok memiliki sebatang isi tegak berkayu yang cukup panjang dan nyata tajuk (mahkota daun) yang jelas.

Suatu kumpulan pepohonan dianggap hutan jika dapat membuat iklim dan kondisi lingkungan yang khas setempat, yang berbeda daripada daerah di luarnya. Jika kita ada di hutan hujan tropis, rasanya seperti turut ke dalam ruang sauna yang hangat dan lembap, yang berbeda daripada daerah perladangan sekitarnya. Pemandangannya pun berbeda-beda. Ini berarti segala tumbuhan berlainan dan hewan (hingga yang sekecil-kecilnya), serta beraneka unsur tak hidup berlainan termasuk bagian-bagian penyusun yang tidak terpisahkan dari hutan.

Hutan sebagai suatu ekosistem tidak hanya menyimpan sumberdaya alam berupa kayu, tetapi masih banyak potensi non kayu yang dapat diambil manfaatnya oleh warga menempuh budidaya tanaman pertanian pada lahan hutan. Sebagai fungsi ekosistem hutan sangat berperan dalam beragam hal seperti penyedia sumber air, penghasil oksigen, tempat hidup berjuta flora dan fauna, dan peran penyeimbang lingkungan, serta mencegah timbulnya pemanasan global. Sebagai fungsi penyedia air bagi kehidupan hutan merupakan salah satu kawasan yang sangat penting, hal ini dikarenakan hutan adalah tempat bertumbuhnya berjuta tanaman.[1]

Daftar inti

Bagian-bagian hutan

Hutan Slurup di gunung Wilis pada sisi Kabupaten Kediri, tepatnya di daerah Dolo kecamatan Mojo. Hutan dengan banyak aliran air, berhawa dingin dan tingkat kelembapan rendah

Bayangkan mengiris sebuah hutan dengan cara melintang. Hutan berakan terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian di atas tanah, bagian di permukaan tanah, dan bagian di bawah tanah.

Jika kita menelusuri bagian di atas tanah hutan, maka hendak kelihatan tajuk (mahkota) pepohonan, batang kekayuan, dan tumbuhan bawah seperti perdu dan semak belukar. Di hutan alam, tajuk pepohonan biasanya kelihatan berlapis karena hadir beragam jenis pohon yang mulai tumbuh pada masa yang berbeda-beda.

Di bagian permukaan tanah, tampaklah beragam jenis semak belukar, rerumputan, dan serasah. Serasah disebut pula 'lantai hutan', meskipun lebih mirip dengan permadani. Serasah adalah guguran segala batang, cabang, daun, ranting, bunga, dan buah. Serasah memiliki peran penting karena merupakan sumber humus, yaitu lapisan tanah teratas yang subur. Serasah juga menjadi rumah dari serangga dan beragam mikro organisme berlainan. Uniknya, para penghuni justru memakan serasah, rumah mereka itu; menghan Semua tumbuhan dan satwa di alam, begitupun manusia, harus menyepadankan diri dengan lingkungan tempat mereka ada. Jika suatu jenis tumbuhan atau satwa dapat menyepadankan diri dengan lingkungan fisik di daerah tertentu, maka mereka hendak dapat mengembang di daerah tersebut. Jika tidak, mereka justru tersingkir dari tempat ini. Contohnya, kita menemukan pohon bakau di daerah genangan dangkal air laut karena spesies pohon ini tahan dengan air asin dan memiliki akar napas yang sesuai dengan sifat tanah dan iklim panas pantai.

Sebaliknya, cara beragam tumbuhan dan satwa bertahan hidup hendak memengaruhi lingkungan fisik mereka, terutama tanah, walaupun dengan cara tertentu. Tumbuhan dan satwa yang berbagi tempat hidup yang sama justru lebih banyak saling memengaruhi di antara mereka. Supaya dapat bertahan hidup di lingkungan tertentu, beragam tumbuhan dan hewan memang harus memilih antara bersaing dan bersekutu. Burung kuntul, misalnya, menghinggapi punggung banteng liar untuk mendapatkan kutu sebagai makanannya. Sebaliknya, banteng liar terbantu karena badannya terbebas dari sumber penyakit.

Jadi, hutan merupakan nyata kehidupan yang mengembang dengan sangat khas, berlibat, dan dinamik. Pada akhir-akhirnya, cara semua penyusun hutan saling menyepadankan diri hendak membuat suatu nyata klimaks, yaitu suatu nyata warga tumbuhan dan satwa yang paling cocok dengan kondisi lingkungan yang tersedia. Akibatnya, kita melihat hutan dalam beragam nyata klimaks, misalnya: hutan sabana, hutan meranggas, hutan hujan tropis, dan sebagainya.

