people Cirebon
Change to impressions  M1, 2 Laptop Mobile
Title : A B D E F 
Asia   ⛤ Australia   ⛤ Europe   ⛤ Language   ⛤ Mathematics   ⛤ Medicine
Search in Collection of World Encyclopedia   
Oracle Solaris  (Previous article)(Nextpeople Kanekes

Orang Cirebon

Orang/Etnis Cirebon
Jumlah populasi

Sekitar 1,9 juta (sensus 2000)[1]

Kawasan dengan populasi yang signifikan
Jawa Barat
Bahasa
Bahasa Cirebon (termasuk dialek Jawareh, Plered, Gegesik, Ciwaringin, Pakaleran, Indramayu, Pamanukan), Bahasa Sunda dialek Cirebon, Bahasa Indonesia
Agama
Islam

Orang atau Etnis Cirebon atau Suku Bangsa Cirebon yaitu kumpulan etnis yang tersebar di sekitar Kota Cirebon dan Kabupaten Cirebon, Kabupaten Indramayu, Kabupaten Majalengka sebelah utara atau biasa dinamakan sebagai Wilayah "Pakaleran", Kabupaten Kuningan sebelah utara, Kabupaten Subang sebelah utara mulai dari Blanakan, Pamanukan, sampai Pusakanagara dan beberapa Pesisir utara Kabupaten Karawang mulai dari Pesisir Pedes sampai Pesisir Cilamaya di Provinsi Jawa Barat dan di sekitar Kec. Losari di Kabupaten Brebes, Provinsi Jawa Tengah. Berjumlah sekitar 1,9 juta. Masyarakat Suku Cirebon memeluk agama Islam. Bahasa yang dituturkan oleh orang Cirebon yaitu gabungan dari Bahasa Jawa, Sunda, Arab dan China yang mereka sebut sebagai Bahasa Cirebon.

Daftar isi

Pengakuan Suku Bangsa Tersendiri

Pada mulanya keberadaan Etnis atau Orang Cirebon selalu dikaitkan dengan keberadaan Suku Sunda dan Jawa, namun kemudian eksistensinya mengarah pada pembentukan daya pikir budi tersendiri, mulai dari ragam batik pesisir yang tidak melampaui batas menyertai pakem keraton jawa atau biasa dinamakan batik pedalaman sampai timbulnya tradisi-tradisi bercorak islam berdasarkan dengan didirikannya keraton cirebon pada zaman ke 15 yang berdasarkan islam 100%. eksistensi dari keberadaan suku atau orang cirebon yang menyebut dirinya bukan suku sunda ataupun suku jawa pengahabisannya mendapat jawaban dari sensus penduduk tahun 2010 dimana pada sensus penduduk tersebut tersedia kolom khusus untuk Suku bangsa Cirebon, hal ini berarti keberadaan suku bangsa cirebon telah diakui secara nasional sebagai sebuah suku tersendiri, menurut Erna Tresna Prihatin


Indikator itu (Suku Bangsa Cirebon) ditonton dari bahasa daerah yang dipergunakan warga Cirebon berlainan seperti bahasa Jawa atau Sunda. Masyarakat Cirebon juga punya identitas khusus yang membikin mereka merasa sebagai suku bangsa sendiri. Penunjuk lainnya yang mencirikan seseorang sebagai suku bangsa Cirebon yaitu dari nama-namanya yang tidak seperti orang Jawa ataupun Sunda. Namun, belum tidak kekurangan penelitian lebih lanjut yang dapat mengemukakan tentang karakteristik identik tentang suku bangsa Cirebon. Untuk menelusuri kesukuan seseorang, hal itu dapat diterapkan dengan garis keturunan ayah kandungnya. Lain daripada itu, jika orang itu sudah merasa ada jiwa dan spirit daerah itu (daerah suku bangsa cirebon) karenanya dia berhak merasa sebagai suku yang dimaksud

.[2]

Bahasa

Dahulu Bahasa Cirebon ini dipergunakan dalam perdagangan di pesisir Jawa Barat mulai Cirebon yang adalah salah satu pelabuhan utama, khususnya pada zaman ke-15 sampai ke-17. Bahasa Cirebon dipengaruhi pula oleh daya pikir budi Sunda karena keberadaannya yang berbatasan langsung dengan kebudayaan Sunda, khususnya Sunda Kuningan dan Sunda Majalengka dan juga dipengaruhi oleh Daya pikir budi China, Arab dan Eropa hal ini dibuktikan dengan tidak kekurangannya istilah "Taocang (Kuncir)" yang adalah serapan China, istilah "Bakda (Setelah)" yang adalah serapan Bahasa Arab dan kemudian istilah "Sonder (Tanpa)"[3] yang adalah serapan bahasa eropa (Belanda). Bahasa Cirebon mempertahankan bentuk-bentuk lawas bahasa Jawa seperti kalimat-kalimat dan pengucapan, misalnya ingsun (saya) dan sira (kamu) yang sudah tak dipergunakan lagi oleh bahasa Jawa Baku.

