Fransiskus dari Assisi

Fransiskus dari Assisi
Lukisan oleh Jusepe de Ribera
Pengakuan
Kelahiran5 Juli 1182, Italia
Berpulang dunia3 Oktober 1226 (usia 44-45), Assisi, Italia
Dihormati diGereja Katolik
Dikanonisasikan16 Juli 1228, Assisi oleh Paus Gregorius IX
Tempat ziarah utamaBasilica of San Francesco d'Assisi
Hari peringatan4 Oktober
Atributsalib, merpati, Pax et Bonum, Poor Franciscan habit, Stigmata
Penjagabinatang, gerak-gerak yang dibuat Katolik, lingkungan, saudagar, Meycauayan, Italia, Brgy. San Francisco, San Pablo City, Filipina, stowaways[1]

Santo Fransiskus dari Assisi atau Asisi (lahir di Assisi, Italia, 5 Juli 1182; berpulang dunia di sana pada 3 Oktober 1226) mendirikan Ordo Fransiskan atau "Friars Minor". Dia yaitu santo penjaga hewan, pedagang, dan lingkungan.

Fransiskus Assisi
Fransiskus Assisi

Masa kecil dan muda

Terlahir dengan nama Giovanni Bernardone, biasanya dikenal dengan Fransisko (bahasa Italia: Francesco). Ayahnya, Pietro, yaitu seorang pedagang pakaian kaya. Tentang ibunya, Pica, seberapa yang diketahui. Fransiskus hadir beberapa saudara lainnya.

Tidak sewenang-wenang sejumlah penjelasan yang berbeda tentang asal-usul nama Fransisko ("orang Perancis"). Satu penjelasan menyebut bahwa nama itu diberikan oleh ayahnya tanpa lama sehabis beliau kelahiran, yang pulang ke Assisi dari pergerakan ke Perancis. Penjelasan lainnya menyebut bahwa pada masa kecilnya beliau sudah menguasai bahasa Perancis (mungkin dikarenakan ibunya diyakini yaitu orang Perancis).

Berontak terhadap usaha dagang/jasa ayahnya dan pengejaran terhadap kekayaan, Fransiskus menghabiskan masa mudanya dengan membaca buku (dikarenakan ayahnya yang kaya bisa membiayai pengolahan mendidik nomor satu untuk anaknya dan dia dijadikan lancar dalam membaca beberapa bahasa termasuk Latin). Dia juga juga dikenal untuk minum dan menikmati kebersamaan dengan teman-temannya, yang juga biasanya adalah anak dari bangsawan.

Sejak muda beliau sudah kecewa terhadap dunia sekitarnya. Salah satunya tampak dalam kisah perjumpaannya dengan seorang pengemis. Dalam kisah ini, beliau sedang main dengan teman-temannya, lewat datanglah seorang pengemis dan berkeinginan sedekah. Ketika teman-temannya tanpa memedulikan permohonan pengemis itu, Fransiskus memberikan orang itu semuanya yang tidak sewenang-wenang di kantongnya. Teman-temannya dengan cepat memaki dan mengoloknya atas kebodohannya, dan ketika beliau sampai di rumah, ayahnya memakinya karena marah.

Pada 1201 dia bergabung dalam peperangan melawan Perugia, ditawan, dan menghabiskan setahun dalam penjara. Kemungkinan perubahan dirinya ke muslihat yang semakin serius adalah pengolahan berangsur yang bertalian dengan pengalamannya ini.

Konon pada suatu waktu, ketika beliau menghindari olokan bekas teman-temannya, dan mereka bercakap- cakap sambil tertawa apakah beliau pernah berpikir untuk menikah, dia menjawab, "Ya, seorang pengantin yang semakin cantik dari yang pernah kalian lihat." Maksudnya yaitu "putri kemiskinannya", seperti yang biasa dia katakan nantinya.

Dia menghabiskan banyak waktunya menyendiri, berkeinginan penerangan untuk Tuhan. Pada suatu masa dia mengambil untuk merawat korban paling menjijikkan di rumah sakit kusta tidak jauh Assisi.

Sehabis ziarah ke Roma, di mana dia mengemis pada pintu gereja untuk orang miskin, dia mendapat penglihatan di mana dia mendengar suara yang memanggilnya untuk memulihkan Gereja Tuhan yang rusak. Dia berpikir ini tentunya gereja St. Damianus yang telah rusak tidak jauh Assisi. Beliau menjual kudanya bersama sejumlah kain dari toko bapaknya, lewat memberikan akhirnya untuk pastur untuk maksud ini.