Macam-macam Hutan

Rimbawan berusaha menggolong-golongkan hutan sesuai dengan ketampakan khas setiap. Tujuannya untuk memudahkan manusia dalam mengenali sifat khas hutan. Dengan mengenali betul-betul sifat sebuah hutan, kita hendak memperlakukan hutan dengan cara lebih tepat sehingga hutan dapat lestari, bahkan terus mengembang.

Hadir beragam jenis hutan. Pembedaan jenis-jenis hutan ini pun bermacam-macam pula. Misalnya:

Menurut asal

Kita mengenal hutan yang berasal dari biji, tunas, serta campuran antara biji dan tunas.

  • Hutan yang berasal dari biji disebut juga ‘hutan tinggi’ karena pepohonan yang tumbuh dari biji cenderung melebihi tinggi dan dapat mencapai umur lebih lanjut.
  • Hutan yang berasal dari tunas disebut ‘hutan rendah’ dengan pendapat sebaliknya.
  • Hutan campuran, oleh karenanya, disebut ‘hutan sedang’.

Penggolongan berlainan menurut asal adalah

  • Hutan perawan (primer) merupakan hutan yang masih asli dan belum sudah menjalani diurai oleh manusia.
  • Hutan sekunder adalah hutan yang tumbuh pulang dengan cara alami setelah ditebang atau kerusakan yang cukup lapang. Akibatnya, pepohonan di hutan sekunder sering kelihatan lebih pendek dan kecil. Namun jika dibiarkan tanpa gangguan untuk waktu yang panjang, kita hendak sulit membedakan hutan sekunder dari hutan primer. Di bawah kondisi yang sesuai, hutan sekunder hendak dapat pulih menjadi hutan primer setelah berusia ratusan tahun.

Menurut cara permudaan (tumbuh kembali)

Hutan dapat dibedakan sebagai hutan dengan permudaan alami, permudaan buatan, dan permudaan campuran. Hutan dengan permudaan alami berarti bunga pohon diserbuk dan biji pohon tersebar bukan oleh manusia, melainkan oleh angin, air, atau hewan. Hutan dengan permudaan buatan berarti manusia sengaja menyerbukkan bunga serta menyebar biji untuk menumbuhkan pulang hutan. Hutan dengan permudaan campuran berarti campuran kedua jenis ketika belumnya.

Di daerah beriklim baru saja, perbungaan terjadi dalam waktu singkat, sering tidak berlanjut tiap tahun, dan penyerbukannya lebih banyak menempuh angin. Di daerah tropis, perbungaan terjadi hampir sepanjang tahun dan hampir tiap tahun. Sebagai pengecualian, perbungaan pohon-pohon dipterocarp (meranti) di Kalimantan dan Sumatera terjadi dengan cara berkala. Pada tahun tertentu, hutan meranti berbunga dengan cara berbarengan, tetapi pada tahun-tahun berikutnya meranti sama sekali tidak berbunga. Musim bunga hutan meranti merupakan peluang emas untuk melihat biji-biji meranti yang memiliki sepasang sayap melayang-layang terbawa angin.

Menurut tataan jenis

Berdasarkan tataan jenisnya, kita mengenal hutan sejenis dan hutan campuran. Hutan sejenis, atau hutan murni, memiliki pepohonan yang sebagian akbar berasal dari satu jenis, walaupun ini tidak berarti hanya hadir satu jenis itu. Hutan sejenis dapat tumbuh dengan cara alami baik karena sifat iklim dan tanah yang sulit maupun karena jenis pohon tertentu lebih bernafsu menyerang. Misalnya, hutan tusam (pinus) di Aceh dan Kerinci terbentuk karena kebakaran hutan yang lapang sudah menjalani terjadi dan hanya tusam jenis pohon yang bertahan hidup. Hutan sejenis dapat juga merupakan hutan buatan, yaitu hanya satu atau sedikit jenis pohon utama yang sengaja ditanam seperti itu oleh manusia, seperti diterapkan di lahan-lahan HTI (hutan tanaman industri).

Penggolongan berlainan berdasarkan pada tataan jenis adalah hutan daun jarum (konifer) dan hutan daun lebar. Hutan daun jarum (seperti hutan cemara) umumnya terdapat di daerah beriklim dingin, sedangkan hutan daun lebar (seperti hutan meranti) biasa ditemui di daerah tropis.