Perdebatan Bahasa Cirebon (Dialek Bahasa Jawa atau Bahasa Mandiri)

Perdebatan tentang Bahasa Cirebon sebagai Sebuah Bahasa yang Mandiri terlepas dari Bahasa Sunda dan Jawa telah dijadikan perdebatan yang cukup Panjang, serta melibatkan faktor Politik Pemerintahan, Daya pikir budi serta Ilmu Kebahasaan.

Bahasa Cirebon Sebagai Sebuah Dialek Bahasa Jawa

Penelitian memakai kuesioner sebagai indikator pembanding kosakata anggota tubuh dan daya pikir budi landasan (makan, minum, dan sebagainya) berdasarkan cara Guiter memperlihatkan perbedaan kosa istilah bahasa Cirebon dengan bahasa Jawa di Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta mencapai 75 persen, sementara perbedaannya dengan dialek di Jawa Timur mencapai 76 persen.[4] Untuk diakui sebagai sebuah bahasa tersendiri, suatu bahasa setidaknya membutuhkan sekitar 80% perbedaan dengan bahasa terdekatnya.[4]

Meski kajian Linguistik sampai masa ini mengemukakan bahasa Cirebon ”hanyalah” dialek (Karena Penelitian Guiter menerangkan harus berlainan sebanyak 80% dari Bahasa terdekatnya), namun sampai masa ini Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 5 Tahun 2003 sedang tetap mengakui Cirebon sebagai bahasa dan bukan sebagai sebuah dialek. Dengan istilah lain, belum tidak kekurangan revisi terhadap perda tersebut. Menurut Kepala Balai Bahasa Bandung Muh. Abdul Khak, hal itu sah-sah saja karena perda yaitu kajian politik. Dalam dunia kebahasaan menurut dia, satu bahasa dapat diakui atas landasan tiga hal. Pertama, bahasa atas landasan pengakuan oleh penuturnya, kedua atas landasan politik, dan ketiga atas landasan Linguistik.

Bahasa atas landasan politik, contoh lainnya dapat ditonton dari sejarah bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia yang sebenarnya berakar dari bahasa Melayu, seharusnya dinamakan bahasa Melayu dialek Indonesia. Namun, atas landasan kepentingan politik, pengahabisannya bahasa Melayu yang berkembang di negara Indonesia –oleh pemerintah Indonesia– dinamakan dan diklaim sebagai bahasa Indonesia. Lain daripada argumen politik, pengakuan Cirebon sebagai bahasa juga dapat ditinjau dari batas wilayah geografis dalam perda itu. Abdul Khak menerangkan, Cirebon dinamakan sebagai dialek jika ditonton secara nasional dengan melibatkan bahasa Jawa.

Artinya, ketika perda dibuat hanya dalam lingkup wilayah Jabar, Cirebon tidak ada pembanding kuat yaitu bahasa Jawa. Apalagi, dibandingkan dengan bahasa Melayu Betawi dan Sunda, Cirebon memang berlainan.[5]

Bahasa Cirebon sebagai Bahasa Mandiri

Revisi Perda, sebenarnya memungkinkan dengan bermacam pendapat linguistik. Namun, kepentingan terbesar yang dipertimbangkan dari sisi politik dapat jadi yaitu penutur bahasa Cirebon, yang tidak mau dinamakan orang Jawa maupun orang Sunda. Ketua Lembaga Basa lan Sastra Cirebon Nurdin M. Noer menerangkan, bahasa Cirebon yaitu persilangan bahasa Jawa dan Sunda. Meskipun dalam dialog orang Cirebon sedang dapat memahami beberapa bahasa Jawa, dia menerangkan kosakata bahasa Cirebon terus berkembang tidak hanya ”mengandalkan” kosa istilah dari bahasa Jawa maupun Sunda.

”Lain daripada itu, bahasa Cirebon sudah punya banyak dialek. Misalnya saja dialek Plered, Jaware, dan Dermayon,” ujarnya. Jika hendak diterapkan revisi atas perda tadi, kemungkinan agung masyarakat bahasa Cirebon hendak memprotes.

