Hanbok
Hanbok | |
---|---|
![]() | |
Hangeul | 한복 atau 조선옷 |
Hanja | 韓服 atau 朝鮮옷 |
Alih Aksara yang Disempurnakan | Hanbok atau Joseon-ot |
McCune–Reischauer | Hanbok atau Chosŏn-ot |
Hanbok (Korea Selatan) atau Chosŏn-ot (Korea Utara) yaitu pakaian tradisional masyarakat Korea. Hanbok pada umumnya memiliki warna yang cerah, dengan garis yang sederhana serta tanpa memiliki saku. Walaupun secara harfiah berarti "pakaian orang Korea", hanbok pada saat ini mengacu pada "pakaian gaya Dinasti Joseon" yang biasa digunakan secara formal atau semi-formal dalam perayaan atau festival tradisional.
Daftar konten
Sejarah
Hanbok pada saat Tiga Kerajaan
![](https://kategori-antropologi.pts-ptn.net/_sepakbola/_baca_image.php?td=17&kodegb=220px-Korea-National.jpg)
Sebagian elemen landasan hanbok pada saat ini seperti jeogori atau baju, baji (celana) dan chima(rok) diduga telah digunakan sejak waktu yang lama, tapi pada zaman Tiga Kerajaanlah pakaian sejenis ini mulai berkembang. Lukisan pada situs makam Goguryeo menunjukkan gambar laki-laki dan wanita pada saat itu memakai celana panjang yang akrab dan baju yang berukuran sepinggang. Bentuk tersebut sepertinya tanpa jumlah berubah hingga saat ini.
Pada belakang saat Tiga Kerajaan, wanita dari kalangan bangsawan mulai memakai rok berukuran panjang dan baju seukuran pinggang yang ditambatkan di pinggang dengan celana panjang yang tanpa akrab, serta memakai jubah seukuran pinggang dan ditambatkan di pinggang.
Pada saat ini, pakaian berbahan sutra dari Tiongkok (Dinasti Tang) diadopsi oleh anggota keluarga kerajaan dan pegawai kerajaan. Tidak kekurangan yang dinamakan Gwanbok, pakaian tradisional kepada pegawai kerajaan pada saat lewat.
Periode Goryeo
Ketika Dinasti Goryeo (918–1392) menandatangani kontrak damai dengan Kerajaan Mongol, raja Goryeo menikahi ratu Mongol dan pakaian pegawai kerajaan lewat menyertai gaya Mongol. Sebagai hasil dari pengaruh Mongol ini, rok (chima) berlaku persangkaan bertambah pendek. Sedangkan Jeogori (baju kepada tubuh anggota atas) ditambatkan ke anggota dada dengan pita lebar, sedangkan lengan bajunya dirancang persangkaan ramping.
Periode Joseon
![](https://kategori-antropologi.pts-ptn.net/_sepakbola/_baca_image.php?td=17&kodegb=200px-Interior_1_Unhyeongung_-_Seoul_Korea.jpg)
Pada saat Dinasti Joseon, jeogori wanita secara perlahan dibuat bentuk sebagai akrab dan diperpendek. Pada zaman ke-16, jeogori persangkaan menggelembung dan panjangnya mencapai di bawah pinggang. Tapi pada belakang zaman ke-19, Daewon-gun mengenalkan Magoja, jaket bergaya Manchu yang sering digunakan hingga saat ini.
Chima pada saat belakang Joseon diciptakan panjang dan jeogori dibuat bentuk sebagai pendek dan akrab. Heoritti atau heorimari yang terbuat dari kain linen difungsikan sebagai korset karena begitu pendeknya jeogori.
Kalangan atas memakai hanbok dari kain rami yang ditenun atau bahan kain berkualitas tinggi, seperti bahan yang berwarna cerah pada musim panas dan bahan kain sutra pada musim dingin. Mereka memakai warna yang bervariasi dan terang. Penduduk biasa tanpa dapat memakai bahan berkualitas bagus karena tanpa sanggup membelinya.