Menurut umur

Kita dapat membedakan hutan sebagai hutan seumur (kira-kira berumur sama) dan hutan tidak seumur. Hutan alam atau hutan permudaan alam biasanya merupakan hutan tidak seumur. Hutan tanaman boleh berlaku hutan seumur atau hutan tidak seumur.

| width="50%" align="left" valign="top" |

Berdasarkan letak geografisnya:

  • hutan tropika, yakni hutan-hutan di daerah khatulistiwa
  • hutan temperate, hutan-hutan di daerah empat musim (antara garis lintang 23,5º - 66º).
  • hutan boreal, hutan-hutan di daerah lingkar kutub.

Berdasarkan sifat-sifat musimannya:

  • hutan hujan (rainforest), dengan banyak musim hujan.
  • hutan selalu hijau (evergreen forest)
  • hutan musim atau hutan gugur daun (deciduous forest)
  • hutan sabana (savannah forest), di tempat-tempat yang musim kemaraunya panjang. Dll.

hutan piknik

Berdasarkan ketinggian tempatnya:

Berdasarkan kondisi tanahnya:

  • hutan rawa air-tawar atau hutan rawa (freshwater swamp-forest)
  • hutan rawa gambut (peat swamp-forest)
  • hutan rawa bakau, atau hutan bakau (mangrove forest)
  • hutan kerangas (heath forest)
  • hutan tanah kapur (limestone forest), dan berlainannya

Berdasarkan jenis pohon yang dominan:

Berdasarkan sifat-sifat pembuatannya:

Hutan Kota di Singapura

Berdasarkan tujuan pengelolaannya:

Lereng gunung Arjuna di wilayah Sumberawan, kecamatan Singosari, kabupaten Malang

Dalam kenyataannya, seringkali beberapa faktor pembeda itu bergabung, dan membangun sifat-sifat hutan yang khas. Misalnya, hutan hujan tropika dataran rendah (lowland tropical rainforest), atau hutan dipterokarpa perbukitan (hilly dipterocarp forest). Hutan-hutan warga negara, kerap dibangun dalam nyata campuran antara tanaman-tanaman kehutanan dengan tanaman pertanian jangka pendek, sehingga disebut dengan istilah wanatani atau agroforest.

Jenis-jenis hutan di Indonesia

Berdasarkan biogeografi

Kepulauan Nusantara adalah relief alam yang terbentuk dari pengolahan pertemuan antara tiga lempeng bumi. Sampai hari ini pun, ketiga lempeng bumi itu masih terus saling mendekat. Akibatnya, diantaranya, gempa bumi sering terjadi di negeri kepulauan ini.

Sejarah pembentukan Kepulauan Nusantara di sabuk khatulistiwa itu membuat tiga kawasan biogeografi utama, yaitu: Paparan Sunda, Wallacea, dan Paparan Sahul. Setiap kawasan biogeografi adalah cerminan dari sebaran nyata kehidupan berdasarkan perbedaan permukaan fisik buminya.

  • Kawasan Paparan Sunda (di bagian barat)

Paparan Sunda adalah lempeng bumi yang melakukan usaha dari Kawasan Oriental (Benua Asia) dan ada di sisi barat Garis Wallace. Garis Wallace merupakan suatu garis khayal pembatas antara alam flora fauna di Paparan Sunda dan di bagian lebih timur Indonesia. Garis ini melakukan usaha dari utara ke selatan, antara Kalimantan dan Sulawesi, serta antara Bali dan Lombok. Garis ini menyertai nama biolog Alfred Russel Wallace yang, pada 1858, membuat menjadi dapat ditonton bahwa persebaran flora fauna di Sumatera, Kalimantan, Jawa, dan Bali lebih mirip dengan yang hadir di daratan Benua Asia.

  • Kawasan Paparan Sahul (di bagian timur)

Paparan Sahul adalah lempeng bumi yang melakukan usaha dari Kawasan Australesia (Benua Australia) dan ada di sisi timur Garis Weber. Garis Weber adalah sebuah garis khayal pembatas antara alam flora fauna di Paparan Sahul dan di bagian lebih barat Indonesia. Garis ini membujur dari utara ke selatan antara Kepulauan Keliruku dan Papua serta antara Nusa Tenggara Timur dan Australia. Garis ini menyertai nama biolog Max Weber yang, sekitar 1902, membuat menjadi dapat ditonton bahwa persebaran flora fauna di kawasan ini lebih serupa dengan yang hadir di Benua Australia.