Pietro, yang marah agung, mencoba untuk menyadarkannya, pertama dengan ancaman dan kemudian dengan hukuman badan. Sehabis diskusi terakhir di depan seorang uskup, Fransiskus mengusir semua keinginan bapaknya, bahkan menyingkirkan kain yang diterima dari bapaknya, dan untuk sementara beliau dijadikan pengelana gelandangan di perbukitan sekitar Assisi.

Pulang ke kotanya di mana beliau menghabiskan dua tahun waktunya, beliau memulihkan beberapa gereja yang telah runtuh, di selangnya yaitu kapel kecil St Maria para Malaikat, Assisi, seberapa di luar kota, yang kemudian dijadikan hunian kegemarannya.

Awal Mula Persaudaraan

Pada kemudian periode ini (menurut Jordanus, pada 1209), beliau mendengar sebuah khotbah dari Injil Matius 10:9 yang memberikan kesan yang teramat dalam untuknya. Dalam khotbah itu Yesus memberi latihan ke pengikutnya bahwa mereka harus pergi dan memberitakan bahwa kerajaan surga sudah tidak jauh, dan bahwa mereka dilarang membawa uang, tongkat untuk pergerakan itu, ataupun memakai sepatu. Fransiskus memutuskan untuk menyerahkan dirinya seluruhnya ke kehidupan kemiskinan kerasulan.

Memakai pakaian kasar, bertelanjang kaki, dan memasuki petunjuk Injil, tanpa tongkat atau bekal, dia mulai memberi latihan ke pertobatan. Seorang teman sekotanya yang terkenal, Bernardo di Quintavalle, segera bergabung dengannya. Beliau menyumbangkan segala miliknya untuk pekerjaan tersebut. Begitu pula rekan-rekannya lainnya, yang dalam setahun sampai sebelas orang. Fransiskus menyebut mereka "fratres minores", dalam bahasa Latin, atau "saudara-saudara hina". Kaum Fransiskan kadangkala dinamakan "frater". Istilah ini berasal dari ucap "saudara" dalam bahasa Latin.

Saudara-saudara ini tinggal di rumah kusta yang tanpa dipergunakan pulang di Rivo Torto tidak jauh Assisi. Tetapi mereka banyak menghabiskan waktu mereka berkeliling di daerah-daerah pegunungan Umbria, selalu gembira dan bernyanyi, namun juga memberikan kesan yang mendalam untuk para pendengarnya oleh ketulusan mereka.

Hidup mereka sangat mirip dengan pertapa, meskipun praktik seperti itu tanpa dianjurkan oleh lebih kurang pertama yang diberikan Fransiskus untuk mereka (mungkin sejak 1209). Lebih kurang itu tampaknya tanpa semakin dari sekadar kumpulan bacaan Kitab Suci yang menekankan tugas kemiskinan.

Pada 1209 Fransiskus memimpin pengikutnya ke Roma dan berkeinginan izin Paus untuk mendirikan sebuah ordo keagamaan baru. Meskipun kemiripan yang jelas selang prinsip Fransiskus dan konsep fundamental dari pengikut Peter Waldo yang izin serupanya telah tidak diterima oleh Paus sebelumnya, Assisi bersaudara sukses dalam memperoleh persetujuan Paus Innocent III. Pendapat dari persetujuan yang tanpa wajar ini karena sehabis penolakan Paus terhadap Waldo, kelompok mereka telah dijadikan semakin populer dari sebelumnya. Menyadari hal ini, Paus berkeinginan menghindari mengulangi kesalahan sebelumnya dalam usaha untuk memerangi nasihat sesat, yang telah dijadikan masalah yang meningkat bagi Gereja. Oleh karenanya, Paus percaya bahwa dia bisa mencegah penyebaran Fransiskan, atau paling tanpa mengontrolnya, dengan memberikan mereka pengakuan resmi.

Tidak sewenang-wenang banyak legenda sekitar audiensi Fransiskus yang menentukan ini dengan Paus. Matthew of Paris mengisahkan bahwa Paus mula-mula mengirim santo yang berpakaian lusuh ini untuk menggembala babi, namun kemudian beliau sadar hendak kesungguhan dan ketaatannya. Kisah ini, meskipun tampaknya tanpa mungkin terjadi, mengandung ciri utama historis terentu, karena di sini tampak sikap antipati dari ordo Benediktin yang semakin tua terhadap ordo-ordo pengemis yang miskin.