Pandai Linguistik Chaedar Al Wasilah pun menilai, dengan melihat kondisi penutur yang demikian kuat, revisi tidak harus diterapkan. justru yang perlu diterapkan yaitu melindungi bahasa Cirebon dari kepunahan..[6]

Kosakata

Beberapa agung kosa istilah asli dari bahasa ini tidak ada kesamaan dengan bahasa Jawa standar (Surakarta/Yogyakarta) baik secara morfologi maupun fonetik. Memang bahasa Cirebon yang dipergunakan di Cirebon dengan di Indramayu itu meskipun termasuk bahasa Jawa, ada perbedaan cukup agung dengan “bahasa Jawa baku”, yaitu bahasa yang diajarkan di sekolah-sekolah yang berpegang kepada bahasa Jawa Solo. Dengan demikian, sebelum 1970-an, buku-buku pelajaran dari Solo tak bisa dipergunakan karena melampaui batas sukar untuk para murid (dan mungkin juga gurunya). Oleh karenanya, pada 1970-an, buku pelajaran itu diganti dengan buku pelajaran bahasa Sunda yang diasumsikan hendak lebih mudah dimengerti karena para pemakai bahasa Sunda “lebih dekat”. Hendak tetapi, ternyata kebijaksanaan itu pun tidak tepat sehingga muncul gerakan untuk menggantinya dengan buku dalam bahasa yang dipergunakan di wilayahnya, yaitu Bahasa Jawa dialek Cirebon. [7] namun penerbitan buku penujang pelajaran bahasa daerah yang terjadi tahun kemudian tidak mencantumkan istilah "Bahasa Jawa dialek Cirebon" lagi, hendak tetapi hanya memakai istilah "Bahasa Cirebon" hal ini seperti yang telah diterapkan pada penerbitan buku penunjang pelajaran bahasa cirebon pada tahun 2001 dan 2002. "Kamus Bahasa Cirebon" yang ditulis oleh almarhum bapak Sudjana sudah tidak mencantumkan Istilah "Bahasa Jawa dialek Cirebon" namun hanya "Kamus Bahasa Cirebon" begitu juga penerbitan "Wyakarana - Tata Bahasa Cirebon" pada tahun 2002 yang tidak mununjukan lagi keberadaan Bahasa Cirebon sebagai anggota dari Bahasa Jawa, namun menunjukan eksistensi Bahasa Cirebon sebagai bahasa yang mandiri.


Perbandingan Bahasa Cirebon Bagongan (Bahasa Rakyat)

Berikut adalah perbandingan selang bahasa Cirebon dengan bahasa lainnya yang diasumsikan serumpun, yaitu bahasa Jawa Serang (Jawa Banten), Bahasa Jawa dialek Tegal dan Pemalangan serta Bahasa Jawa Baku (dialek Surakarta - Yogyakarta) dalam level Bagongan atau Bahasa Rakyat.

Banten UtaraCirebonan & Dermayon[8]BanyumasanTegal, BrebesPemalangSolo/JogjaSurabayaIndonesia
kitakita/reang/isuninyong/nyonginyong/nyongnyongakuakuaku/sayasiresirarikakoenkoekowekoenkamupisanpisanbangetnemen/temennemen/temen/teotenanmensangatkeprimenkepriben/kepriwekepriwekepriben/priben/pribekeprimen/kepriben/primen/prime/priben/pribepiye/kepriyeyaopobagaimanaoreora/belioraora/belihoraoragaktidakrabirabikawinkawinkawinkawinkawinkawin/nikahmanjingmanjingmlebumanjing/mlebumanjing/mlebumlebumlebumasukareparep/panareppanpan/pen/ape/pakarepkatenehendaksakesingsekangsingkadi/kadingsekotekodari

Dialek Bahasa Cirebon

Menurut Bapak Nurdin M. Noer Ketua Lembaga Basa lan Sastra Cirebon, Bahasa Cirebon ada setidaknya tidak kekurangan beberapa dialek, yakni Bahasa Cirebon dialek Dermayon atau yang dikenal sebagai Bahasa Indramayuan, Bahasa Cirebon dialek Jawareh (Jawa Sawareh) atau Bahasa Jawa Separuh, Bahasa Cirebon dialek Plered dan dialek Gegesik (Cirebon Barat wilayah Utara)

Bahasa Cirebon dialek Jawareh (Jawa Sawareh)

Dialek Jawareh atau dinamakan juga sebagai Jawa Sawareh (separuh) adalah dialek dari Bahasa Cirebon yang tidak kekurangan disekitar perbatasan Kabupaten Cirebon dengan Brebes, atau sekitar Perbatasan dengan Kabupaten Majalengka dan Kuningan. Dialek Jawareh ini adalah gabungan dari separuh Bahasa Jawa dan separuh bahasa Sunda. [9]

Bahasa Cirebon dialek Dermayon

Dialek Dermayon adalah dialek Bahasa Cirebon yang dipergunakan secara luas di wilayah Kabupaten Indramayu, menurut Cara Guiter, dialek Dermayon ini ada perbedaan sekitar 30% dengan Bahasa Cirebon sendiri. Ciri utama dari penutur dialek Dermayon yaitu dengan memakai istilah "Reang" sebagai sebutan untuk istilah "Saya" dan bukannya memakai istilah "Isun" seperti halnya yang dipergunakan oleh penutur Bahasa Cirebon.