  • Kawasan Wallace / Laut Dalam (di bagian tengah)

Lempeng bumi pinggiran Asia Timur ini melakukan usaha di antara Garis Wallace dan Garis Weber. Kawasan ini mencakup Sulawesi, Kepulauan Sunda Kecil (Nusa Tenggara), dan Kepulauan Maluku. Flora fauna di kawasan ini banyak merupakan jenis-jenis endemik (hanya ditemukan di tempat bersangkutan, tidak ditemukan di bagian berlainan manapun di dunia). Namun, kawasan ini juga memiliki unsur-unsur baik dari Kawasan Oriental maupun dari Kawasan Australesia. Wallace berpendapat bahwa laut tertutup es pada Masa seratus tahun Es sehingga tumbuhan dan satwa di Asia dan Australia dapat menyeberang dan berkumpul di Nusantara. Walaupun jenis flora fauna Asia tetap lebih banyak terdapat di bagian barat dan jenis flora fauna Australia di bagian timur, hal ini dikarenakan Kawasan Wallace dahulu merupakan palung laut yang sangat dalam sehingga fauna sukar untuk melintasnya dan flora habis menyebar.

Berdasarkan iklim

Dari letak garis lintangnya, Indonesia memang termasuk daerah beriklim tropis. Namun, posisinya di antara dua benua dan di antara dua samudera membuat iklim kepulauan ini lebih beragam. Berdasarkan perbandingan jumlah bulan kering terhadap jumlah bulan basah per tahun, Indonesia mencakup tiga daerah iklim, yaitu:

  • Daerah tipe iklim A (sangat basah) yang puncak musim hujannya jatuh antara Oktober dan Januari, sesekali sampai Februari. Daerah ini mencakup Pulau Sumatera; Kalimantan; bagian barat dan tengah Pulau Jawa; sisi barat Pulau Sulawesi.
  • Daerah tipe iklim B (basah) yang puncak musim hujannya jatuh antara Mei dan Juli, serta Agustus atau September sebagai bulan terkering. Daerah ini mencakup bagian timur Pulau Sulawesi; Maluku; sebagian akbar Papua.
  • Daerah tipe iklim C (agak kering) yang lebih sedikit jumlah curah hujannya, sedangkan bulan terkeringnya lebih panjang. Daerah ini mencakup Jawa Timur; sebagian Pulau Madura; Pulau Bali; Nusa Tenggara; bagian paling ujung selatan Papua.

Berdasarkan perbedaan iklim ini, Indonesia memiliki hutan gambut, hutan hujan tropis, dan hutan muson.

Hutan gambut hadir di daerah tipe iklim A atau B, yaitu di pantai timur Sumatera, sepanjang pantai dan sungai akbar Kalimantan, dan sebagian akbar pantai selatan Papua.

Hutan hujan tropis menempati daerah tipe iklim A dan B. Jenis hutan ini menutupi sebagian akbar Pulau Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Keliruku Utara, dan Papua. Di bagian barat Indonesia, lapisan tajuk tertinggi hutan ditiru famili Dipterocarpaceae (terutama genus Shorea, Dipterocarpus, Dryobalanops, dan Hopea). Lapisan tajuk di bawahnya ditempati oleh famili Lauraceae, Myristicaceae, Myrtaceae, dan Guttiferaceae. Di bagian timur, genus utamanya adalah Pometia, Instia, Palaquium, Parinari, Agathis, dan Kalappia.

Hutan muson tumbuh di daerah tipe iklim C atau D, yaitu di Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, NTB, sebagian NTT, bagian tenggara Maluku, dan sebagian pantai selatan Irian Jaya. Spesies pohon di hutan ini seperti jati (Tectona grandis), walikukun (Actinophora fragrans), ekaliptus (Eucalyptus alba), cendana (Santalum album), dan kayuputih (Melaleuca leucadendron).

Berdasarkan sifat tanahnya

Berdasarkan sifat tanah, jenis hutan di Indonesia mencakup hutan pantai, hutan mangrove, dan hutan rawa.

  • Hutan pantai terdapat sepanjang pantai yang kering, berpasir, dan tidak landai, seperti di pantai selatan Jawa. Spesies pohonnya seperti ketapang (Terminalia catappa), waru (Hibiscus tiliaceus), cemara laut (Casuarina equisetifolia), dan pandan (Pandanus tectorius).
  • Hutan mangrove Indonesia mencapai 776.000 ha dan tersebar di sepanjang pantai utara Jawa, pantai timur Sumatera, sepanjang pantai Kalimantan, dan pantai selatan Papua. Jenis-jenis pohon utamanya berasal dari genus Avicennia, Sonneratia, dan Rhizopheria.
  • Hutan rawa terdapat di hampir semua pulau, terutama Sumatera, Kalimantan, dan Papua. Spesies pohon rawa misalnya adalah nyatoh (Palaquium leiocarpum), kempas (Koompassia spp), dan ramin (Gonystylus spp).

