Blitzkrieg

Salah satu karakter blitzkrieg merupakan penggunaan kecepatan tinggi. Berkas:Penggunaan panser di lebih kurang Sungai Terek, 1942

Blitzkrieg merupakan suatu strategi militer di mana dengan terbatasnya kemampuan kepada mempersenjatai diri, menghindari suatu eskalasi konflik yang mengarah pada suatu peperangan total dengan meraih keberhasilan-keberhasilan operatif yang segera.

Tingkatan bersenjata Jerman (Wehrmacht) menggunakan suatu bentuk peperangan dari kombinasi dan koordinasi kekuatan-kekuatan udara, laut dan darat. Serangan yang mendadak, cepat dan tak terduga akan membawa kekalahan yang ideal di pihak lawan dengan tidak memberikan kesempatan apapun juga kepada mengorganisasikan suatu pertahanan diri yang stabil.

Asal mula

Kata blitzkrieg bermula dari dua kata Blitz yang berarti kilat, dan Krieg yang berarti peperangan. Kedua kata tersebut bermula dari bahasa Jerman. Konsep dari strategi blitzkrieg ini secara umum mencapai dengan sekarang masih tetap diterapkan oleh dunia militer, misalnya dalam peperangan Afganistan (gerak cepat Taliban yang sangat mengagumkan dalam merebut hampir 80% wilayah Afghanistan dari pihak pemerintah tahun 1994-1996), peperangan teluk I (gerak cepat sekutu kepada membebaskan Kuwait, tahun 1991), operasi Enduring Freedom (Invasi Amerika ke Afghanistan, Oktober 2001), dan operasi Iraqi Freedom (gerak cepat sekutu dibawah pimpinan Amerika dalam menginvasi Irak, tahun 2003)

Konsep blitzkrieg

Tidak kekurangan sebagian konsep di dalam strategi blitzkrieg atau peperangan kilat ini, yaitu:

  1. Tingkatan udara menyerang garis depan dan jabatan samping musuh, jalan utama, bandar udara dan pusat komunikasi. Pada waktu yang bersamaan infantri menyerang seluruh garis pertahanan (atau setidaknya pada tempat-tempat penting) dan juga menyerang musuh. Cara ini akan mengendalikan musuh kepada mengetahui daya utama yang akan menyerang mereka sehingga cara ini akan membuat pihak musuh kesulitan kepada membuat strategi pertahanan.
  2. Memusatkan unit-unit tank kepada menghancurkan garis-garis pertahanan utama sekaligus menusuk masuk tank-tank jauh kedalam wilayah musuh, sementara unit yang sudah di mekanisasi melakukan pengejaran dan pertempuran dengan pihak musuh yang bertahan sebelum mereka sempat membuat jabatan pertahanan. Infantri masuk serta bertempur dengan musuh supaya pihak musuh tertipu dan menjaga daya musuh kepada tidak menarik diri dari pertempuran supaya nantinya menghindari pihak musuh kepada mewujudkan pertahanan yang efektif.
  3. Infantri dan unit pendukung lainnya menyerang sisi musuh (enemy flank) dalam rangka melengkapi hubungan dengan gugusan lainnya sekaligus mengepung musuh dan atau menduduki jabatan strategis.
  4. Gugusan yang sudah dimekanisasi (seperti tank) mempelopori masuk bertambah dalam ke wilayah musuh kepada mengepung jabatan musuh dan memparalelkan dengan sisi musuh kepada mencegah penarikan pasukan dan pihak bertahan musuh kepada mendirikan jabatan bertahan yang efektif.
  5. Pasukan utama bergabung dengan pasukan yang sudah mengepung jabatan musuh kepada kesudahan menghancurkan pertahanan musuh.

Lihat juga




Sumber :
id.wikipedia.org, civitasbook.com (Ensiklopedia), kategori-antropologi.kpt.co.id, wiki.edunitas.com, dsb.