Bahasa Cirebon dialek Plered (Cirebon Barat)

Dialek Plered adalah dialek Bahasa Cirebon yang dipergunakan di wilayah sebelah barat Kabupaten Cirebon, dialek ini dikenal dengan cirinya yaitu penggunaan huruf "o" yang kental, misalkan pada Bahasa Cirebon standar memakai istilah "Sira", dialek Kabupaten Cirebon anggota Barat ini memakai istilah "Siro" untuk memberi arti "Kamu", istilah "Apa" dijadikan "Apo" dan Jendela dijadikan "Jendelo". "jadi misalkan ingin menerangkan bahwa anak aku masuk teka dijadikan anak kita manjing ning teko". lain daripada itu cirebon dialek plered ada aksen tersendiri seperti memakai istilah tambahan jeh atau tah pada setiap dialog. Penutur dialek yang menempati kawasan barat Kabupaten Cirebon ini lebih mengekspresikan dirinya dengan sebutan "Wong Cirebon", berlainan dengan Penduduk Kota Cirebon yang memakai Bahasa Cirebon standar (Sira) yang menyebut diri mereka sebagai "Tiyang Grage", walaupun selang "Wong Cirebon" dan "Tiyang Grage" ada arti yang sesuai, yaitu "Orang Cirebon" [10]

Bahasa Cirebon dialek Gegesik (Cirebon Barat wilayah Utara)

Dialek Gegesik adalah dialek yang dipergunakan di wilayah Cirebon Barat wilayah Utara disekitar Kecamatan Gegesik, Bahasa Cirebon dialek Gegesik sering dipergunakan dalam bahasa pengantar Pewayangan oleh Dalang dari Cirebon dan kemungkinan dialek ini lebih halus ketimbang dialeknya "wong cirebon" sendiri. [11]

Perbandingan Dialek Bahasa Cirebon

Bahasa Cirebon BakuDialek IndramayuDialek PleredDialek CiwaringinIndonesia
Ana (Bagongan)AnaAnoAnaTidak kekurangan
Apa (Bagongan)ApaApoApaApa
Bapak (Bagongan)BapakMama'/BapaBapa / MamaBapak
Beli (Bagongan)OraBeliBli / OraTidak
Dulung (Bagongan)DulangDulangMulukSuap (Makan)
Adun (Bagongan)SokatLokSokPernah
Isun (Bagongan)ReangIsunIsun / KitaAku
Kula (Bebasan)KulaKuloKulaAku
Lagi apa? (Bagongan)Lagi apa?lagi apo?Lagi ApaSedang apa?
Laka (Bagongan)LakaLako/LangkoLakaTidak tidak kekurangan
Paman (Bagongan)PamanPamanMangPaman
Salah (Bagongan)SalahSaloSalahSalah
Sewang (Bagongan)SewongSawong-Seorang (Masing-masing)
gak tidak kekurangan gambarnya payah ah lawas jadullll ke tinggallan jaman 3845749yiuryify4iugfhi7ctb487cbyuiyuiyuifghiuahfiuhuiwhuhfuihdiuhguihsdkjhgjksdhjkfhkjewhfiuhkhsdkhfiuyheuhkshhhhhhhsdufhuhouho4y65894y8ty945yt97984utiurihudhuhfhdkgkhkgdhkuhkghrdkgkhkdukrgh.

Kebudayaan

Hubungan dengan Kebudayaan Sunda

Hubungan dengan Suku atau Kebudayaan Sunda ditandai dengan tidak kekurangannya Keraton Cirebon sebagai sebuah wujud eksistensi tidak kekurangannya Suku Cirebon, dimana pendiri Keraton Cirebon yaitu Raden Walangsungsang dan Nyai rara santang serta Pangeran Surya yang adalah Kuwu di Kaliwedi sedang keturunan Kerajaan Pajajaran yang adalah Kerajaan Sunda namun dalam perkembangan kemudian Keraton Cirebon yang adalah simbol eksistensi keberadaan Suku Cirebon memilih jalannya sendiri yang kebanyakan bercorak islam.