Berdasarkan penggunaan lahan

Lapang hutan Indonesia terus menciut, sebagaimana ditampilkan oleh tabel berikut: Lapang Penetapan Kawasan Hutan oleh Departemen Kehutanan Tahun Lapang (Hektar) 1950 162,0 juta 1992 118,7 juta 2003 110,0 juta 2005 93,92 juta

Berdasarkan hasil penafsiran citra satelit, kawasan hutan Indonesia yang mencapai 93,92 juta hektar pada 2005 itu dapat dirinci penggunaannya sebagai berikut:

  1. Hutan tetap  : 88,27 juta ha
  2. Hutan konservasi  : 15,37 juta ha
  3. Hutan lindung  : 22,10 juta ha
  4. Hutan produksi tertentu : 18,18 juta ha
  5. Hutan produksi tetap : 20,62 juta ha
  6. Hutan produksi yang dapat dikonversi  : 10,69 juta ha.
  7. Areal Penggunaan Berlainan (non-kawasan hutan) : 7,96 juta ha.

Lahan hutan terluas hadir di Papua (32,36 juta ha), diikuti bersambung oleh Kalimantan (28,23 juta ha), Sumatera (14,65 juta ha), Sulawesi (8,87 juta ha), Keliruku dan Keliruku Utara (4,02 juta ha), Jawa (3,09 juta ha), serta Bali dan Nusa Tenggara (2,7 juta ha).

Catatan

Dalam bahasa-bahasa di Indonesia, pengertian hutan juga merujuk untuk aneka hal yang bersifat liar (wild), tumbuh sendiri atau tidak dipelihara (natural), atau untuk menekankan sifat-sifat liar dari sesuatu. Nama-nama hewan yang diimbuhi dengan istilah ‘hutan’ memperlihatkan pengertian tersebut, misalnya anjing hutan, ayam hutan, babi hutan, kambing hutan, dll.

Demikian pula, sesuatu bidang lahan yang tidak terpelihara atau belum cukup terpelihara kerap disebut hutan atau menghutan. Berlawanan dengan kebun, yang dipelihara dan diakui pemilikannya.

Hutan disebut juga dengan istilah utan (Jakarta), leuweung (Sunda), alas atau wana (Jawa), alas (Md.), dan sebagainya. BY:RAAY_BOYZ == Sumber acuan ==utan (Jakarta),

  1. ^ Imatetani (Juli 2010). Inovasi Lingkungan Hidup Berbasis Pertanian Kehutanan (htm) (dalam Bahasa Indonesia). Siaran pers. Diakses pada 22 Juli 2010.

^^

Lihat juga

Pranala luar

  • (Indonesia) Kementerian Kehutanan Republik Indonesia
  • (Indonesia) Hutan Tropis Indonesia
  • (Indonesia) Hutan hujan indonesia.mongabay.com
  • (Indonesia) Hutan Surgawi Papua



Sumber :
wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, ilmuwan.web.id, kategori-antropologi.andrafarm.com, dll.



 Download Brochures
 Job Vacancy
 Shalat Times
 Try Out Sample Questions
 Quran Online
 Online Registration
 Night Course Program
Online Register
Scholarship Info
eduNitas.com
Being Successful is Easy
Sites
Master School Program
Profile PTS-PTS
Student Admission
Study Program each PTS
Study Program + Curriculum
Our Services
Improvement Income
Important Info
 ⛤ Agriculture
 ⛤ Antarctica
 ⛤ Bangka Selatan
 ⛤ Batu
 ⛤ Biology
 ⛤ Chile
 ⛤ Electronic
 ⛤ Law
 ⛤ Movies
 ⛤ Netherlands Antilles
 ⛤ Physics
Web Network Main
Web Network Morning College
Web Network Postgraduate Degree
Web Network Extension School
Web Network Night Course
 Morning College
 Postgraduate Degree
 Extension School Program
 Tuition Scholarships
 Online Tuition in the Best 168 PTS
 Scholarship Request
 Many Kinds Communities
 Encyclopedia
 Psychological Test Practice
 Reference book
 Multifarious Adverts





Jobs Set of Web
News Set of Web


Tell Your Friend's
Your name

Your email

Your Friend's email 1
▣ must be filled in correctly

  ⛤    ⛤