Kerja dan pengembangan Persaudaraan

Fransiskus Assisi

Bukan sebuah kehidupan mengemis yang dijalani oleh saudara-saudara tersebut ketika mereka mulai pada 1210 dengan persetujuan Paus, tetapi sebuah usaha yang tekun. Kerja mereka termasuk pelayanan hunian bagi orang sakit dan miskin, pidato yang tulus oleh para pastur dan orang awam, dan misi dalam lingkaran yang lebih luas, yang kemudiannya termasuk orang kafir dan muslim.

Mereka berkumpul bersama setiap tahun pada hari Pentakosta di gereja kecil di Portiuncula di Asisi, untuk melaporkan pengalaman merekan dan memperkuat mereka untuk usaha baru.

Tidak sewenang-wenang ketidak pastian dalam catatan kronologi dan sejarah mendetail dari kemudian 15 tahun hidup pendirinya. Namun tahun-tahun ini mencakup kisah tentang asal-usul rumah-rumah pertama di Perugia, Cortona, Pisa, Florence, dan di tempat-tempat lainnya (1211-1213); upaya-upaya awal untuk memainkan misi untuk orang-orang Islam, pengutusan lima saudara yang tak lama kemudian dijadikan martir ke Maroko, serta pergerakan yang dilaksanakan oleh Fransiskus sendiri ke Spanyol. Karena menderita sakit, beliau terpaksa pulang tanpa sampai tujuannya. Pemukiman-pemukiman pertama di jazirah Spanyol dan di Perancis, dan upaya-upaya untuk mendapat tempat berpijak di Jerman, yang mulanya gagal. Perjumpaan Fransiskus dengan St. Dominikus di Roma pada Konsili Lateran Keempat (1215) hanyalah legenda. Bahkan pendapat Sabatier untuk membuktikan bahwa pertemuan itu sungguh-sungguh terjadi pada 1218 sangat dipertanyakan.

Yang diakui historis yaitu laporan yang berkaitan dengan pergerakan Fransiskus ke Mesir dan Palestina, pada Perang Salib Kelima. Pada kesempatan itu beliau berusaha mengkristenkan Sultan Al-Kamil dan memberikan bukti-bukti bahwa beliau bersedia mati demi imannya. Juga pertikaian intern yang muncul di dalam ordonya ketika beliau pulang ke Italia pada 1220; asal-usul kepemimpinannya yang kedua dan diperluas, yang digantikan dua tahun kemudian oleh wujud finalnya yang disusun oleh Kardinal Ugolino; dan penyerahan Indulgensia Portiuncula oleh Paus Honorius III pada tahun 1223). Dokumen ini mula-mula tidak diterima oleh Sabatier, namun belakangan diakui otentisitasnya.


Santo Penjaga bagi Lingkungan Hidup

Menurut legenda St. Fransiskus berkhotbah untuk burung-burung dan binatang-binatang lain, selain untuk manusia juga. Sekarang beliau dikenal sebagai santo penjaga bagi binatang dan lingkungan hidup. Patungnya seringkali ditaruh di taman untuk menghormati minatnya terhadap dunia. Pestanya dirayakan pada 4 Oktober.

Pengikutnya yang Lain

St. Klara dari Assisi yaitu seorang perempuan yang tertarik hendak pemberitaan dan kehidupan St. Fransiskus. Belakangan beliau mendirikan sebuah ordo yang mirip dengan ordo Fransiskan khusus untuk perempuan, yang dinamai St. Klara atau para Klaris. Selain para Klaris (Suster-suster Klaris/Ordo Santa Clara), di Indonesia juga hidup dan berkarya para pengikut St. Fransiskus Asisi yang tergabung dalam Ordo Ketiga Reguler dan Ordo Ketiga Sekuler.

Artikel bertalian

Referensi

  • Parts of the text are originally from the Schaff-Herzog Encyc of Religion
  1. ^ Chesterton, Gilbert Keith (1924), St. Francis of Assisi (ed. 14), Garden City, New York: Image Books, hlm. 158 

Pranala luar



Sumber :
wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, informasi.web.id, kategori-antropologi.andrafarm.com, dll.