Hubungan dengan Kebudayaan Jawa

Dalam kaitannya dengan Kebudayaan Jawa, keberadaan Bahasa Cirebon selalu dikaitkan dengan Bahasa Jawa diakibatkan tidak kekurangannya Tata Bahasa Cirebon yang mirip dengan Tata Bahasa Jawa, serta tidak kekurangannya beberapa istilah dalam bahasa cirebon yang juga ada arti sesuai dalam Bahasa Jawa.

Isun arep lunga sing umah

Kalimat dalam bahasa cirebon di atas berarti "saya mau pergi dari rumah" dimana jika dialihkan dalam bahasa jawa istilah ini dijadikan "aku arep lungo sing umah" sehingga didapatkan istilah yang hampir serupa hendak tetapi ragam kalimat dalam bahasa cirebon tidak hanya terbatas dari serapan Bahasa Jawa, perhatikan ragam dialek dari bahasa cirebon berikut :

ari khaul mulae bakda magrib mah punten, isun beli dapat teka, ana janji sih karo adhine
[12],[13]

dalam kalimat di atas ditemukan istilah "ari" yang adalah serapan dari bahasa sunda dan istilah "bakda" yang adalah serapan dari bahasa arab. dimana jika dialihkan ke dalam bahasa sunda baku ataupun jawa baku hendak ditemukan ragam kosakata yang berlainan dengan kalimat di atas.

Referensi

  1. ^ Indonesia's Population: Ethnicity and Religion in a Changing Political Landscape. Institute of Southeast Asian Studies. 2003. 
  2. ^ Harthana, Timbuktu dan Ignatius Sawabi 2010. "Suku Bangsa Ini Bernama Cirebon". Kompas
  3. ^ Sudjana, TD. 2005. "Kamus Bahasa Cirebon". Bandung : Humaniora Utama Press
  4. ^ a b Menimbang-nimbang Bahasa Cirebon(Edisi Tahun 2009)
  5. ^ Amaliya. 2010. Argumen Politiklah Sebabnya. Bandung : Akal Rakyat
  6. ^ Amaliya. 2010. Argumen Politiklah Sebabnya. Bandung : Akal Rakyat
  7. ^ Rosidi, Ajip. 2010. "Bahasa Cirebon dan Bahasa Indramayu". : Akal Rakyat
  8. ^ Salana. 2002. "Wyakarana : Tata Bahasa Cirebon". Bandung : Humaniora Utama Press
  9. ^ Nieza. "Jalan-Jalan Ke Cirebon Sega Jamblang Sampai Batik Trusmian" : PT Gramedia Pustaka Utama
  10. ^ Nieza. "Jalan-Jalan Ke Cirebon Sega Jamblang Sampai Batik Trusmian" : PT Gramedia Pustaka Utama
  11. ^ Noer, Nurdin M. "Wayang Kulit Di Mata Matthew Isaac Cohen" : Akal Rakyat
  12. ^ Sudjana, TD. 2005. "Kamus Bahasa Cirebon". Bandung : Humaniora Utama Press
  13. ^ Salana. 2002. "Wyakarana : Tata Bahasa Cirebon". Bandung : Humaniora Utama Press


Sumber :
diskusi.biz, kategori-antropologi.gilland-group.com, wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, dan sebagainya.



 Online Registration
 Job Exchange
 Many Kinds Info
 Online Tuition Programs in the Best 168 PTS
Online Register
Scholarship Info
eduNitas.com
Being Successful is Easy
Sites
Regular Class (Online Lectures)

Profile PTS-PTS
Student Admission
Department each PTS
Study Program + Prospectus
Our Services
Quickly get a Job
Important Info
 ⛤ Africa
 ⛤ Antarctica
 ⛤ Environment
 ⛤ Formula1
 ⛤ Geography
 ⛤ History
 ⛤ Mongolia
 ⛤ Morocco
 ⛤ Subulussalam
 ⛤ Sukoharjo
 ⛤ Technology
Web List Main
Web List Regular College
Web List Postgraduate School Program
Web List Businessman School
Web List Regular Night Course
 Psychotest Practice
 Knowledge Set
 Diverse Forums
 Waivers Cost Study Submission
 Download Catalogs
 Free Tuition Program
 Businessman School
 Postgraduate School Program
 Regular College Program
 Regular Night Course
 Try Out Exam Schedule
 Sholat Times
 Al Quran Online
 Informatics Guide




Facebook Kuliah Karyawan

  ⛤  
Collection of World Encyclopedia