Bahasa gaulBahasa gaul atau bahasa ABG yaitu ragam bahasa Indonesia nonstandar yang lazim dipergunakan di Jakarta pada tahun 1980-an hingga saat ini mengalihkan bahasa prokem yang semakin lazim dipakai pada tahun-tahun sebelumnya. Sintaksis dan morfologi ragam ini memanfaatkan sintaksis dan morfologi bahasa Indonesia dan dialek Betawi. Ciri-ciri - Kosakata khas: berkata → bilang, berkata → ngomong, cantik →kece, dia → doi, doski, kaya →tajir, reseh →berabe, ayah → bokap, ibu → nyokap, cinta →cintrong, aku →gua, gue, gwa, kamu → lu, lo, elu, kita → kite dan lain-lain.
- Penghilangan huruf (fonem) awal: sudah → udah, saja → aja, sama → ama, memang → emang, dan lain-lain.
- Penghilangan huruf “h”: habis → abis, hitung → itung, hujan → ujan, hilang → ilang, hati → ati, hangat → anget, tahu → tau, lihat → liat, pahit → pait, tahun → taon, bohong → boong, dan lain-lain.
- Penggantian huruf "a" dengan "e": benar → bener, cepat → cepet, teman→ temen, cakap → cakep, sebal → sebel, senang → seneng, putar → puter, seram →serem.
- Penggantian diftong "au", "ai" dengan "o" dan "e": kalau → kalo, sampai → sampe, satai → sate, gulai → gule, capai → cape, kerbau → kebo, pakai → pake, mau (bukan diftong) → mo, dan lain-lain.
- Pemendekan ucap atau kontraksi dari kata/frasa yang panjang: terima kasih → makasi/trims, bagaimana → gimana, begini → gini, begitu → gitu, ini → nih, itu → tuh.
Imbuhan - Peluluhan sufiks me-, pe- seperti: membaca → baca, bermain → main, berbelanja → belanja, membeli → beli, membawa → bawa, pekerjaan → kerjaan, permainan → mainan, dst.
- Penggunaan akhiran "-in" untuk mengalihkan akhiran "-kan": bacakan → bacain, mainkan → mainin, belikan → beliin, bawakan → bawain,hidupkan → hidupin , dst.
- Nasalisasi ucap kerja dengan ucap landasan berawalan 'c': mencuci → nyuci, mencari → nyari, mencium → nyium, menceletuk → nyeletuk, mencolok → nyolok[1]
- Untuk membentuk ucap kerja transitif, cenderung menggunakan babak nasalisasi. Awalan "me-", akhiran "-kan" dan "-i" yang cukup berbelit-belit dibiarkan bebas.
- Babak nasalisasi ucap kerja aktif+ in untuk membentuk ucap kerja transitif aktif: memikirkan→ mikirin, menanyakan → nanyain, merepotkan → ngerepotin, mengambilkan → ngambilin
- Bangun pasif 1: di + ucap landasan + in: diduakan → diduain, ditunggui → ditungguin, diajari → diajarin, dibiarkan bebas → ditinggalin
- Bangun pasif 2: ke + ucap landasan yang yaitu padanan bangun pasif "ter-" dalam bahasa Indonesia baku: tergaet → kegaet, tertimpa → ketimpa, terpeleset → kepeleset, tercantol → kecantol, tertipu → ketipu, tertabrak → ketabrak
Dalam percakapan biasanya hanya kalimat pertama yang menggunakan subyek,sedangkan sisanya bahkan tidak menggunakan ucap ganti orang (pronomina) sama sekali. Contoh percakapan berikut antara Budi dan Aida dalam cerpen "Atas Nama Cinta": [Majalah Kawanku, No.08, 20-08-2000] Bahasanya singkat tetapi komunikatif. Budi: "Kamu anak baru, ya?" Aida: "Iya." Budi: "Jurusan apa?" Aida: "Sastra Inggris." Budi: "Pantesan cantik" Aida: "Makasih." Budi: "Eh,mau ini?" Aida: "Apa tuh? Obat,ya?" Budi: "Iya, kalo mau ambil aja." Aida: "Nggak, ah..." Lihat pula Referensi- ^ s:Buku Praktis Bahasa Indonesia 2#Menyolok atau Mencolok, Mencolok atau Menyolok?
Pranala luar - (Indonesia) Pusatbahasa: Bahasa prokem
Sumber : indonesia-info.net, kategori-antropologi.ptkpt.net, wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, dsb-nya. |