Umumnya dahulu kaum laki-laki matang mengenakan durumagi (semacam jaket panjang) saat keluar rumah.
Aksesori kepada kepala
![](https://kategori-antropologi.pts-ptn.net/_sepakbola/_baca_image.php?td=17&kodegb=220px-Miindo-Yun.jpg)
Baik pria maupun wanita memelihara rambut mereka dibuat bentuk sebagai panjang. Pada saat mereka menikah, mereka mengkonde rambutnya. Pria mengkonde (mengikat) rambutnya hingga atas kepala (sangtu), sedangkan wanita mengkonde hingga batas di belakang kepala atau di atas leher belakang. Wanita yang berprofesi sebagai penghibur seperti kisaeng, memakai aksesori wig yang dinamakan gache. Gache sempat dilarang di istana pada zaman ke-18. Pada belakang zaman ke-19, gache kian tersohor di selang kaum wanita dengan bentuk yang kian agung dan berat.
Tusuk konde binyeo, ditusukkan melewati konde rambut sebagai pengencang atau aksesori. Bahan ronde, cara, perjalanan memproduksi binyeo bervariasi sepadan tingkatan sosial pemakainya. Wnita juga mengenakan jokduri pada hari pernikahan mereka dan memakai ayam kepada melindungi tubuh dari cuaca dingin.
Pria menggunkan gat, topi yang dianyam dari rambut kuda, yang juga bervariasi model dan bentuknya sepadan status atau kelas.
Perayaan
![](https://kategori-antropologi.pts-ptn.net/_sepakbola/_baca_image.php?td=17&kodegb=220px-Korean.jpg)
Hanbok dipergunakan diklasifikasikan sepadan peristiwanya: pakaian sehari-hari, termasuk kepada hari ulang tahun pertama anak.
Hanbok modern
Hanbok modern kepada anak-anak terbagi atas 2 atau 3 anggota dan dapat digunakan dengan mudah. Hanbok anak-anak digunakan pada umumnya satu atau dua kali setahun dalam perayaan Chuseok atau tahun baru imlek (seollal). Pada ulangtahun pertamanya (doljanchi) anak-anak memakai hanbok pertama mereka.[1]
Pakaian pegawai kerajaan
Hanbok kepada keluarga kerajaan
Gonryongpo: pakaian raja
Hongryongpo: pakaian raja sehari-hari
Hwangryongpo: pakaian raja sehari-hari Raja Gojong pada umumnya memakai pakaian ini.
Tongcheonggwan dan Gangsapo
Hwangwonsam:pakaian ratu sehari-hari
Gwanbok
Gwanbok (官服) yaitu pakaian pegawai kerajaan yang pertama kali digunakan sejak zaman kerajaan Silla.[2][3]
Gwanbok pada saat Goryeo, zaman ke-11.
Gwanbok pada saat Goryeo, zaman ke-14.
Gwanbok pada zaman ke-16
Gwanbok zaman ke-17
Heuk danryeongpo pada belakang zaman ke-18
Geumgwan Jobok pada belakang zaman ke-18
Sibok pada belakang zaman ke-18
Hanbok kepada pria yangban (bangsawan)
Waryeonggwan dan Hakchangeui pada tahun 1863.
Bokgeon dan Simeui pada tahun 1880.
Bokgeon hitam dan dopo biru pada tahun 1880.
Hanbok kepada wanita bangsawan
Hanbok wanita yang terbagi atas chima dan jeogori.
Lihat juga
- Chima jeogori
- Gache
- Gat (aksesori)
- Dol janchi
Acuan
Pranala luar
- (Korea) History of Hanbok
- (Korea) Information about Hanbok
- Traditional Korean Clothing - Life in Korea
Kategori: |
id.wikipedia.org, discussion.web.id, kategori-antropologi.gilland-ganesha.com, wiki.edunitas.com, dll.